Part 3 - Rasa Yang Pernah Ada

1.6K 262 15
                                    

"Aisha," panggil sang Ibu sambil mengetuk pintu kamar memberitahu. "Ada temanmu?"

Aisha menaruh sisir di meja riasnya. Siapa yang datang? Ia tidak ada janji dengan siapapun. Malah Aisha akan berangkat kerja. Dalam hatinya menjadi bertanya-tanya. Ia mengambil tas di atas ranjangnya lalu keluar. Melangkahkan kakinya ke ruang tamu.

"Tya?" ucap Aisha.

"Hai, Sha.." Tya berdiri lalu memeluknya. "Baru semalam kita teleponan ya,"

Aisha tersenyum, "iya, ada perlu apa?"

"Aku mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu."

"Tapi aku mau kerja," Aisha tidak enak hati.

"Sambil jalan ke tempat kerja kamu aja ngobrolnya. Nggak apa-apa kan?" tanya Tya.

"Ya udah, kalau begitu. Ini kan hari sabtu, aku pulangnya setengah hari. Kita ngobrol pas aku selesai kerja gimana?" Aisha memberikan solusi.

"Ya udah, sekarang aku mau ke rumah saudaraku dulu. Nanti kamu pulang kerja kita janjian aja ya." Aisha mengangguk setuju. Ia berpamitan kepada orangtuanya begitupun Tya. Mereka mengobrol sambil menuju ke tempat kerja Aisha.

"Kayaknya ada hal penting ya?" tanya Aisha.

"Iya, aku pengen ngobrol banyak sama kamu." Aura Tya begitu bahagia.

"Tentang?"

"Rizky."

Kenapa rasa sesak itu muncul kembali ketika nama pria itu disebutkan. Meskipun sulit Aisha mencoba untuk tersenyum.

"Kenapa sama dia?"

"Aku mau tau gimana dia," ucap Tya malu-malu.

"Apa Rizky udah nyatain sama kamu?" entah kenapa raut wajah Aisha tidak seperti biasanya. Mungkin karena suasana hati yang tidak baik.

"Eum, dia bilang sayang sama aku."

Mereka naik angkutan umum. Aisha duduk disebelahnya. Dengan perasaan sedikit terluka. Rizky, kenapa nama pria itu masih membuatnya sesak?

"Mungkin dia memang sayang sama kamu. Ya udah jalanin aja, Tya."

"Kamu setuju aku sama dia?" tanya Tya excited.

"Lho, memangnya kenapa? Kalian sama-sama single. Jadi nggak perlu ada yang diberatin kan?"

"Iya sih, tapi apa kamu bener-bener nggak punya perasaan sama dia?" tanya Tya hati-hati.

"Nggak kok, memang dulu kami dekat itu aja nggak lebih. Kamu jalanin aja dulu. Oia, aku turun duluan ya." Sebentar lagi Aisha tiba di depan Garment. "Pulang kerja kita ngobrol gi, oke."

"Oke, ongkosnya sama aku aja, Sha."

"Ih, nggak perlu." Aisha menolaknya.

"Pokoknya disini, Mang ongkosnya dibelakang ya."

"Ya udah, makasih ya Tya. Aku duluan." Aisha turun tepat di depan Garment. Ia melambaikan tangan pada Tya. Saat angkutan umum itu melaju jauh, senyumannya memudar. Ia menunduk menatap tangan yang memegang tasnya. Aisha tidak akan pernah mengulang perasaan itu lagi pada Rizky. Ia menekan segala perasaannya saat ini.

Aisha melangkahkan kakinya masuk ke dalam pabrik. Disana sudah banyak pegawai yang datang. Ia duduk di meja kerjanya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Malik : Hai

Ada yang aneh, Aisha tersenyum tanpa disadarinya.

Aisha : Hai juga,

Malik : Lagi apa?

Feeling  (GOOGLE PLAY BOOK & KBM APP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang