Aku meledak, karena aku ingin memancing amarah kak Taehyung. Aku ingin melihatnya marah. Yang ku dengar sebelum ini, kak Taehyung adalah orang yang mudah marah.

"Sebentar lagi jam 12 malam, lebih baik kamu buat permohonan dan tiup lilin mu, Sooyoung."

Aku melihat timer ponselku diatas meja yang memang sengaja ku pasang sebagai pengingat. Benar saja, beberapa detik lagi waktu hari akan berganti. Aku menutup mataku dan memasang tautan tangan di depan dada, memanjatkan permohonan sambil menggerutu karena lagi-lagi kak Taehyung berhasil mengalihkan topik.

Aku meniup lilinku setelah selesai memohon.

Saat ku buka mata sambil tersenyum, pemandangan pertama yang kulihat adalah kak Taehyung yang mengernyit bingung. Maaf kak, kali ini aku ingin egois.

"Kamu minta apa?" tanyanya masih dengan raut bingung.

Aku tersenyum, dia melanjutkan. "Kamu tidak minta apa yang aku minta?"

Aku hanya mengangguk tanpa melepas senyum. "Lalu apa permintaanmu?" tanyanya lagi.

Aku mengarahkan jari tengah, jari manis dan jari kelingkingku, "aku minta tiga."

"Apa itu?"

"Pertama, aku ingin melihat kak Taehyung marah padaku...." kataku sambil mengarahkan telunjuk kearahnya.

Aku tersenyum saat kulihat, mata kak Taehyung yang berubah merah. Dan dia mulai mendekat padaku sambil menyingkirkan meja yang menghalangi kami. Selanjutnya, aku hanya tersenyum dengan yang kak Taehyung lakukan padaku.

Sudah berapa kali ku bilang, kalau hari ini aku bahagia. Bahkan senyumku sudah tidak terhitung. Marahnya kak Taehyung adalah bagian yang aku suka. Karena kamu bisa merasakan surga saat kak Taehyung marah, itu yang sering ku dengar.

"Apa permintaan keduamu?" tanyanya tanpa berhenti dari aktivitasnya.

Ku peluk lehernya mengisyaratkan apa yang akan ku katakan, "aku ingin terus bersama kak Taehyung."

Ku dengar dia menghela nafas di ceruk leherku, helaan nafas yang berat. "Bahkan malaikat tidak bisa mewujudkan permintaanmu yang ini. Apa yang ketiga?"

Aku mendengus, "kalau begitu kenapa harus ada malaikat diantara kita?"

"Untuk membantuku kembali. Sekarang, apa yang ketiga?"

Aku melepaskan pelukanku, menghapus keringat dari pelipisnya. Dalam hati kebingungan sendiri kenapa dia bisa berkeringat sepertiku.

"Aku ingin kakak bisa hidup lagi. Dan menjadi manusia."

Dia berhenti dan aku juga berhenti. Mata kami bertemu. Aku tidak bisa menelaah apa isi pikirannya dari mata itu, aku bukan cenayang. Dan sepertinya, dia juga tidak bisa menelaah apa isi pikiranku karena aku memikirkan banyak hal saat ini.

"Kamu tahu seberapa kapasitasmu untukku, Sooyoung." katanya.

Aku diam saja, rahangku ikut mengeras seperti dia. Dia bodoh karena tidak ada usaha sama sekali. Dan aku juga bodoh karena meminta sesuatu yang aku tahu tidak akan pernah terwujud sekalipun vampir menjadi peminum susu.

Dengan helaan nafas berat, aku mengucapkan kata yang paling memberatkanku selama bersamanya. Aku tidak rela, tapi dia bilang aku harus.

"Baiklah...." kataku sambil melihat kearah lain, "aku melepas kak Taehyung. Kakak boleh pergi."

Setelahnya semua terasa hampa. Kak Taehyung pergi tanpa bekas apapun. Aku tersenyum saat masih bisa mendengar suara kak Taehyung yang mengucapkan terimakasih, sementara wujudnya yang sudah tidak bisa kulihat lagi.

Apa aku belum bilang, kalau aku sama dengan Ji Euntak?








halo semuanya, saya author tinkervell...

nyangka gak, aku ikut projek ini? nyangka lah pasti, kan ada yang tag hehehe

ngomong-ngomong, makasih loh buat yang udah tag. makasih juga buat @stardusoftae dan author lain yang sudah mengusulkan ide ini... hehe

dan inti dari pidato panjangku adalah ;

selamat ulang tahun kakakku park sooyoung a.k.a red velvet's joy

panjang umur, sehat selalu, murah rizki, di lindungi Tuhan, semoga banyak main drama dan jadi peran utama lagi, dapet tawaran masuk televisi lebih banyak lagi, bisa ketemu aku di masa depan(loh, kamu siapa? wkwk) dan semoga kedepannya gak ada haters lagi.

amiiiin.....

udah itu aja, babibubabay~

JOY! || JOY'S BIRTHDAY PROJECTWhere stories live. Discover now