DUA PULUH SEMBILAN.

19.4K 2.2K 209
                                    

BTW KALT GANTI COVER:)

________

"Bianca, tolong jangan ajak Senja untuk makan. Biarkan dia menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu."

Deg.

Kenapa semuanya malah menjadi seperti ini? Ya tuhan, ia memang bodoh sekali. Bodoh dengan pemikirannya yang selalu mengatakan bahwa Dyzach mencintainya.

Bianca, dan dirinya?

Jelas, masih kaya dan cantikan Bianca. Dirinya dan Bianca sangatlah berbeda sekali. Sebenarnya, Senja harus sadar bahwa ia tak pantas dengan lelaki seperti Dyzach. Ah, dirinya saja yang terlalu bereksperasi terlalu tinggi dengan ucapan Dyzach saat itu.

"Senja." Panggil Dyz yang langsung membuat Senja menoleh kearahnya.

"Iya?"

"Tolong antarkan Bianca sampai lobby, ya? Pastikan dia sudah naik mobil terlebih dahulu." Ujarnya sambil merangkul Bianca yang sedang tersenyum kearahnya.

"Ih, kamu lebay banget sih! Gak papa kok, Senja. Gak usah anterin aku." Elak Bianca tersipu karena sifat Dyz yang posesif padanya.

"Enggak, Bi. Pokoknya kamu harus ikuti apa kata saya."

Sebentar, hatinya kali ini benar-benar dipermainkan oleh Dyzach. Sungguh, ia sangat-sangat kecewa dan sakit hati sekali dengan sifat Dyz yang terbilang labil. Memang benar dugaannya, sepertinya Dyz memiliki kepribadian ganda. Bagaimana tidak? Toh, kemarin dia berlaku manis. Dan sekarang? Sekarang kembali pada Dyz nya yang kasar, ke Dyz yang tidak peduli lagi padanya.

Bianca menggandeng Senja untuk menemaninya sampai ke lobby. Entah, Bianca sangat baik dan friendly sekali padanya. Sungguh, Ia tak ingin Bianca merasakan apa yang ia rasakan sekarang nantinya. Bianca baik, ia tak pantas untuk disakiti.

"Kamu masih kuliah ya?" Bianca tersenyum menatap Senja disampingnya. Senja hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Pantes aja, masih imut banget. Mending jadi adek aku aja yuk?" Candanya sambil tertawa. Senja pun ikut tertawa. "Emm, Senja. Aku boleh minta tolong gak?" Lanjutnya sambil memencet tombol lobby pada lift.

"Kenapa, Mbak?"

"Tolong pantau Dyz ya, aku takut dia bawa atau deket sama cewe lain kecuali aku. Soalnya..aku bener-bener sayang banget sama dia." Jelas Bianca masih tersenyum.

Ada raut wajah khawatir yang besar diwajahnya. Jika Senja perhatikan lagi, Bianca sangat tulus dan tidak main-main untuk mencintai Dyzach. Keterlaluan sekali jika Dyzach mempermainkan hati Bianca. Entah, hatinya ikhlas tidak ikhlas menerima keadaannya kali ini.

Senja hanya mengangguk sebagai jawaban. Sesampainya dilobby, Senja memperhatikan Bianca untuk memastikannya selamat sampai ke mobil. Namun, baru saja Bianca ingin menaiki mobilnya, pergelangan kakinya terkilir karena sepatu hak nya yang terlalu tinggi sehingga membuatnya terjatuh.

Senja langsung berlari cepat kearah Bianca untuk menolongnya. "Bantu aku ke apartment Dyz lagi, ya? Sepertinya kakiku keseleo. Tolong panggilkan Bi Ijah juga ya, tukang urut langganan Dyz." Ujarnya sambil berusaha bangkit.

"Trus supirnya gima-"

"Pak Iguh! Duluan aja, Pak. Saya jatoh nih!" Teriak Bianca lagi yang membuat Pak Iguh menggas mobilnya menjauhi apartment cepat.

Senja membawanya lagi ke lift dengan posisi menggopoh setengah tubuh Bianca. Diliriknya Bianca yang sedang meringis kesakitan. Sebentar, apa alasannya untuk balik lagi ke aparment Dyz? "Emang di deket rumah Mbak gak ada tukang urut?" Tanya Senja penasaran.

KALT. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang