12. Menikahi Potensi

999 165 39
                                    

Serial HAMASSAAD season 7 – 12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serial HAMASSAAD season 7 – 12. Menikahi Potensi

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 8 Agustus

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

Pelataran teras samping kanan masjid Istiqlal masih diisi oleh beberapa jamaah masjid yang memilih berdiam diri seusai shalat Zuhur. Di sisi kiri sana ada sejumlah akhwat dan ikhwan juga anak-anak kecil, bergabung di teras besar. Biasanya itu mereka yang datang ke masjid bersama dengan keluarga mereka.

Sementara Shalih Squad, memilih untuk berada di teras sisi kanan, membuka botol-botol minum mereka, dan bungkusan-bungkusan roti. Fajar dan Shiddiq yang paling bersemangat membuka bungkusan roti. Bima ikutan membuka ketika Fajar menyerahkan satu bungkus padanya.

"Kalian rajin ya dateng ke sini?" tanya Kahfi pada pemuda lainnya. Ditilik dari usia, Kahfi memang yang paling tua.

"Lumayan, Mas, sebulan sekali lah, ikut kajian tauhid," jawab Saad. "Mas Kahfi juga?"

"Kadang sih, kalau diajak Nora. Kadang hadir di Al Azhar yang di Jaka Permai tuh," jawab Kahfi. Mereka memang janjian bertemu usai shalat Zuhur setelah berpencar-pencar saat kajian tadi.

"Sekarang kok Nora ngga ikut, Mas?" tanya Benjamin Bin Adam.

"Ngerjain tugas kampus," Kahfi menerima uluran sekerat roti dari Bima. "Ini aja gue dichat Bima nih semalem. Kalau ngga palingan bablas tidur. Haha."

"Tos dulu, Mas Kahfi, biar kaga selek!" kata Hamas, memberikan telapak tangan yang terangkat untuk tos dengan Kahfi. Maksudnya, dia juga akan melakukan hal yang sama seperti Kahfi, yaitu tidur, jika saja tidak diajak hadir kajian.

Kahfi tertawa setelah tos dengan Hamas. "Oh iya, mumpung lagi kumpul, gue mau nanya sesuatu nih, boleh kan ya?"

"Nanya apaan, Mas? Asal jangan nanya kapan lulus wey itu masih lama!" kata Fajar, mengunyah roti isi selai srikaya.

"Haha, ngga, bukan itu," kata Kahfi, "cuma mau nanya pandangan kalian tentang pernikahan."

"Uhuk! Uhuk!" Ben terbatuk seketika.

"Lah, ngapa elu yang keselek, cuy?" tanya Hamas, menepuk punggung Ben dan lekas memberinya air mineral.

"Ngga, sori, sori, lanjut," kata Ben cepat.

"Pandangan tentang pernikahan maksudnya gimana, Mas?" tanya Bima, bingung. Ini mereka kan masih kuliah, masa ditanya tentang pandangan pernikahan sama yang umurnya udah sepuh?

"Yaaa," Kahfi terlihat kikuk, "sharing aja sih, jangan terlau serius. Santai..."

"Sok atuh, Mas," Saad tertawa pelan, "lanjut."

Kahfi berdeham, "Gini, cuma mau tahu, kalian kalau naksir perempuan itu, apaan yang dilihat?"

"Wah," Shiddiq nimbrung, memotong roti dengan giginya, "ini mesti sebut-sebut fisik..."

[✓] HAMASSAAD Al AufiyaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang