1. Itsar

2.2K 234 125
                                    

Serial HAMASSAAD season 7 - 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serial HAMASSAAD season 7 - 1. Itsar

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 5 Mei

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

Kelar shalat Asar, Hamas mendekat pada Fajar yang sedang bahas gambar-gambar di bagian depan kaos bersama Ben. Fajar senang sekali jualan kaos ke Ben. Karena selain belinya banyak, bayarnya cash keras. Jadi untungnya bisa diputer dengan baik. Fajar jadi bisa punya modal lagi buat menyediakan stok.

"Weh, borong lagi neh," komentar Hamas, duduk dekat Ben. Kepalanya ikut melongok, melihat ke layar ponsel Fajar.

"Lo juga sekalian atuh, Mas. Lagi bagus-bagus nih gambarnya," kata Fajar, nyengir lebar. Bisa banget kan dia mah jualannya.

"Tar gue lihat-lihat dulu gambarnya, si Saad demen kaga," sahut Hamas.

Fajar mengangguk, "Ya dah kalau gitu. Secara apa-apa kudu nunggu apa kata Kang Saad."

"Bukan, cong. Kan gue mau beliin dia. Lu kaga lihat tuh bajunya dia itu-itu mulu?" kata Hamas.

"Ah, kayak lu yang kaga aja," tukas Fajar.

"Yeeeuh, gue mah pake ini lagi ini lagi karena gue kan tipe setia. Ye kaga," Hamas menyenggol Ben, meminta dukungan.

Ben cuma nyengir tipis. "Iya aja biar cepet."

Hamas mencibir, ancang-ancang hendak memukul Ben dengan tangan kanannya yang terkepal.

Percakapan mereka terhenti karena kehadiran Bima dari dalam ruang shalat utama.

"Eh, masih di sini kirain udah di parkiran," ucap Bima, merogoh sakunya, mengambil ponsel, "udah jam segini nih. Jalan sekarang aja mendingan. Lo tahu rumahnya kan, Mas?"

Hari ini mereka berencana untuk mengunjungi rumah Jevin, karena menurut kabar yang Bima dengar, pemuda itu sedang sakit. Kalau kata Hamas, palingan sakit demam, flu biasa. Manja banget begitu aja dijenguk!

Ya, Hamas bicara begitu berdasar ketidaksukaannya pada Jevin. Lain hal dengan Bima, yang sudah menerima Jevin sebagai kawan.

"Jadi kan, Bim?" tanya Saad yang keluar juga dari ruang shalat dengan tas ransel di punggung. "Kok masih pada di sini?"

"Jadi, jadi," Fajar bergegas bangkit dari duduknya. Memakai tasnya dalam hitungan detik. "Sok atuh, cus!"

Ben ikutan berdiri, Hamas juga meski mau tak mau.

"Ribet bat sik mesti ke sana segala, mendingan ngopi-ngopi di kafe sebelah sana tuh," sungut Hamas ketika mereka berlima menuju rak sepatu.

"Ngga ada yang maksa lo ikut, Mas," kata Bima pelan, tapi nusuk.

Ya iya sih, memang tidak ada yang memaksa Hamas untuk ikut, tapi ya gimana? Atas nama solidaritas sesama Shalih Squad. Masa yang lain pergi pas sempat, dia ngga?

[✓] HAMASSAAD Al AufiyaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang