Chapter 18 : Mad

823 94 35
                                    



Author's POV

"Aku mendengar semuanya ..." ucap Tay di ambang pintu teras.

" Ta-ta-tay? Taylor?" Niall membulatkan matanya, seolah tak siap bertemu dengan Taylor.

"Maafkan aku, Tay ... A-a-aku tak bermaksud apapun," Niall segera berlari dan menggenggam tangan Taylor.

Taylor memalingkan wajahnya dari Niall. Ia masih tak menyangka dengan apa yang Niall katakan pada neneknya. Ia tak menerima.

"Ayolah, maafkan ... Mungkin suatu saat nanti kau dan aku akan ..." bujuk Niall, Tay melepas genggaman tangan Niall dan bersedekap.

"Tidak akan!" tukas Tay segera berbalik badan memunggungi Niall.

"Tay, lagipula kalau kau tidak mau juga tak apa, mungkin beberapa jam kemudian nenek akan lupa," timpal Niall santai, Niall segera berjalan meninggalkan Tay yang mungkin masih marah.

* *

Saat di dalam beranda, mereka semua larut dalam tawa, karena salah satu anggota keluarga mereka ada yang memberi sebuah lelucon. Tak terkecuali Tay dan Niall, bahkan sekarang mereka duduk bersebelahan. Bagaimana dengan Nick? Dia sedang tidur di kamar nenek.

Saat semua larut dalam tawa, tanpa sengaja Tay menggenggam tangan Niall, dia sadar. Tapi sepertinya dia sudah lupa kalau baru beberapa menit yang lalu ia marah pada Niall.

Niall bingung dengan sikap istrinya itu, tapi ia biarkan saja, ia malah tersenyum. Syukurlah, sepertinya ia lupa. Pikirnya.

* *

Sekarang waktu sudah semakin malam, Tay dan Niall memutuskan untuk pulang. "Semuanya, kami pulang ya..." pamit Niall menyalami hampir semua anggota keluarga.

"Tidak ingin bermalam?" tanya nenek Tay. Karena kebanyakan dari mereka menginap.

"Tidak, nek ..." sekarang malah Tay yang membalas.

Saat di mobil ...

"Tay, maafkan aku tadi ya," ucap Niall penuh rasa hati-hati, ia takut melukai perasaan istrinya lagi.

"Tidak!" Tay mengerucutkan bibirnya, Niall bukannya merasa bersalah, ia malah terkekeh melihat kelakuan Tay yang menurutnya imut.

"Eh? Mengapa kau malah tertawa?" sambung Tay yang bingung, sebenarnya ia berekspetasi kalau Niall akan memohon maaf padanya lagi.

"Kau semakin imut kalau seperti itu," Niall yang sedang menyetir masih sempat satu tangannya mencuil pipi Tay.

"Aw! Sembarangan!" Tay yang tak suka disentuh hanya memegangi pipinya sendiri.

"Menyetirlah yang benar. Kau ingin membunuh kami?" ledek Tay yang membuat Niall semakin terkocok perutnya.

"Tentu tidak, masa aku membunuh anak dan istri kesayanganku,"

Tay sudah terbiasa mendengar ocehan-ocehan Niall yang terdengar romantis, tapi dia mengabaikannya. Karena Tay tak suka pada Niall. Atau bahkan selamanya tak akan.

"Ni, nanti mampir ke mini market ya,"

"Untuk?"

"Membeli kebutuhan bayi, jangan lupa kalau kini kau harus membiayai kehidupan Nick juga."

Niall hanya mengangguk dan segera memparkirkan mobilnya di depan mini market 24 jam.

"Aku tunggu di sini atau ikut bersamamu?" tanya Niall mematikan mesin mobilnya.

Pretend a Happy Family (Taylor Swift and Niall Horan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang