O1

8.2K 913 53
                                    

Hwang Hyunjin berjalan menuju ke unit kesehatan sekolah dengan langkah yang terburu-buru. Sesekali ia menutupi hidungnya agar ia tidak tergoda dengan aroma darah manis yang berasal dari orang-orang yang berpapasan dengannya sedari tadi.

Alasan Hyunjin menuju ke unit kesehatan sekolah; karena ia lupa membawa persediaan darah sapi yang dicampur dengan susu stroberi. Padahal ia selalu membawa paling tidak 3 bungkus. Jika ia tidak segera meminumnya, itu akan membuatnya demam tinggi.

Perlu kalian ketahui bahwa Hyunjin adalah vampir. Hyunjin selalu menutup rapat-rapat rahasianya itu. Apa yang akan orang-orang katakan kalau mereka tahu bahwa Hyunjin si pangeran sekolah ternyata adalah seorang vampir yang menjelma sebagai manusia?

Bahkan kerabat-kerabat Hyunjin tidak ada satu pun yang mengetahui kalau sebenarnya ia adalah vampir. Hyunjin selalu berusaha agar berperilaku seperti manusia pada umumnya. Karena itu tidak ada yang curiga pada Hyunjin.

Ketika Hyunjin mencoba untuk membuka knop pintu unit kesehatan sekolah. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu Hyunjin dengan kencang, refleks Hyunjin mengumpat dengan kata kasar akibat terkejut.

Saat ia membalik tubuhnya, ia menemukan sosok Renjun —salah satu teman Hyunjin— di depannya.
Renjun pun mengerutkan dahinya, “Astaga. Wajahmu pucat sekali. Ini lebih pucat dari yang biasanya! Kau sakit?” tanya Renjun dengan khawatir.

Hyunjin mengangguk masih dengan tangan yang menutupi hidungnya, tetapi setelah itu Hyunjin menatap Renjun lekat-lekat. Seolah-olah ia sedang bertelepati dengan Renjun,

Pergi kau, sialan! Kau mau dihisap?

Lagi-lagi Renjun mengerutkan dahinya, tidak paham dengan gerak-gerik Hyunjin. Hyunjin pun mendengus kesal karena Renjun tidak segera mengerti apa yang ia maksud.

“Pergi sana!” usir Hyunjin lalu ia membanting pintu unit kesehatan sekolah dengan kencang. Hingga membuat Renjun terkejut.

Setelah membanting pintu, Hyunjin merasa lega karena tidak ada yang menganggunya lagi. Lalu ia berjalan menuju ke ranjang yang telah disediakan di unit kesehatan sekolah dan membaringkan tubuhnya di sana.

Sebenarnya Hyunjin tidak tega untuk menggigiti leher manusia. Oleh karena itu, jika ia sedang kelaparan, Hyunjin lebih memilih untuk membaringkan tubuhnya di ranjang. Baginya, seperti ini sudah cukup. Namun ia tidak akan tahu apa yang akan ia perbuat nanti.

Menurutnya jika menggigit leher manusia lalu menghisap darahnya itu sangat tidak elit. Zaman sudah berubah, kini tertua vampir menciptakan susu stroberi dan dicampur dengan darah sapi lalu dikemas seperti susu stroberi yang ada di pasaran. Namun, tidak semua minimarket mempunyainya.

Ayah Hyunjin sampai rela membeli 2 lusin susu stroberi setiap minggunya. Karena untuk kebutuhan Hyunjin dan Adik Hyunjin, Hwang Jeongin.

Hyunjin perlahan membuka kedua matanya. Kemudian melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Rupanya sudah jam pulang. Namun Hyunjin tidak segera pulang, ia mengumpulkan nyawa terlebih dahulu sebelum benar-benar turun dari ranjang unit kesehatan.

“Jisung! Maaf tadi tidak ke sini. Aku sibuk,” ucap seseorang sembari membuka sedikit tirai pembatas ranjang yang sedang digunakan oleh Hyunjin.

Lelaki yang membuka tirai pembatas ranjang yang sedang digunakan oleh Hyunjin pun membatu di tempatnya.

Dan Hyunjin? Ia hanya bisa menutupi hidungnya lagi; ia berusaha mati-matian agar tidak tergoda dengan bau darah yang menggoda yang berasal dari lelaki yang berada di hadapan Hyunjin.

“Eh— maaf, ya. Tapi tadi aku ingat sekali kok Jisung berada di sini,” lelaki itu menggaruk tengkuknya yang —sepertinya— tidak gatal.

Hyunjin mengabaikan perkataan lelaki yang berada di depannya sekarang dan bergegas untuk turun dari ranjang dan berjalan keluar.

Ceklek.

Saat mengetahui tidak ada orang lain selain dirinya dan lelaki tadi, Hyunjin mengunci pintu unit kesehatan sekolah dan kembali menuju ke ranjang yang sempat ia gunakan untuk tidur tadi. Kebetulan sekali lelaki tadi masih di sana.

Demi Tuhan, Hyunjin kehilangan kendali. Ia menjatuhkan tubuh lelaki itu ke atas ranjang. Hyunjin yang berada di atasnya pun menyeringai kesenangan.

Sialan, manis sekali aromanya.

“K—kau mau ngapain, hah!” seru lelaki yang berada di bawah Hyunjin dengan ketakutan. Hyunjin tidak menjawabnya, ia makin mendekatkan bibirnya ke leher lelaki tersebut dan perlahan menggigitnya.

Lelaki yang berada di bawah Hyunjin tidak bisa memberontak, karena Hyunjin sangat kuat. Dan perlahan tubuhnya terasa lemas.

Hyunjin menyudahi menghisap darah lelaki yang berada di bawahnya. Lalu menatap lelaki tersebut. Sebenarnya Hyunjin sedikit merasa bersalah; karena ini pertama kalinya ia menghisap darah manusia secara langsung. Dan lebih parahnya lagi, Hyunjin tidak mengetahui siapa lelaki yang berada di bawahnya.

“Vampir?” tanya lelaki itu setelah mengetahui bahwa kedua bola mata Hyunjin yang tadinya berwarna hitam, sekarang berubah menjadi warna merah.

Hyunjin mengangguk tanpa ada rasa keraguan. “Jaga rahasia atau aku akan membuatmu menderita, manis,” jawab Hyunjin lalu menyeringai lagi ke arah lelaki yang berada di bawahnya.

“A— akanku laporkan kau ke polisi!” seru lelaki itu dengan mata yang berkaca-kaca.

“Laporkan saja, manis. Kau tidak akan tahu kalau ternyata polisi itu juga ternyata adalah seorang vampir,” setelah menjawabnya, Hyunjin tertawa remeh.

“Musnah saja kau makhluk menjijikan!” seru lelaki itu sembari menahan air matanya agar tidak mengalir ke pipinya.

Hyunjin tertawa meremehkan. “Apa katamu? Makhluk menjijikan? Lihat saja besok. Akan kubuat kau menderita,

Lee Felix.”

Krieet.

Suara decitan pintu den lantai membuat Felix meringis geli. Dan dibuat kaget setelahnya karena Hyunjin membanting pintu unit kesehatan sekolah dengan kencang.

“Sialan! Vampir sialan! Lihat saja, akan kusebar ke penjuru sekolah kalau ternyata yang mereka dewa-dewakan adalah seorang makhluk menjijikan yang menghisap darah manusia," omel Felix pada dirinya sendiri.

Bagaimana bisa Felix mengetahui siapa itu Hwang Hyunjin? Karena Hyunjin adalah murid yang paling didewakan oleh murid-murid lain, tidak hanya perempuan, laki-laki pun juga mendewakannya.

Krieet.

Lagi-lagi suara decitan pintu terdengar. Dan dapat Felix rasakan bahwa akan ada seseorang yang menuju ke arahnya. Dengan cepat Felix menutupi dirinya dengan selimut, ia tidak ingin bertemu dengan vampir— Hyunjin lagi.

“Felix, apa yang kau lakukan?”

Felix merasa kalau suara ini sangat familiar baginya, dengan cepat ia membuka selimut yang menutupi tubuhnya lalu memberi tatapan sinis pada seseorang yang berada di depannya sekarang.

Han Jisung, si biang kerok dari masalah Felix.



tbc.

clair de lune | hyunlixWhere stories live. Discover now