WHAT HAPPENED?!?!

Start from the beginning
                                    

Karena waktu itu, Luna udah janji bakal nurut sama Tristan, akhirnya Luna benar-benar nurut. Dia memilih tidur sambil memeluk Tristan, yang sibuk dengan tabletnya, sedang memeriksa e-mail Sebelum mendarat Luna terbangun, dan takut kalau pesawat ini salah perhitungan untuk mendarat sehingga ia memeluk Tristan.

Namun, saat memeluk itu Luna mengeluh mual karena pusing.

Tristan hanya mengelus punggung Luna, setidaknya itu usahanya untuk meredakan mual dan pusing Luna, walaupun ia yakin itu tidak ada gunanya.

Sebelumnya, saat pesawat mendarat di Malang beberapa hari yang lalu juga Luna mengeluh pusing dan mual, dan saat turun ia langsung berlari mencari toilet di bandara ini. Tanpa memedulikan Tristan yang harus mengejarnya sekaligus membawa dua tas besar.

"Hey, udah sampe, ayo turun" kata Tristan menepuk pipi Luna. "Kamu mual kan?"

Luna mengangguk lemah, dan siap-siap berdiri untuk turun dari pesawat.

***

Aku yang dulu, dan aku yang sekarang sudahlah berbeda. Aku kini telah berubah. Tak ada lagi gadis yang rapuh, dan gampang disakiti. Kini, aku berdiri diatas kakiku sendiri. Aku harus memperjuangkan, apa yang sepatutnya aku perjuangkan.

Buat apa aku menjadi wanita baik kalau aku terus disakiti? Bahkan orang yang kucintaipun telah menyakitiku. Aku muak dengan semuanya.

Sudah cukup dia tertawa diatas penderitaanku, sudah cukup semua. Aku tak mau lagi melihat tawanya, yang aku mau adalah.... tangisnya.

Ya, kupastikan, setelah ini dia akan menangis dan aku akan tertawa diatas tangisnya itu. Tak ada belas kasihku lagi untuk dia.. Dia saja tega menyakitiku? Kenapa aku tidak?

Kutekan angka-angka di smartphoneku.

"Jalankan rencana kita"

***

"Ka, nanti Luna ke rumah mama ya? Luna kan bosen dirumah terus" kataku sambil mengerucutkan bibir. Ini gaya andalanku saat memohon kepada siapapun. Termasuk pada suamiku.

"Tapi kan kita baru pulang kemaren sore, kamu gak cape?" tanya Kak Tristan perhatian.

Dan aku hanya menggeleng. Aku sudah cukup tidur, jadi aku sudah cukup istirahat.

"Oh jadi mertua sama menantu udah deket nih?" tanya Kak Tristan jail.

"Ya gak gitu juga sih, ini juga mau pedekate, kan musti nyenengin hati mama mertua" kataku dengan senyum bangga.

Kulihat dia tertawa. Tawa yang manis sekali. "Mau nyenengin hati mama nih? Mentang-mentang kemaren mama baru ngebagiin harta warisan buat

kita"

"Hahahahah," aku tertawa, lucu mendengar penuturannya. "Iya aku seneng, supaya mama hatinya klop ke aku, terus nanti aku abisin deh harta mama" aku tertawa lagi. "Becanda kak, jangan dianggep serius ya" tambahku lagi.

"Iya, aku tau kok kamu becanda" katanya sambil mengusap-usap kepalaku. "Yaudah yuk aku anterin"

***

Aku abis belanja bahan-bahan makanan buat dirumah mama mertuaku. Cukup banyak. Ternyata, mama mertuaku ini lebih suka makanan yang mudah dibuat, karena mama mertuaku ini hanya tinggal sendiri dirumahnya.

Saat aku belanja tadi, mama kebanyakan beli pasta, mulai dari macaroni sampai spaghetti dalam berbagai ukuran.

"Luna sayang, tolong beliin keju dong di supermarket depan komplek. Kaki mama sakit nih kalo harus jalan sejauh itu" kata mama mertuaku dengan puppy eyesnya. Uh, jadi kangen ibu...

Bitter-Sweet Wedding ✅Where stories live. Discover now