[18] Tahap Kedelapan Belas

2.3K 289 11
                                    

Menjadi orang yang selalu ada untukmu

●●●●●

Zelia tersenyum lebar saat ia melangkah memasuki ruang kelasnya. Olla yang sedari tadi tengah membaca novel di bangkunya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Sahabatnya itu benar-benar gila dan ia tahu pasti penyebab kegilaannya itu.

"Olla," sahut Zelia yang seketika membuat Olla menoleh ke arahnya.

Namun tak ada kata yang terucap dari bibir Zelia. Olla kembali mengarahkan pandangannya. Membaca setiap kata yang tercetak rapih pada novelnya. Dan hal itu ternyata tak berlangsung lama hingga Zelia kembali memanggilnya lagi.

Olla kembali menoleh ke arahnya dan menunggu kata apa yang akan diucapkan oleh Zelia. Namun sekali lagi gadis berambut sebahu itu tak melanjutkan ucapannya. Ia hanya tersenyum cerah seraya memandang pemandangan luar dari jendela di sebelahnya.

"Bodo amat, Ze! Sumpah, gue ga peduli lo mau ngomong apaan!" ucapan keras Olla ternyata mampu menyadarkan Zelia.

Ia memeluk tubuh Olla dari samping seraya menggumamkan kata maaf berkali-kali. Dan sekali lagi, senyumnya masih betah bertengger di wajahnya.

"Gue tuh lagi seneng tau!" ucap Zelia.

Olla menutup bukunya kemudian memutar badannya ke arah sahabatnya. "Coba gue tebak. Pasti gara-gara Fahdi."

Zelia menjetikkan tangannya kegirangan, "tepat! Gue nanti sepulang sekolah mau jalan sama Fahdi."

Olla memekik keras, mengekspresikan kegembiraannya. Entah mengapa setiap kali Zelia bahagia, dirinya otomatis akan merasakan kegembiraan yang sama.

"Good luck, ya Ze!" ucap Olla. Hingga saat ia kembali membuka novelnya, tubuhnya seketika terpaku saat sekelebat ingatan melintas di kepalanya.

"Maafin gue ya, La!"

Olla menghentikan aktivitas merapihkan bukunya sejenak. Ia menoleh ke arah Agha yang masih terlihat sibuk membereskan beberapa tumpukan buku di sebelahnya.

"Maaf kenapa?"

Agha tersenyum. Bukan jenis senyum yang ia sering lihat pada wajah Agha. Melainkan senyuman tipis yang sarat akan perasaan sedih dan sejenisnya. Apapun itu, Olla memang selalu tak mampu membaca Agha. Agha terlalu rumit.

"Maafin gue karena bisa suka sama sahabat lo. Padahal gue tau kalo dia suka sama orang lain. Tapi gue dengan egoisnya mempertahankan perasaan itu dan dengan bodohnya percaya kalo suatu saat nanti waktu akan berpihak sama gue."

31 Ways to Get You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang