3

17.7K 818 6
                                    

Kok gitu sih?



"Misa, hari ini kita akan launch project yang baru. Kamu sama mas Atan bakal diassign ke project itu. Untuk lebih lanjut kamu tanya mas Atan saja ya."

Penjelasan Pak Tora itu menabrak dinding-dinding penghalang yang sudah Misa bangun selama ini. Ia tak mau bekerja hanya berdua dengan Atan tentu saja. Komplain bukanlah pilihan yang tepat. This is the first task for Misa as Software Engineer. Misa berjalan gontai dari ruangan Pak Tora.

"Misa!" panggil Atan. Misa buru-buru berjalan kearahnya.

"Kamu sudah tahu project kita kan. Besok akan ada pertemuan dengan client. Biasanya sih di Starbuck kuncit. Tapi nanti saya tanyakan lagi. Pertemuannya sekitar pukul 10 pagi. Jadi saya jemput kamu saja. Rumah kamu dimana?"

What the fuck!

Misa terbelalak. Emosinya naik ingin meneriaki Atan dengan umpatan. Buat apa dia sampai mengajak Misa berangkat kerja bareng? Pencitraan!. Niatnya untuk mengumpat ia urungkan karena masih menganggap Atan sebagai dosennya.

"Gak usah pak. Saya berangkat sendiri saja."

"Kamu dari depok kan?"

Pertanyaan itu membuat Misa pusing tujuh keliling. Say yes or no?

"Iya pak." Pilihan yang tepat adalah berkata jujur. Ketidakjujuran akan menimbulkan perkara baru yang lebih sulit untuk dihadapi.

"Sama dong. Saya jemput saja karena tujuan kita sama."

"Baik pak kalau begitu."

"Saya jemput dimana?"

"Apartemen melati pak."

"Oke. Besok kabari saya saja ya. Sini ponselmu. Saya ketikkan nomor saya."

Setelah Atan mengetik nomornya, Misa mengutuki dirinya sendiri. Mau tidak mau ia harus mengabari Atan besok pagi.

Misa kembali ketempat duduknya untuk mengerjakan beberapa dokumentasi pengembangan sistem. Ia membantu pekerjaan Sesil karena belum diberikan project. Sesil tentu saja merasa sangat terbantu. Pekerjannya selesai dalam waktu singkat.

"Mi, yuk keluar. Balasan bantuan lo, gue bakal traktir Chatime." ucap Sesil sambil mengambil dompetnya. "Pantang ditolak." Sesil merangkul tangan Misa dan keluar dari ruangan itu.

***
Sesil sedang mengantri ditengah antrian yang padat. Misa menunggu tak jauh dai antrian itu. Duduk disebuah kursi yang memang ditujukan untuk orang-orang yang ingin makan. Tiba-tiba ponselnya berdering pertanda pesan Line masuk.

Aprilia G : Tadi gue ketemu Hasa di akademik. Dia nanyain tentang lo.

Misa : Dia bilang apa?

Aprilia G : Lo kerja dimana? Udah punya pacar apa belom?. Dia nanya itu. Dan pasti gue gak jawab kalau lo kerja di Tokokeren. Tapi maaf, gue bilang kalau lo masih jomblo :')

Misa : f*ck!

Hasa, mantan pacar Misa. Mereka berpacaran selama 2 tahun dan berpisah karena Hasa ketahuan mendekati cewek sejurusannya dengan video live di Instagram temannya. Hasa mahasiswa jurusan Manajemen di UR. Misa mengenal Hasa ketika mereka menjadi panitia di organisasi yang sama.

"Sil, makasih ya. Harusnya lo gak usah repot-repot gini. Itu juga tanggung jawab gue karena gue belum di assign ke project manapun." Misa menjelaskan saat Sesil telah mengakhiri antrian panjang yang membelenggunya.

"Gapapa Mi. Intinya gue makasih banget sama lo."

Sesil termasuk gadis tomboy dimata Misa. Tampilannya lebih ke laki-lakian. Walau begitu ia termasuk cewek cantik.

My Support SystemWhere stories live. Discover now