2

320 21 3
                                    

2 minggu lamanya, Kibum telah berusaha menghubungi dan menemui Jinki berkali-kali semenjak hari dimana Ia menolak kehamilannya. Bagaimanapun Kibum tahu, Jinki mencintainya, anak ini adalah buah cinta mereka. Jadi seharusnya Jinki menerima kehadiran anak ini dengan gembira sepertinya. Dia harus berusaha untuk membuat Jinki menerima anak ini.

Kibum  sendiri memang sangat terkejut dengan kenyataan yang terjadi pada dirinya. Well, siapa yang tak terkejut dengan kenyataan, seorang namja, bisa mengandung? Kibumpun pun telah memeriksakan dirinya sekali lagi ke dokter kandungan di rumah sakit berbeda dengan uang sakunya. Dan hasilnya, tetap sama. Dia tetap dinyatakan telah mengandung satu bulan.

Akan tetapi, kenyataan menjadi semakin pahit saat Jinki tak juga berinisiatif baik untuk menerima anak mereka. Jinki malah terus menghindari Kibum. Terakhir kali Kibum bertemu Jinki, Ia mengajaknya secara paksa ke klinik aborsi. Setelah sebelumnya Kinki sering menerornya dengan mengirimkan SMS berisi "gugurkan atau putus saja". Hanya pesan itu saja, tak ada menanyakan kabar, sudah makan atau belum, dan kata cinta dari namja. Kibum hanya mengabaikan semua spam pesan . ia masih berharap banyak Jinki  akan berubah seperti sediakala dan mengakui anak yang ia kandung.
.
.
Flashback
Kibum baru saja selesai mengerjakan beberapa tugas kuliahnya di ruang tamu,dengan ditemani sepiring nasi kare pemberian temannya. Ia sendirian di rumah seperti biasa. Sesekali mengusap lembut perutnya yang masih rata dengan penuh sayang. Walaupun hamil muda begini, semangatnya untuk belajar dan mendapat nilai tertinggi di kelasnya tetap membara. Fisika dan sains memang sudah menjadi separuh hidupnya. Sejak SMA entah berapa kali ia memenangkan lomba sains baik tingkat sekolah ataupun luar sekolah. Sebelum lulus ia mendapatkan nilai ujian tertinggi di sekolahnya. Karena itulah ,guru-guru Kibum  di SMA S, sekolahnya bekerjasama dengan Universitas Seoul memberikan beasiswa langsung kepada Kibum. Ia diberikan kesempatan berkuliah tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun selama belajar disana.
...
Ponselnya berdering, Jinki menelponnya. Tersungging senyum bahagia Kibum, setelah hampir 2 minggu lamanya Jinki menghilang tanpa jejak. Ia berharap kali ini Jinki memberi respon baik dan merubah keputusannya untuk menggugurkan darah daging mereka.
" bersiaplah-siaplah ku ajak ke suatu tempat. Ku jemput. Ini mau sampai"
Jinki mengakhiri panggilannya.
Kibum tersenyum sejenak,dan membereskan buku-buku ke kamarnya. ia segera berganti baju kaos hitam dan cardigan krem kesayangannya. Kemudian mengunci pintu dan menunggu Jinki menjemputnya. Beberapa menit kemudian, terlihat mobil Yunho dari kejauhan baru memasuki halaman rumahnya, tak lama sang pemilik mobil keluar. Wajahnya masam, dingin, acuh, dan terlihat tak ada kehangatan sama sekali. Kemanakah Lee Jinki yang dulu ia kenal?, Kibum langsung mendapat firasat buruk dengan ekspresi Jinki itu. Dengan segera,ia cepat-cepat membuka pintu rumahnya. Namun Jinki melihatnya, dan dengan sigap mencegah, menarik tangan Kibum menuju mobilnya. Lalu menyuruh agar jangan keluar. Kibum terpaksa menurut (walau sebenarnya dalam hati ia takut), hingga Jinki masuk dan duduk di kursi driver. Ia masih acuh dengan Kibum, tak menjawab pertanyaan kemana mereka akan pergi. Hingga beberapa mereka meninggalkan halaman rumah Kibum. Hingga akhirnya muncul pertanyaan Kibum yang ia lontarkan dalam keadaan setengah emosi,
"JINKI, kita mau kemana?. Kau masih punya mulut atau tidak sih?"
"kau sungguh mau tahu?. Kita akan ke klinik aborsi. Aku sudah memikirkannya selama seminggu lebih ini dan akhirnya kemarin baru menemukan klinik yang tepat. Kita harus kesana,cepat sebelum ketahuan appa dan Ummamu"

Jinki tetap mengemudi,tanpa melihat mata Changmin.
"LEE JINKI, kau sudah tak berhak mencampuri hidupku. Kupikir aku bisa tenang dan bebas selama 2 minggu ini. Kupikir kita sudah berakhir!"
Jinki meminggirkan mobilnya secara mendadak.
"Aku masih berhak,Kibum ! .karena aku masih pacarmu dan kita masih terikat hubungan. Kubilang kemarin-kemarin, aku LEBIH mendukung beasiswa itu. Pokoknya kau harus berangkat, turuti apa kataku dan jangan protes !
Apa?. Jinki baru memanggilnya dengan panggilan"Kibum" saja?". Tak salah dengarkah?

"Hah?,pacar?. Kau masih berani menyebut dirimu seperti itu di saat kau seminggu bersembunyi layaknya seorang pengecut dan muncul seenaknya tanpa rasa bersalah. dan tiba-tiba lalu memaksa ke klinik aborsi. Aku yang mengandungnya !,bahkan aku hamilpun ini karena salahmu. ku harap, tak pernah bertemu denganmu jika sudah tau dari awal kau sebajingan ini. Kau tak berhak lagi mengatur...."

PLAK

Jinki menamparnya tepat di pipi. Hati dan telinga Jinki sudah panas mendengar segala makian dari Kibum. Emosi memang membutakan mata, telinga,dan hati dan hati seseorang. Terlebih lagi seperti yang terjadi pada Jinki dan Kibum saat ini.

Ya... Jinki menamparnya, Jinki sangat berbeda dibanding saat awal pacaran dulu yg selalu memperlakukan Kibum dengan Manja.  Kata kata ketus Kibum barusan membuat Jinki kalap..
Mata Kibum mulai berkaca-kaca. Ini bukan Jinki yang ia Kenal . kemanakah Lee Jinki yang dulu penuh dengan kelembutan?.

"aku tetap tak mau. Lagipula ini anak kita, ini anugrah. Aku lebih baik menyuruhmu membunuhku sekarang daripada harus menggugurkan dia. Terserah apa katamu,aku mencintai bayi ini lebih dari apapun. Ini nyawa, oppa. Kau egois bila terus menyuruhku untuk aborsi. "

"kau keras kepala sekali ya rupanya, childish! !. Masih ingat isi pesanku beberapa hari yang lalu?. Aku mati-matian mendukung beasiswa itu sejak awal,dan .." Jinki semakin emosi sekarang..
Kibum  membuka mulutnya, berniat membantah...tetapi di interupsi Jinki

"Kibum, Aku lelah menghadapimu. lets just end this relationship..."

Kibum terkejut. Putus?, mengapa Jinki secepat ini berubah?. Di saat seperti ini, Kibum membutuhkan sosok kekasih yang mengsupport dirinya.. bukannya malah ditinggalkan seperti ini. Kibumpun membalas Jinki dengan suara sedikit pelan, karena ia sedang menahan tangisnya agar tidak pecah di depan Jinki.

"baiklah jika itu yang kau mau. aku juga lelah denganmu. Mungkin jika makin dipaksakan, semakin aku stress di buatmu. Kumohon jangan pernah kembali ke hidupku lagi, jangan ganggu keluargaku. ku harap kau temukan kebahagiaan sendiri setelah ini. Urusan kita selesai"

Kibum keluar dari mobil Jinki, Namja yang baru saja berstatus menjadi mantannya. Ia memang sengaja tak menunjukkan kesedihannya. Kuat di luar namun hatinya rapuh di dalam.
Jinki langsung pergi meninggalkan Kibum sendirian di pinggir jalan dekat rumahnya. Dengan langkah putus asa, ia berjalan pulang menuju rumahnya. Patah hati, kecewa, semua perasaannya bercampur menjadi satu.

My one and only one loveWhere stories live. Discover now