67; Kecewa

47.1K 4.3K 334
                                    

Pencet bintang dulu shay:v

--

Author POV

Sesampainya di rumah, Keira membersihkan dirinya. Dia akan menunggu Sehun sampai pulang dan dia akan menunggu di ruang tamu. Saat dia menuruni tangga, tiba-tiba dia berhenti karena ponsel yang dia bawa berdering menandakan ada panggilan masuk.

Bundanya yang menelpon.

"Iya halo bunda"

"Dek, kamu siap-siap ya" Keira mendengar suara bundanya sedikit serak, seperti orang yang menahan tangisan.

"Bunda kenapa?" dalam hati Keira berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dengan keluarganya yang ada disana.

"Papa dek" dan sekarang dia mendengar isakan bundanya itu.

"Papa kenapa?" perasaan Keira sudah campur aduk.

"Papa kecelakaan dan sekarang koma, dokter nggak tau kapan papa bisa sadar dari komanya"

Satu air mata lolos dari kelopak mata Keira.

"Kamu siap-siap ya dek, udah dijemput sama jet pribadi punya kakekmu. Katanya akan sampek sekitar satu jam lagi di Korea. Kalo udah sampek nanti dijemput sama abang kamu di bandara. Jangan lupa kamu harus izin dulu sama Sehun"

"I-iya bunda"

"Bunda tutup dulu, hati-hati dek"

"Iya"

Keira duduk di tangga, air matanya tidak berhentinya mengalir.

Sekarang dia mencari kontak Sehun dan segera menghubunginya.

Hanya dalam hitungan detik, panggilan tersebut sudah tersambung. Tapi bukan suara Sehun yang Keira dengar, suara seorang wanita.

"Siapa kamu?"

"Apa kamu sudah lupa denganku? Aku Hyera. Yak! kamu melupakan wanita cantik sepertiku"

Dia tidak terlalu memikirkan itu, yang terpenting sekarang adalah dia harus izin ke Sehun karena dia akan terbang ke Indonesia.

"Tolong berikan ponselnya pada Sehun, aku ingin berbicara dengan Sehun"

"Sehun? Kamu ingin berbicara dengannya? Haha dia sedang tidur di samping ku"

"Nggak, nggak mungkin. Nggak mungkin Sehun kayak gitu"

"Sehun bilang, dia sudah bosan denganmu. Jadi mau diapakan lagi kalau sudah bosan"

"BANGSAT LO ANJING, PELAKOR LO. GUE BENCI LO" teriak Keira menggunakan bahasa Indonesia.

Setelah berteriak seperti itu Keira mematikan sambungan telponnya dan menangis sekencang-kencangnya.

Tapi dia baru menyadari, dia harus segera bersiap-siap untuk terbang ke Indonesia.

-

Tepat di jam 6 dini hari, Keira sudah sampai di bandara Soekarno-Hatta dan dijemput oleh Verrel.

Setelah dari bandara, mereka langsung pergi ke rumah sakit.

Keira menangis sejadi-jadinya melihat papanya terbaring lemah dengan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya.

"Papaaa" Keira melihatnya dari luar kamar tempat papanya dirawat.

Sedih dengan keadaan papanya yang seperti itu ditambah lagi masalah kemarin malam.

"Bunda, Keira pengen masuk" ucap Keira pada bundanya yang sedaritadi berusaha menenangkan anaknya itu.

Bundanya mengangguk.

Dijodohin • osh✔Where stories live. Discover now