wanita lain

27 1 0
                                    

Dua hari tanpa ada kabar dari fajar..
Entah ada dimana aku tidak mengetahuinya..

Aku hanya bisa berdoa agar fajar selalu selamat dimana pun ia berada..
Dan aku..
Aku hanya bisa berbohong di depan anak2ku, orang tua dan teman2 ku..
Karena aku tidak tidak ingin semua mengetahui kondisi rumah tangga ku..
Dan itu untuk kebaikan ku sendiri..

Tok tok tok..

"Waalaikum salam..
Siapa??"

"Buka pintunya ibu..
Ini gw ayah.."

"Alhamdulillah akhirnya kamu pulang juga fajar.."
Ucapku dalam hati..

Aku bergegas membuka kan pintu namun apa yang aku terima??

Perkataan yang membuat hati ini sakit..

"jangan tanya2 gw kmna..
Yang penting gw balik kan??
Gw mau mandi dan lgsng tidur..
Cape.."

"Astagfirulloh...
Tega sekali kamu fajar "
Ucapku dalam hati..

Dan aku hanya menjawab..

"Iya..

***

Tak sengaja aku bercermin..
Setelah aku melakukan solat malam..
Hendak memakai baju tidur..

"Ya ALLOH..
betapa kurus nya aku...
Badan ini sudah seperti kulit dan tengkorak."

Cemas ku..

Aku terlihat seperti nenek2 dengan wajah yang penuh dengan jerawat bernanah..

Entah kenapa wajah ku bisa seperti ini..

Aku baru bisa melihat jelas kondisi wajah ku malam itu..

"Mana wajah mulusku yang dahulu..."

"Sebelumnya..
Tidak parah seperti ini.."

"Saat aku ke dokter kulit dan memakan vitamin kulit..
Wajah ku masih belum seperti ini"
Ucapku dalam hati cemas..

Aku tidak tahu mengapa wajahku terlihat lebih buruk sekarang..

"Aku minder jika aku jalan dengan fajar yang gagah dan tampan"
Ucap ku dalam hati..

Namun lamunan ku di depan cermin terhenti saat aku mendengar suara handphone fajar berbunyi..
Walau itu hanya getar saja..

Dreeeedd drrreedd...

"Siapa mlam2 begini hbungi fajar"
Gumamku dalam hati..

Aku lihat Fajar sudah tertidur pulas, namun dalam hati ini ingin mengetahui siapa yang menghubungi fajar di waktu mlam menjelang pagi ini..

"Sudah jam 3..
Ada urusan apa..?
Apa penting??"

Aku pun mengambil hanphone fajar yang ia simpan di samping bantal yang berada di samping fajar..

Waktu seraya berhenti..
Aku seperti di sambar petir membaca isi pesan fajar bersama seorang wanita lain..
Tangan ku gemetar..

Aku menangis..
Tak kuat menahat rasa sakit kembali..

ternyata fajar sebelum nya sudah berbalas balas pesan dengan nya ketika aku solat malam..

"Pap..
Makasih ya..
Uang dr kamu aku mesiumin..
Agar selalu awet 😍"

" buat apa di mesiumin..
Pakai aja.. nanti aku kasih lagi"

"Terimakasih pap hari ini aku super bahagia..
Dua hari kita lalui bersama..
Kamu bela2 in cape pulang kerja kehujanan datang ke rumah aku"

" buat kamu apa yg ngga si mam 😚"

" iya pap..
Tp sampai kapan aku harus bohong sama ayah kalau kamu sudah menduda"

" tunggu hingga waktunya mam..
Pasti akan aku urus perceraian ku
Dengan anjani"

"Janji ya pap"

"pap
Pap..
Kamu tidur"

"Ya dah kalau sudah tertidur..
Luv you pap 😍"
"Aku tunggu janji mu"

Hati ini terkoyak membaca semua isi pesan nya..
Namun aku hanya bisa terdiam, menangis dan menjerit dalam hati..

Kenapa setega ini fajar terhadapku..
Mengulangi lagi untuk ke 3 kalinya..
Pantas saja Jarang pulang, jrang kasih nafkah untuk keluarga..
Pdahal alasan nya ada wanita lain kembali..

"Siapa wanita ini....??"

"Tega kamu fajar"

Ingin sekali aku membangun kan fajar dari tidurnya..
Namun...
Aku yakin aku ribut besar..

"Siapa wanita ini...?"
Aku coba menenangkan diri ..
Dan mulut ini spontan berbicara..

"Sandra...."

"Oooo....
Tidak2..
Jgn percaya mimpi anjani...
Sandra kan sudah pulang ke medan"

Namun hati ini teringat kembali mimpi ku satu bulan yang lalu...
Sandra kembali hadir dan berbicara " liat aja lu jani..
Fajar bkal gw rebut lagi!!!".

"Apa memang sandra..."
Menggelengkn kepala aku berkata sabar..
Jangan suudzon jani... "

Aku banting tulang bekerja untuk membantu ekonomi keluarga..
Namun fajar malah membuang2 uang dengan wanita lain..

" Siapa dia...
Aku harus simpan nomer nya"
Ucapku dalam hati..

"Dan aku harus menemui nya"

================o0o=================

Kisah klasik dan sebuah harapan
yudith & anjani
Part 4
diian_dee

kisah klasik dan sebuah harapan Where stories live. Discover now