O3

4.1K 721 77
                                    

“Kakak mau pergi ke mana selarut ini?” tanya Adik Hyunjin —Jeongin— setelah mengetahui Hyunjin bersiap-siap untuk pergi dari rumah. Dan kini jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

Hyunjin melirik Jeongin sekilas, “Pergi ke bar,” jawab Hyunjin.

Jeongin mengangguk lalu kembali lagi ke kamarnya setelah meminum susu stroberi yang telah dicampur dengan darah sapi.

Tok tok tok.

Felix merasa terganggu karena adanya suara ketukan dari luar pintu balkonnya. Sebelum mengecek siapa yang mengetuk pintu, Felix menyiapkan kayu, karena Felix yakin yang berada di luar itu adalah seorang maling.

Perlahan Felix membuka pintunya dan menghantamkan kayu ke bagian kepala oknum yang mengetok pintu balkon kamarnya.

“Sialan,” umpat orang tersebut sembari melepas topi yang ia pakai. Felix dibuat kaget karena yang ada di hapadannya sekarang adalah seorang vampir yang ia temui di sekolah.

“Kenapa kau di sini? Pulang sana!” lagi-lagi Felix mengusir Hyunjin tanpa ada rasa bersalah sama sekali.

“Tadi aku sudah bilang padamu. Aku akan menyulikmu malam ini,” jawab Hyunjin lalu tertawa pelan.

Felix tidak memperdulikan perkataan Hyunjin dan mencoba untuk menutup pintu balkon. Tidak peduli kalau Hyunjin kedinginan atau tidak, yang ia inginkan sekarang adalah tidur.

“Kau tidak menyuruhku untuk masuk gitu?” Hyunjin bertanya dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat.

Di saat Hyunjin sedang asyik mengoceh dengan perkataan yang sebenarnya tidak penting untuk dikatakan, Felix dapat mendengar kalau pintu kamar sebelah terbuka. Felix yakin sekali itu berasal dari kamar kakaknya.

“Buruan masuk, setan!” pekik Felix lalu menarik Hyunjin dan menyuruh Hyunjin agar masuk ke dalam selimut yang berada di atas kasur Felix.

Tok tok tok.

“Iya-iya masuk!” sahut Felix dari dalam kamar.

Kakak Felix —Lee Minho— berdiri di ambang pintu dengan raut wajah yang kebingungan. “Aku tadi mendengarmu sedang berbicara dengan orang.”

Felix menelah ludahnya. “Tadi aku bicara sendiri, kok. Aku baru saja selesai menghapal. Dan aku akan tidur sekarang,” usir Felix secara halus. Sebisa mungkin ia harus beralasan, agar kakaknya bisa keluar dari kamarnya sekarang juga.

Ketika Felix mencoba untuk menutup pintu kamarnya, Minho masih berdiri di ambang pintu.

“Kenapa kasurmu seperti ada orangnya?” tanya Minho yang setengah sadar sembari menunjuk ranjang king size milik Felix. Lagi-lagi Felix menelan ludahnya lagi, karena yang ditunjuk oleh Minho adalah Hyunjin.

“Kemarin aku baru saja membeli guling baru! Dan aku akan tidur sekarang juga,” jawab Felix lalu mulai berbaring di atas ranjang.

“Guling itu sepertinya empuk. Kenapa tidak kau pakai? Mending buat aku saja.”

“Jangan! Ini akan kupakai sekarang juga!” dengan sangat terpaksa Felix memeluk Hyunjin yang dikira oleh Minho adalah guling. Minho hanya mengangguk lalu menutup
pintu kamar Felix.

“Bisa gila aku!” seru Felix lalu mencoba menjauhkan dirinya dari Hyunjin.

Namun saat mencoba untuk menjauhkan dirinya dari Hyunjin. Hyunjin beralih untuk memeluk tubuh Felix dengan erat. Hyunjin dapat merasakan bahwa tubuh Felix menegang, namun setelahnya tubuh Felix mulai melemas. Tidak ada sepatah katapun yang terucap oleh keduanya.

clair de lune | hyunlixWhere stories live. Discover now