Seandainya #319

2.8K 439 115
                                    

Sei-san,

Seandainya para seme tidak sengaja buang angin saat berduaan dengan kekasih mereka, bagaimana reaksi keduanya?
============

Reo * Aki

.

"Silakan, Reo."

Aki menyodorkan segelas teh kepada Reo. Malam ini mereka sedang berkencan di rumah sambil menonton DVD.

Malam telah larut dan adik-adik mereka telah tertidur.

"Terima kasih," Reo mengambil tehnya lalu meminta Aki duduk di sampingnya, mereka pun mulai menikmati film.

Namun tiba-tiba, tanpa sengaja Reo tak mampu menahan desakan buang angin dan akhirnya angin itu keluar.

Aki pun spontan menoleh ke arah Reo.

"Yuuto, jangan buang angin sembarangan."

"Reo! Hahaha! Yuu sudah tidur di kamarnya dan tidak ada siapapun di sini kecuali kita."

"Ah, berarti Aki, jangan buang angin sembarangan."

"Eh?! Hahahaha! Reo, kau yang membuangnya!"

Reo pun melirik Aki malu.

"Maafkan aku."

***

Luca * Nagisa

.

Seperti biasa sebelum tidur setelah hari lelah mereka, Luca dan Nagisa bersantai di atas tempat tidur. Nagisa sedang asyik mengetik pesan di ponselnya, sedang Luca sibuk membaca e-mail di iPad-nya.

Tiba-tiba tanpa sengaja, karena terlalu fokus dengan e-mail, iya tak menyadari keberadaan Nagisa yang bersandar nyaman di pelukannya. Luca pun membuang angin yang mendesak keluar.

Angin pun keluar.

"Lu-chan, satu - kosong!" Seru Nagisa lalu mendongak menatap Luca.

Mendengar komentar Nagisa, Luca segera memalingkan wajahnya dari Nagisa sambil tersenyum-senyum malu.

***

Gilbert * An-Hee

.

"Gil, mana yang ingin kau coba? Borgol bulu ini atau borgol polisi sungguhan ini?"

An-Hee menghampiri Gilbert dan bersandar di punggung Gilbert.

"Yang mana yang membuatmu bergidik nikmat?"

"Yang sungguhan kalau begitu."

An-Hee pun merangkak naik ke ranjang dan berhenti di pangkuan Gilbert.

"Pasangkan untukku, Gil."

Gilbert menjambak rambut An-Hee lalu melumat bibir An-Hee. Sambil berciuman, tiba-tiba desakan ingin buang angin muncul, dan tanpa diduga, angin itu melesat keluar.

"Gil, kau buang angin?!"

"Kau salah dengar,"

"Sungguh?"

"Itu bunyi... ranjang."

"Tidak mungkin, kita belum bercinta jadi itu tak mungkin berbunyi!"

***

Jevan * Arjuna

.

"Udah lama banget ya, kita nggak berduan."

Malam minggu ini Jevan diundang makan malam di rumah Arjuna lalu sebelum pulang mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di kamar.

"Gue kangen banget ama lu, Arjuna."

"Gue juga kangen banget ama lu, Jev!"

Jevan pun memeluk Arjuna gemas hingga Arjuna terkekeh. Di saat yang sama, tanpa sengaja Jevan melepaskan angin yang mendesak untuk keluar.

Kekehan Arjuna pun berhenti.

"Dari pada ditahan bikin penyakit," komentar Jevan sambil tersenyum canggung.

"Untung gak bau!"

"Gak makan pete ato jengkol kan gue, jadi gak bau."

Mereka pun tertawa geli bersama.

***

Kenzo * Randy

.

Sambil mengerjakan skripsi mereka, Kenzo duduk di sebelah Randy. Sesekali Kenzo menggeser duduknya mendekati Randy.

Randy pun menggeser duduknya menjauhi Kenzo.

Sampai akhirnya Randy terpojokan dan tidak dapat bergeser menjauh lagi.

"Mwehehehehe."

"Anjir! Geser sana napa! Panas kalo deket lu!"

"Masa sih My Sunshine? Gue adem-adem aja walaupun gak ada gunung rindang."

"Gue banting laptop lu nih!"

"Ampun! Ampun! Jangan gitu dong My Sunshine!"

"Geser sanaan gak lu!"

Kenzo pun mengangkat pantatnya dan bergeser. Akan tetapi begitu ia mengangkat pantatnya, bunyi angin yang keluar tanpa sengaja, terdengar.

"ANJING! LU MALAH NGASIH GUE KENTUT!!"

"Kelepasan Randere! Bukan pingin ngasih lu kentut! SUMPAH KELEPASAN!"

"Alesan aja lu!"

"Beneran! Kalo gue sengaja, gue kasih yang lebih besar dan nyaring malahan! Nggak yang kecil unyu kayak tadi!"

.

.

.

R.I.P

KENZO J. PRASETYA

***

"Mozayang, bantuin gue cari pikachuu yok."

"Pikachuu apaan Rik?"

"Maskot Negara keduanya Kenzo. Ini juga gue tau dari Kenzo."

"Carinya dimana Rik?"

"Di hatimu."

"//////"

"Di rumah Kenzo coba yok, Mozayang."

"Oke."

***

Ash * Rene

.

Rene duduk di samping Ash, menemani Ash yang tengah membersihkan pistolnya.

Rene duduk dengan tenang, mendengarkan bunyi senjata yang dibongkar dan dipasang oleh Ash.

Di tengah-tengah keasyikannya mendengarkan bunyi-bunyian, tiba-tiba terdengar bunyi lain yang sebelumnya tidak ia dengar.

Rene pun memiringkan kepalanya, penasaran.

"M-maafkan aku rene."

"Untuk apa?"

"Aku buang angin... tak sengaja."

Rene terkekeh pelan. "Pantas saja tadi aku mendengar ada bunyi yang berbeda, haha."

"P-pendengaranmu tajam juga rupanya."

Rene hanya terkekeh geli.

S.S.S -2-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang