chapter 3 : flashback

47 7 6
                                    

Sepulang sekolah,  langit senja nampak begitu Indah. Sebentar lagi malam akan tiba.  Kegelapan malam.... Mengingatkan ku pada masa laluku... Haruskah aku menceritakannya? -------------baiklah,  aku akan cerita.

Tiga tahun yang lalu,  saat umurku masih 12 tahun,  saat itu aku duduk di bangku smp.  Aku memang tak pandai bergaul sedari dulu..  Jadi pada hari pertama masuk sekolah.. Aku hanya diam saja,  sampai ada seorang anak yang mengajakku bicara. Namanya adalah Hironari,  dia anak yang sangat ramah dan baik sampai saat itu------ dia mengajakku untuk menjadi sahabatnya.  Aku tak memiliki pikiran negatif apapun saat itu... Jadi aku menerimanya jadi sahabatku.

Namun,  segalanya berubah sehari setelahnya,  aku sungguh terkejut saat menyadari sifat asli nya..

"Jauhi aku Aito!  Tidak paham kah kau aku tak ingin berada di dekat mu ? Aku ingin sendiri! " katanya dengan dingin.

"Baiklah,  kalau kau butuh waktu untuk sendiri " jawabku.

Jika kalian bertanya-tanya apa sebab sifatnya berubah 180° aku pun juga tak tahu... Aku sungguh tak menduganya.---------- hari demi hari berlalu sikapnya padaku tetap dingin.  Sesekali ia bicara padaku,  sesekali ia menyuruh ku mengerjakan pr-nya, menyuruhku membuang sampahnya, bahkan membelikannya sesuatu.  Dan aku mulai sadar,  dia tak ingin berteman denganku... Dia hanyalah memanfaatkan diriku. Dia hanya datang padaku saat dia membutuhkan ku.

Semakin hari sikapnya semakin menjadi-jadi ------ aku memang masih duduk di sebelahnya.... Namun dia jarang mengajakku bicara. Pernah suatu hari saat hubungan ku dengannya sedang baik... Ak berniat mengajaknya bercanda----- namun ternyata itu menyinggung perasaannya... Aku pun langsung mencoba tuk minta maaf...

"Hironari,  maaf kan aku.... Aku tak bermaksud untuk----"

"Sudahlah!! "

Dia membentakku... Dan sekarang aku lebih terkejut lagi, apa dia baru saja??  Dia membentakku?? 

Semenjak itu jarak hubungan ku dengannya semakin jauh... Dia tak pernah mengajakku bicara.  Saat waktu istirahat aku juga selalu sendiri.  Teman sekelasku yang lain... Aku tak begitu dekat dengan mereka. Juga,  mereka anak yang memilih-milih teman... Dan yeah,  tentu aku bukan bagian dari kelompok mereka. Jadi,  tentu mereka tak mau berteman dengan ku.

Setahun berlalu,  dan sekarang aku sudah naik ke kelas 8. Ku pikir segalanya akan baik-baik saja.  Masa-masa kelas 7 tidak akan terulang. Tapi ternyata aku salah,  sifat mereka kepadaku semakin acuh tak acuh... Aku hanya bagaikan sampah bagi mereka.... Sampai akhirnya aku berada di Puncak depresi ku... Rasanya begitu menyakitkan saat seisi kelas tidak ada yang peduli padamu.

Rasanya aku seperti akan meledak... Hari itu,  di hari yang mendung.  Diluar sedang turun hujan yang lebat... Aku tak tahan lagi dan air mata mengalir begitu saja..

"AAAAAAAAAAAAAAGGGHH!!!"

teriak ku dengan segenap tenaga yg tersisa. Hari itu aku tak memakan apapun,  cuaca begitu dingin.  Rasanya begitu menusuk.  Dingin,  kesal,  amarah,  kesedihan,  rasa sakit semuanya bercampur. Hanya ada satu hal dalam pikiranku saat itu...

"APA SALAHKU PADA MEREKA!!  MENGAPA MEREKA MENJAUHIKU??  APA AKU MEMANG TIDAK BERGUNA? "
isak ku... Aku tak bisa berhenti menangis... Sampai akhirnya aku jatuh tertidur karena kelelahan.

Jika kalian bertanya,  apa orang tuaku tak mengetahui apa yang aku alami?  Faktor pertama adalah... Mereka memang tak peduli padaku dan faktor kedua kamarku itu kedap suara jadi mereka tak akan mendengar ku berteriak.

Esoknya... Aku mencoba bersikap biasa... Mereka juga tak akan peduli.  Aku mencoba tuk bertahan... Hanya tinggal satu tahun lagi!  Kau pasti bisa Aito!  Tunjukkan bahwa kau tidak lemah!

Yeah,  aku bertahan sampai aku akhirnya lulus dan masuk ke sekolahku saat ini.  Dan aku masih tak memiliki teman karena aku masih merasa trauma akan masa laluku

Baiklah!  Sudah cukup mengingat masa lalunya!  Kembali ke masa sekarang --------

"Ugh!  Tidak aku tak bisa kembali terpuruk... Semuanya telah berlalu aku tak boleh kembali lengah kuatlah Aito! " bujukku pada diriku sendiri.  Karena setiap kali aku mengingat masa lalu itu.. Rasa sakitnya selalu saja datang kembali.

Ada yang pernah berkata,  bahwa kau mungkin bisa memperbaiki vas yang sudah pecah... Namun hasilnya tetap tidak akan sama.. Pasti akan terdapat bekasnya... Begitu pula diriku,  aku tak akan bisa seperti dulu... Karena mereka telah menghancurkan ku dari dalam.

Yeah... Dan itulah masa laluku... Aku tak pernah mengatakan nya pada siapa pun.. Aku selalu memendam rasa itu sendiri. Biarkan mereka tetap tak mengetahuinya.

Out of Silence [Tamat]Where stories live. Discover now