Part 3

7.6K 815 15
                                    

"Bukan cuma cewek aja yang bisa bocor, ternyata mulut situ juga."

Brukk!

Qilla membanting tas ransel miliknya dan Syasa ke dalam mobil Adit. Hari ini hari minggu dan sesuai rencana kemarin, Qilla dan Syasa akan pergi jalan-jalan, tapi entah kenapa Adit juga ingin ikut. Jadi Syasa dengan baik hatinya menjadikan Adit sebagai supir. Qilla tidak masalah dengan itu dan tentang larangan Dewa untuk tidak berdekatan dengan Adit, Qilla tidak terlalu ambil pusing, toh Dewa juga tidak ada di sini dan pria itu tidak akan mengetahuinya.

"Udah siap?" tanya Adit.

Qilla mengangguk dan menepuk-nepuk tangannya pelan setelah selesai meletakkan barang-barang yang akan mereka bawa ke pantai nanti.

"Berapa jam sampe pantai?" tanya Syasa.

"Sekitar 2 jam," jawab Adit sambil menutup bagasi mobil.

"Yah, kok lama sih. Capek di jalan nanti.

Adit melirik Syasa kesal, "Capek apanya? Orang gue yang nyetir."

"Iya Sya.. udah mobil gratis, bensin gratis. Jangan banyak protes kalo nggak mau Adit nurunin lo di jalan." Qilla pun masuk ke dalam mobil tepat di samping kemudi. Disusul Adit dan Syasa yang duduk di belakang sendiri.

"Nanti kalian di pantai jangan pacaran ya, awas aja!" Tunjuk Syasa pada Qilla dan Adit bergantian.

"Makanya lo cari pacar!" Ledek Qilla.

"Emang kita udah pacaran Qil?" Pertanyaan Adit membuat Qilla terdiam. Bener juga, emang mereka udah pacaran?

Qilla menoleh ke arah Adit sambil meringis, "Belum Dit, sorry ya digantungin."

"Nggak papa, tapi jangan lama-lama," ucap Adit pelan.

Sedetik kemudian Qilla merasakan kepalanya terhempas ke depan karena Syasa yang mendorong kepalanya, "Denger tuh! Jangan lama-lama."

"Diem lo monyet!"

Adit mulai menjalankan mobilnya. Tangan Syasa bergerak untuk memutar musik agar tidak terjadi keheningan selama perjalanan.

"Yang romantis Sya." Minta Adit.

Syasa mendelik tidak suka, "Ogah ya, situ mesra-mesraan nanti. Jangan nyiksa jones napa?"

***

Dewa memasuki kafenya yang terlihat ramai hari ini. Akhir pekan memang merupakan hari yang sibuk untuk kafenya karena memang banyak anak muda yang datang entah hanya sekedar makan atau bermain bersama teman-teman.

"Gimana hari ini?" tanya Dewa pada Leni, karyawan yang bekerja di balik kasir.

"Rame bos kayak biasanya. Oh ya, tadi Mas Dewa dicariin sama Mas Ferdi."

"Di mana dia sekarang?"

"Lagi di dapur Mas, mau aku panggilin?"

Dewa menggeleng dan berjalan masuk ke area dapur. Di sana terlihat Ferdi sedang membuat adonan kue untuk para pelanggan.

"Fer?" Panggil Dewa membuat gerakan tangan Ferdi terhenti.

SADEWA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang