"Mm... aku gak perhatikan bagian dalam restoran kemarin itu. Kenapa?"

"Oh...gak apa-apa."

"Kakakmu masih lama?"

"Paling bentar lagi balik, kita main PS aja yuk..." aku membuka lemari yang ada di bawah TV, tapi aku langsung mengurungkan niatku. "...kita ke tempatnya Ana aja yuk!?"

"Kenapa tiba-tiba?"

"Aku bosan di rumah. Aku ganti celana dulu ya..." aku buru-buru pergi ke kamar untuk mengganti pakaian dan mengambil tasku. "... Suk, masukan lagi cemilannya, kita bawa ke tempat Ana." teriakku dari kamar.

Sebelum mobil Sukma bergerak aku mengabari Raka kalau aku dan Sukma pergi ke tempat Ana dan memintanya untuk jaga rumah atau berlama-lama saja di tempat temannya. Kami menyempatkan mampir ke tempat penjual buah dan membeli beberapa jenis buah untuk keluarga Ana dan untuk kami nikmati saat di rumah Ana nanti.Tempat tinggal Ana berada di gang tapi masih bisa di lewati mobil, walau rada sulit mencari tempat parkiran, apa lagi kalau halaman depan rumah Ana terparkir mobil Bapaknya, sulit untuk memarkirkan mobil Sukma ini.Sebetulnya halaman depan rumah Ana biasa di pake orang untuk mutar kendarannya, dan rumah Ana juga di jadikan tempat jualan bahan-bahan makanan, ada telor mentah, kecap, sabun, jajanan anak-anak dan lain-lain. Selain itu Bapaknya Ana juga punya toko sembako di daerah Pasar Baru, itu sebabnya Ana jarang bisa kumpul dengan kami, kecuali Ibunya sudah pulang dari sekolah. Ibu Ana seorang guru SMP, sedangkan adik-adiknya masih duduk di kelas satu SMP. toko yang ada dirumahnya buka saat ada orang di rumah, tapi kalau hari minggu gini bukanya dari pagi. Sukma memarkirkan mobilnya di halaman depan rukonya Ana dengan rapi. Kami memasuki toko Ana dan kami mendapati salah satu adiknya Ana sedang duduk di balik meja kasir sambil menonton TV yang ada di seberang dia.

"Lulu apa Lili ini?" tanyaku saat melihat adiknya Ana.

"Lulu, Kak..." jawab Lulu. "Kakak ini udah berapa kali kesini masih aja belum bisa bedain aku sama Lili, padahal rambut kami-bahkan muka kami tidak terlalu mirip." ucap Lulu.

"Hahaha... maaf-maaf, jangan ngambek, Lu..." ucapku sambil mengacak rambut pendeknya. "Ana mana?"

"Ada di dalam lagi cucian piring kayanya. Masuk aja." ucap Lulu.

Kami pun memasuki bagian dalam rumah Ana dan memanggil namanya Ana sambil terus berjalan ke arah dapur.

"Ana!?" panggilku.

Ana, Mama Ana dan Lili menoleh ke arah suaraku.

"Oh, kalian udah datang!? Naik ke kamarku aja duluan, habis ini aku langsung ke atas." ucap Ana.

"Ini ada buah untuk orang rumah, Tante." ucap Sukma sambil menaruh dua plastik berisi buah semangka dan jeruk di atas meja makan.

"Ya, ampun... gak usah repot-repot kaya gini." ucap Mama Ana tak enak.

"Gak apa gak ngerepotin kok, Te."

"Ya udah, makasih ya." ucap Mama Ana. "Ana, ini sisihkan dan bawa ke atas untuk kalian makan..."

"Gak usah, Tante, kami juga beli jeruk yang sama untuk kami makan kok. Itu sengaja kami buat keluarga Tante." ucap Sukma buru-buru.

"Oh ya!? Astaga, terima kasih banyak loh, Sukma, Melia. Kalau gitu biar Tante siapin minuman dingin untuk kalian, kalian naik saja ke kamar Ana nanti biar Ana yang bawa minumannya."

"Baik, tante." ucapku dan Sukma bersamaan.

Ana masuk dengan membawa minuman dan beberapa kue untuk cemilan kita.

"Jane belum selesai ibadahnya?" tanya Ana.

"Belum, tapi tadi udah ku kabari kalau kita kesini." jawabku sambil mengunyah coklat yang dibelikan Sukma waktu datang kerumahku tadi.

MEMORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang