Part 3 || Season II

675 59 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca

Happy reading:)

Urusan perasaan mah belakangan. Lagipula manusia jadi lemah karena cinta

***

Masih pagi. Benar-benar masih subuh ,vila di bukit Serdadu itu sudah terdengar suara gemerusuk yang cukup menganggu.

"Udah belum?Satu jam terbuang sia-sia nih! " teriak Nelson. Ia gemas sendiri kala menunggu teman-teman perempuannya bersiap-siap.

"Bertar duluu! Eh, sisirku ketinggalan! " lantai atas serasa gempa. 'Mereka' berlarian ke sana kemari.

Tak lama kemudian 5 orang gadis turun dari lantai atas, menenteng koper dan ransel. Mereka berlima sepakat menggunakan pakaian kasual untuk perjalanan ini.

"Udah. Ayo berangkat,nanti ketinggalan. " ucap Chintya sambil menenteng dua koper besar.

"Sini, aku bantuin" Dewa meraih koper di tangan kiri Chintya lalu menyeretnya dengan mudah. Sementara itu, Dewa hanya membawa tas ransel di punggungnya, itupun hanya sebuah ransel kecil.

"Yang buat terlambat siapa. Yang koar-koar siapa" gerutu Nelson pelan.

"Apa?!! " Chintya berbalik menghadap Nelson. Pendengarannya kebetulan sangat tajam.

"Nggak apa-apa" jawab Nelson dengan raut datarnya.

Mereka menuju sebuah mobil bertipe Convertible berwarna merah,yang ukurannya cukup besar. Ada dua buah mobil di sana. Kebetulan warnanya sama.

"Semobil sama aku ya" ajak Nelson. Matanya menatap manik mata biru Camelia.

"Oke"

"Aku ikut kamu aja ya. Yuk Far"

Zuhair menarik tangan Faricha untuk mengikutinya.  Faricha hanya menurut saat Zuhair membantunya menaiki bagian belakang mobil itu.

"Tambah satu anggota dong, biar seru" ujar Faricha. Matanya melirik ke sana kemari mencari teman-temannya yang belum menaiki mobil. Dan pilihannya jatuh pada Elisa yang sedang berdiri bimbang di samping Chintya.

Baru saja ia mau berteriak menyerukan nama Elisa, seseorang mendahuluinya, saat Elisa akan menoleh karena panggilan Faricha..

"Elisa semobil denganku" Rendi menarik tangan Elisa untuk duduk di bagian depan mobil satunya.

"Sorry ya Far" Elisa memberi isyarat pada Faricha. Yang dibalas Faricha dengan gelengan dan sebuah senyuman. Paham.

"Oke, kalau gitu... Gimana sama..  Ehmm... Ranie...!! Ke sini yaa"

"Iya. " Ranie lalu menaiki mobil yang sama dengan Faricha. Kini mereka berlima dalam satu mobil.

"Ayo cepat!!" teriak Faricha pada Nelson.

"Kita balapan!! " lanjutnya lagi.

Teriakannya terdengar sampai ke mobil satunya lagi yang dibalas oleh Rendi dengan smirk andalannya. Tantangan itu diterimanya.

Deruman mesin mobil terdengar sepenjuru bukit. Jalan yang sedikit buruk serta matahari yang baru menyembul menjadi saksi bagaimana ahlinya kedua pengemudi yang saling adu kecepatan itu.

"Jangan banyak gerak Far.. Nanti jatoh gimana? " ucap Zuhair khawatir. Dahinya berlipat.

Dari tadi Faricha bergerak ke sana kemari tak kenal lelah. Ia memang gadis yang hyperaktif. Gerakannya luwes namun sedikit kaku karena mengenakan high heels yang baru diberikan Zuhair dulu saat ulang tahunnya.

✔️The Shadow Of Miracle (END) Where stories live. Discover now