No Brainer

798 140 3
                                    

"Unnie kita mendapat komentar buruk lagi." ucap Yerim.

Kami menoleh serempak ke arahnya yang sekarang berubah murung. Untuk beberapa saat, kami terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai akhirnya, Seungwam unnie mendekat ke arah Yerim dengan langkah terseok. Ikut bergabung membaca komentar-komentar yang entah bagaimana kasarnya.

Seulgi unnie dan aku berpandangan, sebelum dia kembali sibuk dengan kertas di tangannya. Sibuk menggambar. Dan ku lihat, Joohyun unnie menatap kosong ke arah televisi yang menyala. Jelas sekali, unnie tidak menontonnya.

Aku diam saja. Bingung harus berbuat apa, sebagian dari komentar buruk itu pasti tentang aku. Dan Yerim yang kini tengah menangis dalam diam juga sering jadi sasaran. Gadis dua puluh tahun itu baru-baru ini kembali dapat komentar buruk.

"UNNIE!!!" teriakku.

Aku melihat Joohyun unnie mengambil mengambil pisau buah di depan kami. Wanita itu dengan cepat mengarahkannya ke pergelangan tangannya sendiri. Untung aku tidak kalah cepat. Gerak-gerik unnie sudah ku perhatikan sejak tadi.

"Unnie apa-apaan?! Unnie nggak mikirin perasaan kami?! Kami masih butuh unnie! Unnie jangan lari dari tanggung jawab gini dong!" teriakku.

Aku sangat frustasi sekarang. Genggamanku di pergelangan Joohyun unnie juga makin mengerat. Aku tidak bermaksud membentaknya. Jujur, aku hanya merasa bersalah.

"Aku nggak kuat Soo-ya.... Aku merasa aku bukan leader yang baik. Aku tidak berguna! Bukannya sesuatu yang tidak berguna lebih baik di buang?"

Unnie menangis. Diam-diam hatiku teriris. Mataku sudah memerah. Bahkan Joohyun unnie jarang mendapat pemberitaan miring. Tapi ternyata unnie menanggung beban yang sama bahkan mungkin lebih besar di banding kami.

Yerim menangis makin kencang di pelukkan Seungwan unnie. Seulgi unnie pun memeluk Joohyun unnie sementara aku memandangi mereka dengan tangisan dalam diam.

Aku tahu apapun profesi yang aku jalani sekarang, pasti ada-ada saja orang yang tidak suka. Apalagi di sini ada kami. Bukan hanya aku, kamu, ataupun dia. Kami di sini di satukan dalam sebuah grup. Jadi beban kami akan jadi lebih besar.

Kami tidak bisa menutup mata dengan kata ,"ah, kan cuma kamu yang di hujat. Aku enggak!"

Atau

"Hidupmu ini, kenapa aku yang repot?"

Atau

"Honor ku tetap tidak akan berkurang sekalipun kamu di hujat."

Ya kalian boleh menganggap kami berlebihan. Tapi nyatanya, kami bergantung satu sama lain sebagai grup. Sebagai teman. Sebagai sahabat.

Dan atau kalian boleh mengkritik kami. Tapi tolong lah, bahasa kalian itu bukan lagi bahasa kritikan. Bahasa kalian itu terlalu kasar, kami tidak suka. Kami takut, kami sedih, dan kami tertekan. Kalian tahu itu?

Aku hanya mohon kalian tempatkan diri kalian dulu sebagai diri kami. Atau paling tidak, mengertilah keadaan kami. Pahami kami, kalian harus tahu dulu kami seperti apa sebelum kalian menghujat dengan kata kasar tak berotak.

Lihat dampaknya?

Joohyun unnie di anggap kasar dan tidak sopan kepada senior di salah satu acara. Kalian menghujat tanpa tahu bahwa Joohyun unnie sebenarnya sangat malu dan sangat gugup saat itu.

Lalu Joohyun unnie berusaha berubah, ada saja lagi korban tangan panas tulisan kalian. Yerim yang katanya punya kepribadian buruk, Seungwan unnie yang rasis, atau aku yang kasar kepada Seulgi unnie. Hey! Kita bahkan baik-baik saja sampai sekarang.

Pig velvet? Cih! Boleh aku lempar umpatan itu kepada kalian? Memang secantik dan sesempurna apa kalian?

We can't sing?

Ayo kita adu nyanyi di depan publik.

Sekali lagi, lihat dampaknya!

Joohyun unnie nyaris meninggalkan grup nya karena kalian. Dan sekali lagi pula, mungkin kalian menganggap kami berlebihan.

Tapi coba lihat kami yang benar-benar berjuang dari nol. Dan itu semua di awali hujatan dari kalian. Selama empat tahun, ku kira akan berubah. Tapi ada-ada saja kata kasar dari kalian untuk kami.

Sebenarnya apa salah kami?

Apa salah jika kami ingin seperti idol lain yang dari awal debut sudah banjir pujian?

Apa salah jika kami siap berperilaku seperti apapun asal nama grup kami tetap bersinar?

Atau

Apa salah jika kami menjadi idol?

Sudahlah aku tidak tahan. Apalagi dengan keadaan Joohyun unnie dan Yerim yang makin kacau. Seulgi dan Seungwan unnie malah ikut menangis sekarang. Mereka mengenang masa-masa sebelum mereka memutuskan untuk jadi trainee.

Masa-masa dimana mereka bisa bermimpi dengan bebas tanpa takut di hujat, di remehkan dan di anggap sebelah mata.

Aku meraih ponsel di tangan Yerim. Aku akan melakukan apa yang harusnya dari dulu aku katakan setiap kali ada komentar jelek untuk kami. Aku bahkan sudah tidak peduli apa akibatnya setelah ini. Sekalipun aku di keluarkan oleh agensi. Aku tidak peduli. Asalkan Red Velvet tetap ada dan para unnie dan Yerim tidak banjir hujatan lagi.

Aku mengganti akun grup dengan akun pribadi rahasiaku. Dan aku siap meledakkan semuanya.

"Fuck! You all are no brainer!"

cerita ini hanya fiktif belaka

tolong jangan diambil hati apalagi di ambil jantung heuheuheu

dan aku nggak tahu hate comment apalagi yang sudah cinta-cintaku terima

karena aku menutup mata untuk para penghujat red velvet hahahahahahahahah

JOY! || JOY'S BIRTHDAY PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang