{O}

10 3 0
                                    









Ahsani hanya bisa terdiam menatap Arshi yang terlihat kaget sama sepertinya,Kenapa Arshi bisa ada disini?, apa hubungan gadis itu dengan keluarga ini?.

“Ahsani, kenalkan ini kakakku Arshi” Zahra menyeringai senang ia sudah menanti saat saat seperti ini begitu lama, ternyata rasanya lebih menyenangkan dari yang ia duga.

Tidak ada yang berbicara diantara Arshi dan Ahsani kedua sejoli ini hanya saling menatap membagi semua rasa yang mereka rasakan.

“Ahsani sudah kenal dengan Arshi, dia sering mampir ke tempat Arshi bekerja” Ucap Fadil cuek.

“Wah…..ternyata nak Ahsani sudah kenal dengan Arshi ya?” mamanya Zahra menyahuti percakapan antara remaja itu.

“Iya bik” Jawab Ahsani, cowok itu sama sekali tidak mengaligkan  pandangannya dari Arshi.

“Ya….sudah, kalau begitu ngobrolnya didalam saja” Saran ibunya Zahra.

“Ayo……mari masuk” Papa Zahra selaku tuan rumah, menyuruh tamunya itu untuk masuk, mereka semua duduk dikursi ruang tamu yang sudah ditata melingkar.

“Bagaimana kabarnya pak Harun?”
si tuan rumah bertanya dengan ramah, tangannya mendorong camilan kerah tamu spesialnya ini.

“Silahkan dimakan, maaf makannya hanya sedanya” Hadi ayahnya Zahra sengaja membuat pertunangannya secara sederhana hanya kedua keluarga saja yang datang, dia tidak ingin kehidupan sekolah anaknya terganggu karena perjodohan ini.

“Iya…..ini juga lebih dari cukup” ibunya Ahsani tersenyum ia mencoba sebuah kue kering yang tampak cantik sekali dengan hisasan keju.

“Wahh….ini enak sekali, apa nak Zahra yang mebuatnya?” ucap Dewi ibunya Ahsani. Sedangkan yang dipuji hanya tersenyum malu malu.

“Ahsani pasti suka juka tunangannya pintar memasak, iya kan nak?” wanita menoleh kearah Ahsani. Tapi anaknya itu tampak tak peduli dan malah menatap sendu saudarinya Zahra.

“Ahsani nak” Dewi menyentuh pundak anak bungsunya itu.

“Ah…iya ma” Ahsani dengan gelagapan menjawab pertanyaan mamanya tadi, ia sungguh tak bisa memikirkan apapun selain Arshi, ia hanya bisa menatap gadis itu yang Nampak menunduk sedari tadi.

“liatin apasih?”

“Adek….Pasti liatin Zahra ma” ucap Fadil ngaco, cowok itu sama sekali tidak peduli dengan perubahan wajah Ahsani.

Semua orang diruangan itu tertawa mendengar ucapan Fadil, tapi pengecualian untuk Ahsani dan Arshi kedua remaja itu hanya saling menatap diam menyampaikan kata yang tidak bisa mereka ucapkan.

“Sayang…tolong buatkan tehnya mama lupa?” bisik Ratna, Arshi mengagguk dan meninggalkan ruangan itu.

Arshi menaruh panci yang terisi air itu diatas kompor, setelah menghidupka apinya tangannya beralih menuangakn gula kedalam gelas. Hingga tanpa terasa setetes air mata jatuh ditangannya.

Dengan tangan mungilnya gadis itu mengahapus air matanya kasar, ia tidak sedih melihat Ahsani yang akan segera bertugangan dengan Zahra. Tapi karena ia harus mengunakan cowok itu untuk memebalas dendamnya ke Zahra.

Pasti Ahsani sekarang begitu kanget melihat kenyataanya bahwa ia dan Zahra adalah saudara, pasti Ahsani akan bingung kalut tidak karuan. Memikirkan itu mebuat Arshi merasa begitu jahat, ia tidak ada bedanya dengan Zahra jika ia berbuat begini tapi jika ia tak balas dendam bukankan ia tidak akan pernah mendaaptkan keadilan?.

Arshi tersentak saat suara air yang mendidih menyadarkan ia dari lamuanannya, dengan cekatan tangannya menuangkan air panas itu kedalam cangkir, lagi lagi Arshi melamun saat mengaduk teh.


Nikung?Where stories live. Discover now