1

3.5K 240 31
                                    

“Apa kau sudah mendengar berita itu?”

Jisoo sedikit berjengit kala menyadari kedatangan Hye Ra, sahabatnya. Gadis itu datang sambil menaruh beberapa buku tebal dengan kasar tepat di depan wajahnya.

Mwo?” tanya Jisoo heran.

Hye Ra lantas mengernyit setelah mendengar jawaban Jisoo. Entah apa yang ada di pikiran sahabatnya saat ini.

“Apa kau gila? Tidak bisakah kau sehari saja tidak membuatku ingin mengumpat?” ucap Jisoo seraya melepas kaca mata yang ia pakai kemudian menutup lembar kerja yang hampir selesai dikerjakannya.

"Oh Sehun pergi dari negara ini" ujar Hye Ra tanpa memperdulikan kemarahannya.

Jisoo diam. Mencoba menelaah kalimat yang baru saja terlontar dari mulut sahabatnya ini. Ia urungkan niat untuk menertawakan wajah bodoh itu. Apa katanya tadi? Sehun? Pergi?

Hahaha. Aku sudah tau, Hye Ra. Bahkan kemarin, dia baru saja mengakhiri hubungan kami. Sebelum akhirnya pergi seperti yang kau katakan. Batin Jisoo berkata.

Ya, Aku sedang bicara denganmu!” kata Hye Ra menyentil kening Jisoo pelan.

Jisoo tak bergeming sedikitpun dari posisinya beberapa menit yang lalu. Ucapan Hye Ra yang mengatakan bahwa Sehun pergi masih berputar di kepalanya.

“HeiHye Ra kembali meneriakinya hingga membuat Jisoo mengedipkan mata untuk beberapa kali.

“Apa kau tidak merasa sedih kehilangan most wanted di kampus kita?” ceroscos gadis itu lagi sambil menarik bangku di sebelah Jisoo. Mereka berdua sedang berada di perpustakaan.

“Diamlah. Kau bukan pacarnya jadi untuk apa kau memusingkan hal tidak penting mengenai dia?

Jisoo melihat Hye Ramenghela napas pelan. Gadis itu tidak jadi membuka bukunya dan justru malah memegang bahu Jisoo. Maksudnya apa?

“Jangan coba untuk membodohiku Ji.” Ujar Hye Ra bersamaan dengan matanya yang menatap Jisoo intens.

“Aku tau kau memiliki hubungan dengan dia. Mian, beberapa waktu lalu aku tidak sengaja membaca pesan singkat di ponselmu.”

Dahi Jisoo kontan mengernyit mendengar pernyataan si ceroboh di depannya ini. Jadi Hye Ra? Sudah tau?

Ah maksudnya, selama ini Jisoo tidak bermaksud menyembunyikan hubungannya dengan Sehun dari Hye Ra. Dia hanya tidak ingin jadi bahan gunjingan seantero kampus yang begitu mengidolakan pria itu, termasuk si ceroboh yang ternyata saat ini sudah mengetahui semuanya.

Mian...ucapan Jisoo terpotong begitu Hye Ra kembali menepuk bahunya beberapa kali.

“Sudahlah. Tidak perlu meminta maaf. Aku tau apa yang kau rasakan dan apa yang kau takutkan. Meskipun sebenarnya aku sempat kecewa karena ternyata selama ini kau menyembunyikan hal ini dariku, sahabatmu sendiri.” Hye Ra beralih mengusap pipinya pelan. Karena jujur, entah sejak kapan sebulir air bening sudah meluncur bebas dari salah satu sudut mata Jisoo.

Oh god. Makan apa anak ini? Apa dia salah minum obat?

“Justru aku yang meminta maaf, karena selama ini aku sudah lancang mengidolakan pacar sahabatku sendiri.” Hye Ra tersenyum di akhir kalimatnya.

Jisoo sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia pun memeluk gadis di sampingnya. Menangis di bahu gadis itu, Hye Ra. Dia sahabat Jisoo yang paling mengerti dirinya. Walaupun terkadang gadis itu begitu teramat menyebalkan.

Jisoo-ku yang cantik tidak boleh menangis, atau...?” Hye Ra menggantungkan kalimatnya seraya menaik-turunkan alisnya membuat Jisoo menatapnya bingung.

“Atau apa?” tanya Jisoo pelan yang kemudian membuat jarak di antara keduanya.

“Atau aku akan mengambil dia darimu dan menjadikannya sebagai kekasihku.” jawabnya enteng lalu tertawa keras karena sudah berhasil membuat Jisoo mengerucutkan bibir.

“Oh seperti itu. Ambil saja, lagi pula dia sudah tidak bersamaku dan dia tidak tinggal disini lagi.” balas Jisoo enteng kemudian bangkit dari kursi serta membawa lembar kerjanya dan melangkah pergi meninggalkan si ceroboh itu yang masih terus mentertawakan dirinya.

Ya, Jisoo. Lain waktu bicaralah. Aku siap mendengarkanmu.” teriak gadis itu terdengar tulus namun sedetik berikutnya, wajah menyebalkannya kembali membuat Jisoo kesal.

Jisoo hanya memutar bola mata malas mengisyaratkan bahwa ia akan segera bercerita kepada Hye Ra. Hingga ia mendengar beberapa kali gadis itu memanggilnya hingga,

Kim Hye Ra, aku harap kau tidak akan berakhir mendapat poin sebelum kau berhenti membuat kebisingan di tempat ini.”

Jisoo berhenti dan memutar tubuhnya, mendapati Hye Ra tertunduk malu karena kedapatan tertawa gaduh di perpustakaan. Jisoo tersenyum samar sambil sesekali menjulurkan lidah ke arah sahabatnya.

Bisa ia lihat Hye Ra memasang muka sebal, karena beberapa mahasiswa tengah memandangnya dengan tatapan tidak suka dan ditambah petugas penjaga perpus sudah memarahinya.

Jisoo tertawa setelah meninggalkan perpustakaan dan menuju kelasknya mengingat tingkah konyol Hye Ra baru saja.

ENDLESS [✔]Where stories live. Discover now