I am yours. Forever, and always.

11.4K 1.8K 469
                                    





Selamat minggu pagi yang cerah!

Aku kangen, kalian apa kabar?

Ada lagu enak di media, hehe♥

・・











Lorong gelap, pecahan kaca, suara derik kayu juga angin dingin yang menelusup dari balik celah jendela; disertai suara gesekan antara dahan pohon menjadi teman Jungkook malam ini.


Bermodalkan insting, juga kenekatan yang bisa dibilang luar biasa bodoh dan ceroboh, sebenarnya.





“Dasar Jungkook bodoh,” celanya dalam hati seraya memukul kepala sendiri dengan kepalan tangan, “Menyusup sendiri dengan sok berani sih boleh. Tapi—siapa yang menyangka mansion tua ini ternyata sebegini seram?!”



Perlahan sekali, disertai jejak kaki yang berjalan teratur. Menyusur buta hanya dengan mengandalkan indera peraba, ia menyelusuri koridor menuju lantai dua. Berusaha tidak menimbulkan bunyi; terlebih mengusik hantu-hantu yang mungkin, akan sedikit merasa terganggu oleh adanya seorang penyusup kecil.




‘Maaf ya, tuan hantu,” bisiknya lagi, “Maaf juga, Taehyung.”





Jauh dalam lubuk hati, ia lebih menyesali keputusan bodoh nya sendiri; yang memutuskan dengan mengecoh sang kapten di pertengahan jalan, sebelum berlari kabur seperti biasa.




Lalu, hanya dengan sekelabat rasa percaya terhadap diri sendiri juga tekad, ia membuka pintu kedua dari lorong sayap barat. Berakhir melangkah masuk ke dalam ruang yang ia rasa sebagai … perpustakaan?






Ah, setidaknya ada satu langkah ia yakini benar, malam ini.





“Lihat saja, Taehyung.” Ia tertawa kecil pada diri sendiri, “Kau selalu memperlakukanku seperti anak kecil, sih.”




Ia biarkan jemarinya bergerak hati-hati menelusuri. Menelisik sebagian sampul buku yang luarannya rapuh. Balutan beludru yang kian keropos termakan waktu, sebagian berisikan rayap—Jungkook sedikit memekik berbisik disini—sebagian lagi lebur begitu ujung jemari tidak sengaja mengikis.




Nampaknya, ia masih harus berjuang sedikit lebih keras malam ini.














































.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

“Tidak bisa tidur, Tae?”



Suara Namjoon membuat Taehyung menoleh. Hanya untuk mendapati sang navigator tengah terduduk tenang sembari bersandar pada pinggiran geladak kapal. Satu cangkir kopi di tangan; senyumnya tersungging miring kala Kim Taehyung mendekat.



“Aku tidak menemukan ratuku di kamar.” Ujarnya, “Kau lihat dia, hyung?”

Disini, Kim Namjoon hanya bersiul kecil, “Sudah janji untuk tidak berkata macam-macam.”

“Maksudnya?”

“Ratumu pergi keluar, tapi katanya jangan bilang Taehyung, begitu.”

“Dia kabur lagi, hyung?!”

“Wah, bagaimana bilangnya ya?” Namjoon menimang, “Antara iya dan tidak.”

Siren's Tides ㅡvkookDonde viven las historias. Descúbrelo ahora