BAGIAN 5. KELUARGA

28.4K 1.4K 15
                                    

"Aku tidak mau tidur sekamar denganmu," ucap Violetta sore itu. Ia gerah dengan tingkah Xander yang acap kali menggerayangi tubuhnya tiap ia tidur disampingnya. "Ada masalah dengan nafsumu itu, Xander,"

Beberapa hari tinggal bersama Xander, ia telah terbiasa dengan keberadaan Xander mulai dari ia tidur hingga membuka mata. Yang ia tidak bisa membiasakan diri adalah nafsu Xander yang terlalu besar. "Aku bukan pelacur yang bisa kau tiduri semaumu,"

Xander menatap Violetta. "Kunyah dulu makanan di mulutmu, baby. Baru kau boleh berceloteh,"

Violetta berhenti mengunyah dan langsung menelannya begitu saja. Ia hampir saja tersedak.

"Ayolah kau bercanda," Xander geleng geleng kepala. "How about no?"

Violetta memasang wajah masam. "Aku menuruti semua perintahmu dengan tetap tinggal di neraka ini, aku butuh surgaku sendiri!" Tandasnya keras.

"Mungkin kau lebih suka jika kita melakukannya di kamarmu?"

"Xander!" Bentak Violetta.

Xander tersenyum. "Aku suka wanita pembangkang sepertimu. Menggairahkan," ucapnya.

Violetta mengambil pisau rotinya lalu mengacungkannya ke wajah Xander. "Berhenti berpikiran kotor padaku! Jika saja membunuh itu legal, sudah kutusuk wajahmu berkali kali!" Marahnya.

Xander tertegun. Ia menghela nafas.

"Anette!" Suara Xander menggelegar memenuhi mansion.

Anette tergopoh gopoh menemui Xander. "Ya, Tuan?"

"Siapkan kamar untuk Violet. Dia menolak untuk tidur bersamaku." Tanpa bertanya lagi Anette langsung bergegas menyiapkan kamar. "Sementara itu," lanjutnya. Ia kini menatap Violetta serius.

"Kau harus pergi denganku, menghadiri pesta pernikahan adikku,"

"Tidak," jawaban berani Violetta membuat Xander terpancing. Ia membanting garpunya. Violetta tersentak.

Xander dengan wajah marah, menarik kasar lengan Violetta ke kamarnya. Ia lalu mendorong Violetta ke ranjang.

Xander membuka lemarinya. Diambilnya sebuah gaun bertali yang super seksi.

"Aku tidak mau!" Tolak Violetta mentah mentah. "Aku tidak akan mengenakan baju itu ataupun pergi bersamamu!" Tolaknya keras.

Gigi Xander gemertak marah. "Pakai!" Serunya keras. Ia mencengkerem dagu Violetta.

"Sakit!" Violetta meronta dengan berusaha menyingkirkan tangan kekar Xander. "Pakai atau kau akan tahu akibatnya!" Xander melepas kasar cengkeramannya.

"Satu jam lagi kita berangkat," katanya sebelum meninggalkan kamarnya.

*

Berkali kali Violetta membenarkan tali gaunnya yang jatuh. Ia tidak nyaman dengan pundak yang terlalu terbuka seperti ini. Walaupun begitu, tatanan rambut yang digelung serta make up natural karya Gloria menjadikan Violetta tampak begitu anggun.

"Kau sedang menggodaku dengan menurun turunkan tali gaunmu?" Celetuk Xander.

Violetta mendumel kesal. "Tidak perlu kau menggodaku. Kau cukup memberitahuku dan kita akan melakukannya sepuasmu," tawa Xander.

"Tutup mulutmu, Xander. Aku membencimu," cacinya.

Xander hanya terkekeh, kekehan yang cukup membuat Violetta waspada dan takut akan apa yang bisa saja Xander lakukan padanya.

Mobil Xander memasuki sebuah mansion besar yang berada di kaki pegunungan. Mobil mobil mewah dan berkelas terparkir di sepanjang halaman. Para tamu satu per satu turun dari mobil mereka masuk ke dalam mansion.

ALEXANDEROpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz