Resolve

1.5K 137 24
                                    

Aku sudah bersamanya selama 2 tahun mungkin lebih. Entah apa yang membuatku pertama kali jatuh hati saat melihatnya, aku sudah lupa. Aku hanya merasa nyaman bersamanya, menangis bersama, tertawa bersama, iya menertawakan hal yang sebenarnya mungkin sama sekali tak lucu untuk orang lain. Seperti itu hubungan kami, namun kini aku merasa ada yang berbeda darinya. Sikapnya menjadi dingin padaku. Apa dia jenuh? Aku ingin dia kembali seperti dulu. Aku akan mulai dari awal lagi.

***

Yuri membuka lokernya untuk mencari buku miliknya yang dia simpan disana. Tiba-tiba saja seorang wanita menghampirinya dan mencopot salah satu headset yuri dan memasangkan ditelinganya sendiri, iya dia Jessica kekasihnya. Lagu...

"Apa yang kau lakukan?" Heran yuri melihat aneh kekasihnya.

"Melihatmu, kau membuatku takut, kau tau?" Kata sica sambil mendongak dia terlihat kesal, iya yuri lebih tinggi dari sica.

"Apa wajahku seseram itu?" Yuri mengerucutkan bibirnya.

"Aniya kau terlalu tampan, jadi aku takut kehilanganmu" kata sica memeluk kekasihnya dia tak peduli meski mereka berada di lorong kampus yang ramai.

"Aigoo geumanhae.. kau tahu kan memang banyak yang menyukaikukan?" Kata yuri membenarkan pernyataan sica yang membuatnya mendapat pukulan manja dari kekasihnya itu.

"Kau menyebalkan" kesal sica. Berjalan pergi meninggalkan yuri.

"Yah! Kau mau kemana?" Panggil yuri bingung kenapa sica pergi meninggalkannya.

Jessica pov

Aku berharap dia mengejarku, tapi ku tunggu-tunggu hingga aku memelankan langkahku dia tak datang juga. Saat aku menengok kearah belakang dia sibuk mengobrol dengan Taeyeon. Aishh kenapa dia selalu menghalangiku.

Taeyeon teman Yuri, iya hanya teman tidak lebih. Aku berharap begitu, Yuri bilang dia tak mungkin menyukai Taeyeon. Entahlah, semoga saja Yuri masih sama seperti yang dulu. Akhir-akhir ini banyak yang tidak normal.

Tetang yuri aku merasa dia berbeda. Apa dia tak ingat bagaimana kita bertemu? Tadi aku baru saja mengulang adegan sama yang dilakukan padaku dulu.

Iya Yuri mengejarku, dan membuat ku penasaran. Namja sepopuler dia mau mendekatiku? Ini aneh, aku yang freak karena sikapku yang dingin membuat semua orang menjauhiku, tapi dia berbeda. Dulu dia sering melihatku saat aku latihan ekstrakulikuler paduan suara. Dia sering tersenyum padaku dan secepat mungkin memberikanku air minum setelah aku selesai. Iya aku tak pernah berpikir dia akan memberikan minuman itu padaku. Aku kira dia akan memberikan itu pada Yoona. Dia yang paling cantik, populer dan luar biasa di klub paduan suara.

Semua orang melihatku iri, kadang mereka juga mencibirku. Sedih sih, tapi kan bukan aku yang mengejarnya jadi kenapa aku yang disalahkan T-T siapa yang tahu cinta akan datang diantara kita? untung saja yoona membantuku dalam masa-masa sulit. Aku kira dia gadis yang benar-benar cantik, pantas saja banyak yang menyukainya.

Tapi ngomong-ngomong yuri beneran tidak mengejarku? Aishh, ini maksudku dia berubah. Baiklah malam ini aku tak akan menelponnya. Ah tapi.. ahh bagaimana ini? aku sudah mencoba teknik ini dari sebulan yang lalu, tapi dia seperti biasa saja tak mendapat telpon dariku. Eottokhae hiks..hiks..apa ada yeoja lain yang lebih cantik? Ah benar ada yoona. Tapi yoona tak mungkin mengkhianatiku.

"Wae? Ada apa dengan wajahmu hm?" Tanya Tiffany setelah aku tiba-tiba saja duduk dihadapannya. Kami mengambil kelas yang sama hari ini.

"Aniya" aku malas menjelaskan keadaanku sekarang. "Eehhh kau tak mau cerita pada temanmu sendiri? Aku ini kan yeojachingu mu eoh?" Tiffany merangkulku. "Aissh yah aku masih normal" aku melepaskan rangkulan dirinya padaku. "Huff memang apa salahnya dengan yeojachingu?" Bingungnya, dasar gadis amerika begitu saja tidak tahu kataku mengumpat dalam hati meskipun sebenarnya aku juga lahir di amerika, dan itu juga alasan kami bisa sedekat ini. "Dasar aneh" umpatnya masih terdengar olehku 😒

OneshotWhere stories live. Discover now