[17]

2.7K 424 16
                                    

Malam hari setelah Hyeon pulang dari rumahmu. Kau mendapati sebuah motor yang tidak asing di halaman rumahmu. Kau pun segera menuju ke ruang tamu.

"Eh dek," panggil Seungcheol.

Ia duduk sendirian. Kau yakin kakakmu tengah mencarikan ia minum.

"Woy dek!" panggilnya lagi.

"Apaan sih?"

"Lo dipanggil bukannya datengin malah bengong. Sini etdah."

Dengan langkah malas kau duduk di sofa yang ada di hadapan Seungcheol.

"Katanya, lo ditolak Jihoon?"

"Iya."

"Seriusan?"

"Duarius," kau beranjak sebentar mengambil payung hitam milik Jihoon dan menyerahkannya pada Seungcheol, "sekarang, tolong balikin ini kak. Jangan sampe lo kasih ke gue lagi."

Seungcheol menerima itu kemudian menatapmu, "move on?"

"Iya lah kak. Ga baik terjebak sama sesuatu yang bikin sakit."

"Bener nih?" goda Seungcheol.

"Iya."

"Yakin?"

"Iya!"

"Oh oke. Gue janji ga bakal ngasihin payung ini ke lo lagi."

Kau mengacungkan jempol kemudian meninggalkan untuk menuju dapur.

>•<

Kau membuka ponselmu. Membuka roomchat mu dengan Jihoon. Hyeon bilang padamu untuk menghapus semua percakapan itu. Tapi tidak memblokirnya. Karena itu hal kenak-anakan. Setidaknya jika kau menyerah padanya, bukan berarti kalian tak bisa menjadi teman. Teman yang jarang berkomunikasi.

Lee Jihoon
Hei

Kau terkejut melihat sebuah pesan masuk dari seseorang yang baru saja menolakmu.

Kau menghela nafas, baru kemudian membalas.

Apa?

Lee Jihoon
Kamu gapapa?

Gapapa

Lee Jihoon
Udah malem ga tidur?

Kak

Lee Jihoon
Apa?

Gapapa
Aku ngantuk

Lee Jihoon
Yaudah
Tidur sana

Iya

Lee Jihoon
Night

Read.

Sial. Jantungmu malah berdetak kencang hanya karena satu kata yang tak pernah Jihoon ucapkan padamu.

Kau memukul wajahmu berkali-kali dengan bantal, "ga boleh! Harus move on!"

>•<

Umbrella ; Woozi [✔️]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant