Part 5

7.2K 677 6
                                    

"Karena cowok sempurna hanya ada di drama korea."

Tangan kecil itu meraih sepatu di dalam rak dan memakainya. Waktu cepat berlalu membuat Qilla harus kembali ke rutinitasnya sebagai seorang mahasiswa. Sekarang hari senin, dan dia ada mata kuliah pagi hari ini.

Qilla menoleh ke arah Ibunya yang baru selesai belanja di tukang sayur keliling di depan rumah. Kening Qilla berkerut begitu mendengar suara samar-samar lelaki di depan rumahnya.

"Om Dewa beli sayur Buk?" tanya Qilla bingung. Tidak biasanya pria itu memasak sarapannya sendiri.

"Iya, lagi pingin sayur kangkung katanya."

"Nggak Ibuk bikinin?"

"Pingin masak sendiri katanya."

Qilla hanya menganggukkan kepalanya dan berdiri begitu selesai memasang sepatunya. Suara klakson mobil yang terdengar membuat Qilla segera keluar untuk menemui Adit yang sudah menjemputnya.

Langkah Qilla berhenti di depan pagar begitu mendapati Dewa yang berdiri bersebelahan dengan Sulis, yang Qilla tahu jika wanita itu naksir berat kepada Dewa. Seolah melupakan tujuan awalnya untuk menemui Adit, Qilla berbelok untuk menghampiri Dewa dengan raut wajah yang geli.

"Permen alpenliebe di beli Bowo, ciyeee Om Dewoo!" Qilla berpantun begitu sampai di depan Dewa membuat para ibu-ibu yang ada di sana bersorak mendengar itu. Bukan rahasia umum lagi jika Dewa terkenal sebagai lajang yang tampan dan mapan di daerah rumahnya. Paket lengkap katanya!

Dewa melirik Qilla sebentar dan kembali fokus untuk memilih sayuran, sedangkan Sulis hanya menunduk dengan wajah yang memerah, sesekali wanita itu juga membenarkan rambut sebahunya.

"Ini Mas Dewa kapan nikahnya? Udah punya calon belum?" tanya salah satu ibu-ibu yang membuat Dewa tersenyum tipis.

"Belum mikir ke sana Buk," jawab Dewa kalem. Qilla tersenyum mengejek dan meraih satu buah pisang dan memakannya.

"Lah yang di sebelah mau diapain om?" tanya Qilla jahil.

Sulis mengangkat wajahnya dan menatap Qilla kesal, dibuat-buat kesal sebenarnya karena wanita itu masih malu-malu.

"Qil, kamu mah nggak bisa jaga rahasia," ucap Sulis dengan menunduk.

"Yaelah Tan, semua orang juga tau kali. Gimana nggak tau kalo setiap pagi Tante Sulis jogging ke gang kita. Padahal depan rumah Tante ada taman gede banget!" Tangan Qilla kembali meraih pisang dan memakannya lagi.

"Aduh Mbak Qilla, itu pisang saya kok dirontokin gitu sih."

"Tenang Pak, Om Dewa yang bayar." Qilla kembali mengambil 3 buah pisang dan berlalu pergi menghampiri Adit yang sedari tadi menunggu di mobil.

"Itu siapa Dewa? Pacar Qilla?" Sulis bertanya begitu melihat Qilla masuk ke dalam mobil yang tidak pernah dilihatnya di perumahan.

"Bukan," jawab Dewa cepat, "Berapa pak ini semua?"

"Sama pisangnya, 30 ribu Mas." Dewa mengeluarkan uangnya dan berlalu pergi untuk masuk ke dalam rumah. Jujur saja, pria itu sedikit geli dengan keberadaan Sulis di dekatnya.

SADEWA (SELESAI)Where stories live. Discover now