5

261 22 1
                                    

Jinki tak pernah putus asa mengharap maaf dari orang tercintanya itu. Hampir setiap hari dia berupaya mencari cara meluluhkan hati calon mertua orang tua Kibum. Ia menghabiskan banyak waktunya untuk berada di sekitar rumah Kibum, mencari kesempatan untuk bisa bertemu dengan kedua orang tua Kibum, atau paling tidak salah satunya—yang biasanya hanya ditanggapi dengan suara keras tertutupnya pintu rumah itu tepat di depan wajahnya.

Namun tak lantas putus asa, Jinki juga terus mencoba menghubungi Kibum di malam hari, yang biasanya hanya menghasilkan terdengarnya suara operator yang memberikan keterangan bahwa nomer yang ditujunya sedang tidak aktif. Tapi Jinki sama sekali tak pernah menyerah untuk terus mencobanya, dan kadang keberuntungan dipihaknya.

Kibum  mengangkat panggilan tersebut walau hanya untuk marah-marah dan langsung menutup kembali.

Dan hanya dengan reaksi kecil tersebut dari Kibum, Jinki  merasa kalau dia punya kesempatan. Dengan Kibum  yang menjawab panggilannya meski untuk marah-marah, berarti Kibum masih ada sedikit perhatian padanya. Walau kecil, dan dia akan tetap berusaha memperjuangkan kesempatan itu.
.
.
.

Aku pulang..." sapa Jonghyun ketika masuk kedalam rumah orang tuanya malam itu. Yah, dengan keadaannya yang bekerja di luar kota demi keluarganya, dia hanya memiliki kesempatan pulang ke Seoul dua minggu sekali.

"Selamat datang hyung.." balas Kibum  sambil berjalan keruang tamu menyambut kehadiran kakak satu-satunya itu. Kandungannya saat ini sudah memasuki pertengahan bulan ketujuh dan terlihat jelas perutnya yang membuncit dengan sehat.

"Apa kabarmu dongsaeng? Baik saja kan? Bagaimana dengan keponakanku?" tanya Jonghyun beruntun saat melihat kalau adiknya itulah yang menyambut kedatangannya. Jonghyun menuntun Kibum ke sofa agar adiknya itu tak lama-lama berdiri.

"Aku baik saja hyung. Keponakanmu juga baik saja.. Sepertinya mereka kangen dengan pamannya.. "

"Mereka? Maksudmu?" Jonghyun mengerutkan dahinya bingung mendengar perkataan Kibum tersebut.

"Yaa mereka.. keponakanmu ini kembar hyung..." Kibum  tersenyum dengan begitu manisnya sambil mengingat kembali saat dokter kandungannya mengatakan bahwa anak yang sedang dikandungnya adalah kembar. Kembar! Ia tak percaya kalau Tuhan masih berbaik hati padanya. Menghadiahinya sepasang malaikat kembar yang kini berdiam di dalam tubuhnya.

Walau begitu, Kibum sendiri tidak ingin tahu apa gender dari kedua anaknya itu. Ingin menjadikan itu surprise tersendiri baginya.

"AAAAAAA Chukkae Kibum-ah~! Chukkaeee~! Yess, YESSS! Aku akan punya dua keponakan sekaligus~~!" Jonghyun melompat kegirangan lalu memeluk adik semata wayangnya yang sedang duduk. Setelah memeluknya pun, Jonghyun malah meraih kedua tangannya, menggoyang-goyangkan kdua tangan mereka, dengan senyum bodoh yang tak lepas dari wajah hyungnya.

Kibum hanya bisa memutar kedua bola mata kucingnya menanggapi kelakuan hyungnya yang tak beda dengan anak TK itu.

.
.
.
Krieeet~

Jonghyun membuka pintu kamar Kibum dengan perlahan, tak ingin mengganggu pulasnya tidur adik tersayangnya itu. Dia menuju sisi kiri tempat tidur Kibum dan duduk ditepi ranjang dengan perlahan, menatap wajah polos Kibum yang –semoga— sedang berada dalam mimpi indahnya.

'Kibum ah.. maafkan hyung ne... Maafkan hyung yang telah mengenalkanmu pada Jinki.. Jika kau tak mengenalnya, atau andai aku tak mengizinkan kalian membina hubungan, pasti hidupmu saat ini tak menderita seperti ini.' Jonghyun membatin lirih sembari membelai rambut adiknya.

'Jika tak seperti ini keadaannya, kau pasti telah berada di Amerika memenuhi beasiswa yang kau idam-idamkan itu. Kau pasti sedang belajar keras untuk menggapai cita-citamu. Kau pasti sedang bersama teman-temanmu, tertawa lepas sebagaimana yang dilakukan oleh remaja lain.. Tak seperti ini, terpaksa berdiam dalam rumah, menunda segala cita-cita demi anakmu, dan yang paling menyakitkan, berusaha melupakan Lee Jinki itu dan melewati saat-saat hamilmu sendiri tanpa dia.. Maafkan hyung, Kibum ah..' . Wajah tampan Jonghyun kini bermendungkan kesedihan jika mengingat nasib adik yang paling ia sayang itu. Sungguh, sebagai seorang kakak, Jonghyun merasa gagal menjaga kebahagiaan adiknya itu.

Tapi setiap kejadian, pasti ada hikmahnya. Itu adalah hal yang ia percayai. Karena itu..

'Kuharap kita semua bisa mengambil hal positif dari keadaan saat ini.. Aku percaya kau mampu bertahan adik kecilku...' Jonghyun tersenyum tulus sambil mengusap pipi adik tunggal nya itu.

.

.

.

Ttrrrrrtt.. Trrrrttt..

Ponsel Kibumyang terletak di atas meja nakas samping tempat tidur itu bergetar—menandakan adanya telepon masuk.

Jonghyun tadinya tak terlalu perduli dengan getar ponsel itu, mengingat itu bukanlah barang miliknya. Akan tetapi getar yang tanpa henti itu mengusik acara—mari—melamun- yang sedang dilakukan oleh Jonghyun sehingga akhirnya dia memutuskan untuk menjawab panggilan tersebut.

Tanpa melihat ID si penelepon, Jonghyun langsung menggeser panel hijau di smartphone itu.

"Yeoboseo.. Kibum-ah, kenapa kau tak pernah menjawab teleponku atau membalas pesanku?... apa kausudah makan, baby?"

Jonghyun  tersentak mendengar suara yang dikenalnya itu. Lee Jinki, yang tak lain adalah sahabat – ah... mungkin lebih tepat bila disebut mantan sahabat– yang merenggut kebahagiaan Kibum di seusianya.

"Kau... ! Sungguh tak tahu diri sekali, huh!" Jonghyun  menjawab telepon dari Jinki dengan menahan emosi.

Terkejut mendengar suara lain dari yang diharapkan, dengan tergesa-gesa yang di seberang segera menutup sambungan telepon. Jonghyun yang masih kesal ,segera mengecek isi inbox handphone Kibum  yang penuh dengan pesan dari Jinki.

Tak lama, handphone Kibum bergetar lagi dan Jonghyun segera mengangkatnya.

" Masih belum cukup kau menyakiti adikku, Lee?"

"Jonghyun.. Jjong-ah, bisakah kita bertemu besok? ada yang ingin aku bicarakan serius. Kumohon"

"Kau mau bicara apa? Aku sama sekali tak ingin bertemu denganmu!"

"Kumohon..biarkan aku menjelaskan masalah ini, Aku tahu aku bersalah, dan aku sangat ingin menebus semua kesalahanku pada Kibum dan anak kami. Bagaimanapun juga, aku ayah dari keponakanmu, dan aku ingin menebus segalanya. Kumohon Jjong ah..."

"..."

Jonghyun akhirnya menghela nafas karena ia tahu ucapan Jinki itu benar.

"Baiklah.."

TBC

Author note : Akhirnyaaaa update lagi, maaf banget nunggu lama sampe jamuran muhehehe. Akhirnya Jinki nyesel n ga nyerah dapetin kesempatan Kibum lagi, dan calon anak Onkey ternyata Kembar! ... woohooo !❤️
Ditunggu chapter 6 sab seterusnya yaaa🙆🏻‍♀️

My one and only one loveWhere stories live. Discover now