Chapter 8 : Sat Night means Sad Night

1.9K 131 18
                                    

Taylor's POV

Sore ini Harry mengajakku kencan, aku yakin pasti Niall menginzinkanku untuk sekedar jalan-jalan dengan Harry. Aku sudah rindu sekali dengan Harry, setelah aku menikah, aku tidak pernah bertemu dengannya lagi.

"Aku pulang..." pekik Niall terdengar jelas meskipun aku sedang berada di dapur, sedangkan dia mungkin baru saja memasuki ruang tamu.

"Oh kau sedang masak. Ingin masak untukku?" tanya Niall menghampiriku yang sedang memotong paprika.

"Ya, aku ingin memasak untukmu... Tapi kali ini lebih spesial lho!" aku ingin membuatnya penasaran.

"Spesial? Kenapa?" ternyata dia benar penasaran.

"Aku masak banyak makanan untukmu..." balasku menunjukkan beberapa sajian di atas meja makan.

"Wah! Banyaknya!! Oke aku akan mandi lalu makan berdua denganmu..." ucap Niall segera bergegas ke lantai atas untuk mandi.

Oke baiklah, aku ingat dengan perkataan nenek, aku harus menjadi istri yang baik untuk Niall. Lebih baik sebelum aku berangkat pergi dengan Harry, aku makan terlebih dahulu dengan Niall.

***

Kulihat Niall memakan makanan yang kubuat dengan lahap, sedangkan aku makan dengan malas-malasan. Karena aku yakin, saat nanti malam kencan aku akan makan malam.

"Kenyang. Makasih yaa sudah memasakkan makanan seenak dan sebanyak ini..." ucap Niall setelah menghabiskan makanan-makanan yang aku buat. Aku mengangguk.

"Oh ya, karena hari ini kau sudah memasak, jadi aku saja yang mencuci semuanya..." sambung Niall langsung membawa piring-piring ke wastafel.

***

Setelah Niall mencuci semua piring, pas sekali aku juga selesai merias diri. Aku rasa sekitar saju jam lagi Harry akan datang kesini. Aku juga sudah memberinya alamat rumah kami.

"Rapi sekali, kau ingin kemana?" tanya Niall dengan nada yang kurang mengenakkan.

"Ingin ke.. hmm... Aduh!" lidahku sudah seperti kelu saja, tumben sekali ingin menjawab saja seperti ini.

"Jujur sajalah..."

"Aku ingin kencan dengan Harry. Boleh kan?" tanyaku ragu-ragu.

"Pukul berapa?" bukannya menjawab malah balik tanya.

"Mungkin nanti pukul setengah tujuh. Boleh kan?" aku masih terus mencoba meminta izin, aku merasa tidak enak kalau sampai tidak diizinkan.

"Boleh, tapi masih ada waktu untuk nonton film bersamaku kan? Aku tadi baru saja membeli DVD lho!" tanya Niall menyiapkan seaweed popcorn ke atas mangkuk besar.

Aduh! aku rasa aku akan merasa tidak enak jika menolak. Jadi lebih baik aku juga menemani Niall nonton film. Toh aku pergi dengan Harry masih sekitar satu jam lagi.

***

Ternyata film yang kita tonton adalah film Mission Impossible : Ghost Protocol. Film ini sangat seru! Padahal aku sudah menyaksikan film bergenre action ini sebanyak 2 kali sebelumnya. Tapi tetap saja belum bosan juga.

Kami berdua menonton film dengan serius, tidak ada diantara kami yang berbicara. Sampai akhirnya...

TING-TONG!~ bunyi bel listrik sudah tertangkap oleh telingaku. Aku yakin itu pasti Harry. Oh Tuhan! Betapa rindunya aku dengan dia.

Tanpa banyak bicara aku langsung mengambil tas selempangku dan menuju ke pintu utama, Niall mengikutiku dari belakang.

Kubuka pintu itu perlahan dan ternyata itu benar pacarku, Harry. Hari ini Harry terlihat sangat tampan. Senyum yang menunjukkan lesung pipinya pun tidak kalah menawan.

Pretend a Happy Family (Taylor Swift and Niall Horan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang