BAB 4

188 4 0
                                    


"Melia!!!" panggil Raka dan membuka pintu kamarku tanpa mengetuknya.

"Apa!!?? Kenapa teriak-teriak sih?" tanyaku dan kembali fokus ke drama yang sedang ku tonton.

"Kamu di kerjain di kelasmu kan!? Kamu di bully?" tanya Raka yang berdiri di sampingku sambil berkacak pinggang.

Aku sempat terkejut dengan pertanyaan Raka. "Siapa yang di kerjain!? Aku gak di kerjain, di bully atau membully tuh!" jawabku tanpa memalingkan wajahku dari lapy (Laptop).

"Aku dengar kalau mejamu di coret-coret, terus di taruh sampah dan saat kalian sedang olah raga, pakaian seragammu di sobek-sobek kan!!"

Ya selain di coret-coret dan di taruh sampah di mejaku, beberapa waktu lalu seragamku dirobek sampai aku tidak bisa mengenakannya lagi, sebetulnya setelah itu ada beberapa hal lagi. Saat aku selesai latihan dan sedang menunggu Raka atau tukang ojek yang biasa aku pakai jasanya, sepertinya ada seseorang yang sedang mengawasiku. Kadang kalau aku harus menunggu agak lama aku akan masuk ke swalayan yang ada di dekat tempat latihanku itu dan menunggu jemputan di sana.

"Siapa yang kasih tahu kamu!?" tanyaku balik.

"Jadi benar berita tentang kamu dikerjain itu!?"

"Oh... tentu saja itu berita bohong." elak ku.

Raka memutar kursiku sampai menghadap ke dia dan wajah kami saling bertemu.

"Mel, sudah aku bilang kalau ada apa-apa bilang padaku kan!?" ucap Raka dan aku sama sekali tidak bisa membalas tatapan matanya. "Apa selain coretan, sampah dan seragammu di sobek ada lagi? Jangan-jangan waktu malam kita di ikuti itu sebenarnya mereka mengincar kamu bukan aku!?"

"Gak ada cuman itu aja." ucapku bohong sambil menggeleng.

"Kamu tahukan aku sangat khawatir, bagaimana kalau terjadi lagi kejadian kaya dulu!?"

"Dulu aku di culik, bukan di kerjain kaya gini. Lagi pula itu gak ada hubungannya dengan aku di kerjain kan!?" sebetulnya aku sendiri tidak yakin penculikan dulu dan seseorang yang mengerjaiku saat ini ada hubungannya atau tidak, lagi pula pasti tidak ada hubungannya kan, secara penculikan dan di kerjain itu hal yang jauh berbeda.

"Apa maksudmu tidak ada hubungannya? Bagaimana kalau orang yang menculikmu dulu menyuruh seseorang untuk ngerjain kamu di sekolah dan membuat kamu lengah biar bisa dia culik lagi!?" ucap Raka. "Kamu sendiri tahu kalau penculiknya belum ke tanggap sampai saat ini kan!?"

"Ka, itu gak ada hubungannya!! Sudahlah jangan terlalu di pikirkan, sana keluar aku mau konsen nonton drama." usirku.

"Mel..."

"Raka, kamu tahukan kenapa aku mulai latihan kickboxing, agar aku mampu melindungi diriku saat kepepet dan kalau memang orang yang menculikku dulu mau aku lengah, dia juga gak bisa segampang itu nyulik aku kan!?" ucapku. "Pertama aku selalu berangkat dan pulang denganmu atau kadang Jane dan Aldi akan mengantarku pulang, jadi orang itu gak ada kesempatan buat menculikku lagi, Raka." Aku mencoba menenagkan Raka dari rasa khawatirnya.

"Tapi tetap saja, kenapa kamu tidak memberitahuku tentang kejadian di sekolah!?"

"Karena aku gak mau kamu mengambil kesimpulan seperti saat ini dan aku sudah cukup merepotkanmu sampai-sampai kamu harus putus dengan kekasihmu hanya untuk menjaga adikmu ini."

"Tck... aku putus dengan dia itu karena aku memang ingin putus bukan karena kamu."

"Kalau begitu beri tahu aku alasannya kalau bukan karena aku!?"

MEMORIUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum