O4

3.8K 652 41
                                    

"Lee Felix!"

"Apa lagi? Kan aku sudah pernah bilang jangan mengenalku lagi," jawab Felix dengan ketus. Ia menatap Hyunjin dengan dingin.

Sedangkan Hyunjin hanya tersenyum saja. "Kau tidak rindu padaku gitu?" tanya Hyunjin masih senyuman yang mengembang di wajahnya.

Felix mengela napasnya kasar, "Yang benar saja! Kenapa juga aku harus rindu dengan makhluk aneh sepertimu?"

"Aku bisa merasakan bahwa separuh dari dirimu yang lain menginginkanku. Apa itu benar?" tanya Hyunjin lalu terkekeh pelan. Sebenarnya ia hanya asal berbicara.

"Kau gila ya? Bahkan namamu saja aku tidak tahu!" seru Felix. Ia berbohong, tidak mungkin ia tidak kenal dengan Hwang Hyunjin.

Hyunjin tersenyum kecut. Jadi, setelah seminggu mereka dekat, bahkan sudah pernah tidur bersama, namun Felix masih belum tahu namanya? Apakah ini termasuk dalam sebuah kejahatan?

"Namaku Hwang Hyunjin. Senang bertemu denganmu Lee Felix," ucap Hyunjin sembari menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Felix. Setelah ia ingat-ingat, ternyata pertemuan pertama mereka sangat tidak mengesankan.

Felix tidak menjawab juluran tangan milik Hyunjin, "Tapi aku tidak senang bertemu denganmu, Hwang Hyunjin."

"Terserah saja, yang penting aku senang bertemu dengan manusia manis sepertimu, Lee Felix," jawab Hyunjin sembari terkekeh lagi.

"Aku harap kau segera menghilang dari bumi," ucap Felix dengan ketus lalu meninggalkan Hyunjin.

"Lagi-lagi Hyunjin ditolak oleh lelaki itu. Haruskah kita berpesta di bar malam ini? Bagaimana kawan-kawan?" tanya Haechan yang sepertinya terlihat antusias.

"Setuju!"



Saat ini mereka -Haechan, Hyunjin, Jinyoung, dan Sanha- sedang berkumpul di depan bar. Haechan bilang jika ia akan mentraktir mereka semua. Tetapi sebelum masuk ke dalam bar, Haechan melihat isi dompetnya dahulu.

Malam ini Hyunjin habiskan di bar. Ia sudah meminum vodka sebanyak 1 botol. Akibatnya adalah ia mabuk. Siapa bilang vampir tidak bisa mabuk? Hyunjin juga bisa mabuk, untung saja ketika ia mabuk ia tidak pernah menggigit leher manusia lalu menghisap darah manusia yang berada di dalam bar.

Kini Hyunjin beranjak dari sofa yang ia duduki sedari tadi bersama teman-temannya, namun tiba-tiba seorang wanita dengan minim pakaian datang ke arah Hyunjin.

"Sudah mau pulang? Apa kau tidak tertarik denganku?" goda wanita tersebut sembari meraba pipi Hyunjin yang terlihat merah. Namun Hyunjin hanya mengabaikan perkataan wanita tersebut dan menuju ke pintu keluar bar.

Dan kebetulan sekali ada seseorang yang masuk ke dalam bar, dengan cepat Hyunjin memeluk sosok yang baru masuk tersebut. Hyunjin hapal sekali dengan aroma manis ini.

"H-Hyunjin?" tanya sosok tersebut setelah mengetahui kalau yang memeluknya adalah Hyunjin.

"F-Felix, aku bisa mencium baumu dari dalam bar," ucap Hyunjin lalu menenggelamkan wajahnya di antara perpotongan leher Felix.

Felix tidak tahu harus merespon seperti apa. Niat awalnya ke bar ini adalah menjemput kakaknya yang sedang mabuk.

"Sebentar, kau tunggu di sini dulu. Aku mau masuk ke dalam," ucap Felix. Hyunjin pun mengangguk. Setelah mendapat izin dari Hyunjin, Felix pun bergegas mencari kakaknya, Minho.

Setelah 5 menit lamanya Hyunjin menunggu, Felix pun datang. "Di mana rumahmu?" tanya Felix sembari menuntun Hyunjin keluar dari bar.

"Dekat rumahmu," jawab Hyunjin yang masih dalam keadaan mabuk.

"Apa? Aku tidak pernah ingat kalau aku mempunyai tetangga aneh sepertimu!" seru Felix dengan kesal.

"Aku serius, Lee Feli-"

Perkataan Hyunjin terpotong karena ia terlelap begitu saja di bahu Felix. Mau tidak mau Felix harus membawa Hyunjin ke rumahnya, walaupun Hyunjin sangat menyusahkan.





Hyunjin mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia merasa kalau kamar ini tidak asing baginya. Saat ia menoleh ke arah kirinya. Ia menemukan Felix yang masih terlelap di alam mimpi.

Hyunjin mencoba mengingat-ngingat apa yang semalam ia lakukan. Mengapa ia bisa berada di kamar Felix saat ini?

Sialan, jadi semalam aku mabuk?

Hyunjin menutup hidungnya menggunakan tangannya. Ia lapar, ia ingin meminum darah. Aroma darah yang berasal dari Felix membuat Hyunjin kelaparan, tetapi ia harus menahannya. Hyunjin sedang merutuki kecerobohannya karena lupa membawa susu stroberi cadangan.

Felix yang tadinya terlelap kini terbangun akibat dari gerak-gerik kecil Hyunjin. Ia langsung menjauhkan dirinya dari Hyunjin. Mengingat semalam Hyunjin sedang mabuk. Mungkin saja saat ini ia masih mabuk.

"Felix," panggil Hyunjin yang masih menutupi hidungnya menggunakan tangannya. Dan itu membuat suara Hyunjin terdengar aneh, Felix pun tertawa akan hal tersebut.

"Kenapa tertawa?" tanya Hyunjin masih dengan tangan yang menutupi hidungnya.

Felix pun menahan tawanya, "Kenapa?" tanya Felix.

"Aku... lapar," ucap Hyunjin tanpa basa-basi. Ia menatap Felix dengan ragu-ragu.

"Ya sudah sana makan! Kenapa harus bilang padaku?"

"Felix, kalau kau tidak keberatan, bolehkah aku menghisap darahmu?" tanya Hyunjin ragu-ragu, sesekali ia menunduk. Ia bisa menebak jika Felix akan menolaknya.

Felix membelalakkan matanya. "Jangan gila! Di mana susu stroberi-mu?" tanya Felix dengan kesal.

Hyunjin menggeleng dan itu semakin membuat raut wajah Felix bertambah kesal. "Aku tidak membawanya. Apa kau tidak lihat wajahku terlihat pucat sekarang? Dan juga, badanku panas. Aku rasa aku sedang demam sekarang"

Felix bisa melihat jika raut wajah Hyunjin berbeda dari biasanya, kali ini wajahnya terlihat pucat dan terlihat tidak bersemangat seperti biasanya. Namun Felix tidak akan sudi untuk memberikan darahnya secara cuma-cuma pada vampir yang ada di hadapannya sekarang.

"Ya sudahlah. Selagi aku baik, aku akan mengizinkanmu. Tetapi jangan menghisapnya terlalu banyak! Itu sama saja kau sedang membunuhku dengan perlahan!" pekik Felix lalu menghampiri Hyunjin.

Lagi-lagi Hyunjin kehilangan kendali. Awalnya ia hanya mengecup leher Felix; lalu menggigitnya, dan perlahan menghisap darahnya. Felix meringis saat Hyunjin mulai menghisap daranya.

Sial. Manis sekali.

"Felix, aku ingin pesan beberapa makanan. Kau ingin pes-"

Perkataan Minho terhenti ketika ia melihat adegan di depannya saat ini. Dan lelaki itu adalah lelaki yang kemarin sempat meniduri adiknya.

"Hei, kalian sedang apa?" tanya Minho sembari mendekatkan dirinya ke kasur milik Felix. Mendengarnya membuat Hyunjin menghentikan aksinya lalu menatap Felix dengan ragu-ragu.

"Felix, kau mengabaikanku?" tanya Minho sekali lagi. Tatapannya berubah menjadi dingin.

Felix pun menoleh ke arah Minho dengan tatapan sinis. "Aku sedang bermesraan dengannya. Tolong jangan menggangguku," jawab Felix. Sedangkan Hyunjin hanya membelalakkan matanya ketika mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Felix.

"B—bermesraan?"



tbc.

clair de lune | hyunlixWhere stories live. Discover now