CHAPTER 10. BEBAS

Start from the beginning
                                    

Maka, sasaran Rebecca selanjutnya adalah Violetta. Siang itu, Violetta datang ke cafe yang berada tidak jauh dari kantor tempat Violetta bekerja. Pun, ia sudah mengawasi Sam sehingga ia bisa bertemu dengan Violetta tanpa pengawasan Sam.

Setelah menunggu cukup lama, Violetta datang. Ia agak bingung awalnya. "Ada apa, Rebecca?" Tanya Violetta.

Rebecca tersenyum. "Ah, tidak apa apa. Aku hanya ingin mengobrol saja. Aku khawatir, saat kau pulang nanti, aku sudah pergi dari rumah Xander." Jawabnya.

Violetta terbelalak. "Xander, menyuruhmu pulang?! Tapi lebam mu belum sepenuhnya hilang,"

Rebecca mengangguk. "Begitulah. Aku mantan istrinya, Violetta. Jadi aku tahu seperti apa dia. Dia pria yang keras, tidak berperasaan! Itu sebabnya aku pergi meninggalkannya! Aku sampai heran, kenapa kau justru memilih bersamanya," Rebecca mendesah kesal.

Violetta diam. Ia tidak mungkin menceritakan apa yang sudah ia lalui.

"Bagaimana kau bertemu dengannya? Apa kau..." Rebecca memicingkan matanya. "...sudah tidur dengannya?"

Mata Violetta membulat. Lidahnya kelu. Ia hanya bisa menggeleng. Ia tidak ingin menceritakan kelamnya saat Xander memperkosanya saat pertama mereka bertemu.

"Kau..diancam, ya?" Mata Violetta sejurus menatap Rebecca.

Rebecca menghela nafas. "Sudah kuduga. Aku tidak bisa membiarkanmu di dalam sana. Itu penjara, Violetta! Kau tidak akan aman disana! Xanderlah yang harus kau hindari! Kau harus pergi dari sana!" Kata Rebecca keras.

"Tapi bagaimana, Rebecca? Aku ingin pergi tapi Xander..."

Rebecca menggeleng. "Dia itu hanya bisa mengancam! Apapun ancamannya itu, dia tidak akan melakukannya."

"Tapi Sam..aku pernah melihat bagaimana ia mengancam Sam saat aku berusaha pergi, Rebecca,"

"Ayolah, Violetta. Itu hanya caranya untuk menakutimu. Sam..dia anak buah Xander, jelas dia membantu Xander untuk meyakinkanmu agar tidak pergi dari sisinya. Dan kau tahu kenapa? Dia tidak mencintaimu dan tidak pernah mencintai siapapun termasuk aku, yang pernah menjadi istrinya! Dia hanya memainkan wanita, menidurinya, lalu meninggalkannya saat ia bosan! Dia akan meninggalkanmu seperti sampah setelah ia bosan dan menemukan wanita baru yang lebih bisa memuaskan nafsu bejatnya!" Ungkap Rebecca. "Jadi, selamatkan dirimu, Violetta! Aku akan membantumu keluar dari sini,"

Violetta termenung. Seperti sebuah impian baginya untuk bebas dari Xander dan kembali ke ayahnya. Ia tahu, Xander dalang dibalik ini semua, kenapa ayahnya sampai tega menjual dirinya. Tidak, ayah tidak mungkin setega ini jika bukan karena Xander.

"Bagaimana caramu membantuku? Ada Sam yang selalu mengawasiku. Aku tidak bisa kemana mana," Violetta agak khawatir.

"Kau tidak pernah benar benar berusaha, ya?"

Violetta kalah telak. Ia memang tidak benar benar berusaha. Disisi lain ia begitu ingin pergi dari Xander, tapi ia takut Sam harus menanggung akibatnya seperti saat ia melanggar larangan Xander dan menemui ayahnya.  Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Natasha.

"Apa sih yang kau pikirkan? Xander itu cepat bosan Violetta, paling juga sebentar dia melupakanmu dan menemuka wanita lain yang baru. Atau, kau mencintainya?" Alis Rebecca terangkat satu.

Violetta cepat menggeleng. "Tidak! Aku tidak mencintainya! Aku ingin bebas darinya!" Bantahnya cepat.

"Kalau begitu, pergi, Violetta! Soal Sam, aku akan mengalihkan Sam. Kau punya seseorang di kantor yang pasti membantumu kan? Pergi bersamanya!" Kata Rebecca.

Violetta mengangguk. Ia harus pergi dari Xander. Ia harus menemui Dom dan meminta bantuannya. Maka, saat jam istirahat usai, ia bergegas kembali ke kantornya. Ia menemui Dom.

"Dom," panggil Violetta.

"Violetta? Kau baik baik saja? Wajahmu pucat,"tanya Dom heran. "Katakan ada apa?"

"Dom, mau kah kau membantuku?" Pinta Violetta penuh harap.

Dom diam sejenak. "Apapun akan kubantu, Violetta. Jangan khawatir," jawab Dom kemudian. Betapa leganya Violetta mendengar jawaban Dom. Setetes air mata kelegaan jatuh. Dom tidak bertanya apapun lagi setelah itu.

*

Wajah Sam memucat mengetahui Violetta belum juga keluar dari kantor. Hari sudah semakin gelap saat itu. Bahkan security sudah menutup pintu masuk bangunan.

"Bapak yakin tidak ada yang tertinggal didalam? Nona Violetta belum keluar," ujar Sam pada security.

"Tidak ada yang tertinggal. Saya sudah mengecek seluruh ruangan bahkan toilet. Jika anda tidak yakin, mari kita periksa kembali. Mungkin Nona Violetta sudah pulang."

Sam bingung. Ia tidak melihat saat Violetta keluar. Ia memang tidak sengaja bertemu dengan Rebecca. Mereka sempat mengobrol. Namun pengawasannya pada Violetta tidak menurun sedikitpun.

Ia pun masuk kembali bersama security mencari keberadaan Violetta. Hasilnya, nihil. Ponsel Violetta mati. Ia begitu takut jika kembali ke rumah dan tidak ada Violetta. Entah apa yang akan Xander lakukan.

Sementara itu,  wajah Xander begitu masam. Ia tidak berhasil menghubungi Violetta maupun Sam. Insting Xander, sesuatu sedang terjadi.

ALEXANDERWhere stories live. Discover now