"He-eh, mama sama papaku udah cerai waktu aku SMP." jawabku santai.

"Oh, maaf."

"Kenapa minta maaf!? Santai aja, lagi pula mama dan papaku gak ngelarang anak-anaknya untuk menginap atau menghabiskan waktu dengan salah satu dari mereka."

"OH... aku lupa!? Bukannya kita punya tugas kelompok kesenian, minggu depan kita harus menunjukan drama singkat kita kan!?" ucap Ana.

"Oh... terus kapan kita latihannya!?" sambung Jane. "Dan bagaimana dengan Aldi, pulang sekolah dia harus latihan basket?"

"Benar bagaimana denganmu, Di?" tanyaku.

"Kalian bisa latihan duluan nanti selesai latihan basket, aku nyusul deh."

"Kapan kita mulai latihan?" tanya Sukma.

"Besok aja..." usul Aldi.

"Kita latihan di sekolah aja kalau gitu, biar Aldi gak perlu jauh-jauh." ucap Ana.

"Latihan di kelas?" tanya Sukma.

"Kita latihan di kelas seni aja, nanti aku minta ijin sama minta kuncinya sama guru seni." ujar Ana.

"Wah, kita masih kelas X tapi udah padat begini jam terbangnya." ucap Aldi.

"Aahh..." jeritku tertahan.

"Kenapa, Mel?" tanya Jane terkejut.

"Aku ada latihan!!" jawabku saat teringat jadwal latihan kickboxingku.

"Jadi, bagaimana latihan drama kita?" tanya Ana.

"Hari ini kita gak latihankan? Hari ini aku akan rembukan sama pelatihku, mungkin aku bisa mengganti jam latihanku habis kita latihan drama." ucapku.

"Beneran gak apa kamu ganti jam latihanmu, Mel?"

"Iya, malam bahaya loh..." sambung Jane.

"Tenang, aku punya supir pribadi, si Raka." jawabku.

"Jadi semua sudah gak ada masalahkan? Kalau gitu aku mau ke lapangan dulu, latihan sebentar dan ini tolong bayarkan makananku ya." ujar Aldi sambil menyerahkan uang ke aku untuk bayar makanannya sebelum pergi meninggalkan kantin.

"Kalau gitu, mending kita ganti baju sekarang deh, sebelum bel pelajaran selanjutnya berbunyi." usul Sukma.

Pelajaran berikutnya hingga bel pulang sekolah membuat kepalaku berdenyut-denyut, bahkan di pelajaran terakhir tadi kami di berikan pekerjaan rumah oleh guru matematika. Dan pelajaran itu adalah pelajaran yang gak aku suka.

"Ana.... Boleh gak besok aku nyontek PR matematikamu?" rayuku.

"Gak mau." jawab Ana tegas.

"Ukh... teganya..." ucapku sambil memegang dadaku berpura-pura terluka. "Sukmaaaa..." aku berpindah merayu Sukma.

"Kerjain bareng aja gimana!?" usul Sukma.

Aku langsung memasang tampang malas. "Aku ada latihan hari ini." ucapku.

"Kamu latihannya jam empat kan, ini baru jam setengah tiga." sambung Ana. "Dan maaf aku gak bisa gabung dengan kalian, aku harus pulang gantikan ayahku jaga toko."

"Ok, gak apa... kita kerjakan disini aja bagaimana?" ucap Sukma.

"Raka udah nunggu di luar..." ucapku.

"Kalau gitu suruh aja dia masuk kesini dulu, gak lama kok ngerjain ini."

"Iya, aku juga akan suruh supirku untuk nunggu kita di dalam." ucap Jane.

MEMORIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora