[24]

2.9K 417 36
                                    

Kau berlari menuju halaman depan dan terdiam.

"Ku ingin marah."

Bagaimana tidak?

Kau hanya melihat pecahan piring kaca tanpa satu orang pun disana. Kau berpikir bahwa ini adalah sebuah pengalih perhatian.

Kau menatap nyalang ke pintu rumahmu. Dengan niat penuh, kau menendang pintu tersebut agar terbuka.

Rumahmu gelap. Cahaya yang masuk tidak lah cukup terang karena cuaca yang mendung. Kau berjalan menuju ke arah saklar lampu dan menyalakannya.

Saat kau berbalik, kau terkejut lantaran rumah terdapat banyak payung berbagai warna tergeletak.

"Apa-apaan?"

Saat kau akan mendekati salah satu payung untuk ditutup, tiba-tiba payung itu bergerak dan munculah seorang pria tinggi berkulit sedikit lebih gelap dengan setelan jas yang sewarna dengan warna payungnya—navy. Ia tersenyum padamu yang tampak terkejut.

"Maaf, siapa ya?"

Kemudian payung berwarna kuning juga bergerak dan pria dibalik payung tersebut juga memakai pakaian yang sewarna dengan payungnya. Dia Soonyoung.

"Eh?"

Semua payung kemudian bergerak dan menunjukan semua orang dibaliknya.

Termasuk payung yang berwarna hitam.

"Kak Jihoon?"

Kau bukan hanya terkejut karena "keberadaan payung-payung" ini tapi juga terkejut karena Jihoon menatapmu dengan senyuman.

Senyuman lebar yang jarang kau lihat.

"Kaget?" tanyanya sambil terkekeh diikuti tawa dari pria payung lain.

"Ngapain sih kesini? Pake ginian segala. Ini juga siapa? Ada kak Soonyoung sama kak Seungcheol segala."

Jihoon mendekatimu, "santai. Mereka temen-temenku," kak Jihoon menoleh dikit dan mereka semua keluar dari rumahmu.

Tinggalah kalian berdua.

"Mau apa sih kak pake ginian segala?"

Jihoon menarik nafas, "pertama, aku mau minta maaf udah bikin kamu pergi dari rumah, muter-muter nyariin kamu. Ke—"

"Iya dih! Kesel tau ga! Orang lagi mager juga."

"Mager juga kamu tetep pergi."

"Eh iya. Yaudah lanjut."

"Kedua aku mau minta maaf karena udah ilang tanpa kaba–"

"Ilang mah 1 2 hari gapapa kak."

"Iya-iya. Kamu motong omongan lagi aku cium."

Kau akhirnya diam dan mendengarkan.

"Dan soal yang di kafe dulu.." Jihoon menggaruk tengkuknya, "aku minta maaf bukan karena nolak. Tapi karena aku ga mau kamu yang nembak. Karena aku ilang juga mikirin tentang ini. Kalau aku nerima kamu, rencanaku sia-sia dong."

"Jadi, (y/n). Aku mau ngulangin kata-katamu yang kemarin.."

Jantungmu berdebar saat ia memberikan mu bunga kesukaan.

"Kakak suka sama (y/n). Kakak suka banget cara kita ketemu tiap hujan dibawah payung yang sama. Kakak juga suka sama sifat kamu yang ceria."

Kau memotong, "aku tau ini arahnya kemana," kau tersenyum.

"Hm?"

"Iya."

Setelah me—replay kejadian itu, kini kau telah jadi milik Lee Jihoon.

"Ga mau meluk nih?" tanya dia dengan nada jahil.

Itu membuat pipimu memerah.

"Jihoon keju anj."

"Anjay anjay."

"Cieeee.."

"Kanmakan lah ayo."

Dan banyak lagi suara gaib yang berasal dari teman-teman Jihoon yang hanya bisa menonton dari luar.

[•]

Hae yeorobun~ (ಥ ͜ʖಥ)

Umbrella ; Woozi [✔️]Onde histórias criam vida. Descubra agora