A Faith that I will Always Keep,

Începe de la început
                                    

Shin Ryujin,

Begitu yang Jungkook tahu dan kenalㅡkesan pertama, merupakan perempuan kuat, tegas dan sangat mandiri?

Cantik, lugas. Bicaranya memperlihatkan bahwa dia adalah perempuan cerdas. Tidak heran Hoseok mengagumi juga jatuh cintaㅡ


"Menjawab pernyataan cinta dari orang ini?" Ryujin mendengus seraya menunjuk Hoseok serampangan, "Jangan bercanda, tolong."

"Ryujin, kau tega?!"

"Ya habis kau selalu begitu!"

"Begitu bagaimana?!"

"Ya, begitu." Ia mendecak, "Ah, kemana-mana, kalau bisa sih, aku mau jadian dengan Jungkook saja."

"Hei hei, kubilang juga apa, Jungkook ini milikku."

"Sekali lagi, kata siapa?"

"Kataku," Taehyung menepuk dadanya sombong sembari mengeratkan pelukan di sekeliling pinggang Jungkook, juga mendusal manja di ceruk lehernya, "Benar tidak, ratuku?"


ㅡyang katanya, dan sungguh amat disayangkan, selalu tertolak. Miris.



"Ryujin-ah, kalian, jangan berisik." Seorang perempuan lainnyaㅡnamanya Hani, dari yang Jungkook tahuㅡdengan penampilan lebih dewasa dan matang dari yang lainnya menyela, "Kalian baru saja sampai dari berlayar, memangnya tidak lelah, huh? Terus saja bertengkar begitu."

"Kami?" Taehyung terkekeh remeh, "Laki-laki itu tidak pernah lelah!"

"Berani bilang laki? Berciuman saja menjeritnya seperti perawan!" Seokjin mengejek.

"Ya itu kan berciuman denganmu, hoi!"

"Bedanya apa?"

"Kau ituㅡdugong!"


Maka Jungkook kembali menghela nafas.

Menoleh ke samping; hanya untuk mendapati Hani memerhatikannya begitu seksama. Tanpa kedipㅡpandangannya dingin, tegas dan menggelitik hingga Jungkook reflek menahan nafas.

"Kau itu," Hani memulai sedikit menundukㅡmengamit dagu Jungkook halus, "Memang benar-benar cantik, ya?"

"Ehㅡ?"

"Iya, cantik. Kulitmu putih, halus. Rambutmu jugaㅡwah!" Pekiknya, "Benar-benar tidak terlihat seperti orang yang menghabiskan waktu di lautan dalam kapal bobrok laki-lakiㅡ"

"Hei!"

"ㅡApa kaisar Albadia memerlakukanmu dengan mahal?"


Deg,


Jungkook membeku.

Tubuhnya menggigil. Keringatnya meluncur tipis-tipis. Dan mendadak respirasinya buntu serta akalnya kosong,

Kala dalam benaknya, ia kembali membayangkan tangan kasar yang sama, aroma tembakau pekat, juga kata manis melecehkan yang membuat ia muak.

"Layani aku, mermaid. Bukannya memang itu tugasmu?"

Tawa mengerikan. Mengancam. Takut. Jungkook takut.

"Menari untukku, mermaid. Ayo, hibur aku dengan tubuhmu!"

"Kau memang diciptakan untuk itu, kan?"

"Luar biasa! Hah! Mermaid memang benar-benar memuaskan!"



Siren's Tides ㅡvkookUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum