PROLOG

17K 1.2K 50
                                    

"Kata orang sih tak kenal maka tak sayang, tapi aku belum kenal kok udah sayang ya?"

Dua tahun yang lalu..

Terlihat seorang gadis tengah menghentikan motornya tepat di depan rumah. Dahinya berkerut begitu melihat truk besar yang terparkir di depan rumah kosong sebelah rumahnya. Gadis itu semakin bingung ketika melihat banyak orang yang mengeluarkan barang-barang dari truk itu. Dengan masih menatap rumah kosong, Qilla berjalan masuk ke rumahnya sambil melepas helm.

Bruk!

"Aduh!" Qilla berhenti melangkah begitu menabrak seseorang di depannya.

Plak!

"Aduh Ayah sakit tau!" Qilla mengelus kepalanya yang dipukul gulungan koran oleh Ayahnya.

"Jalan kok nggak liat-liat."

"Suruh siapa Ayah berdiri di situ," ucap Qilla cemberut.

"Eh ngelawan kamu!" Dengan cepat Qilla berlari masuk ke dalam rumah sebelum Ayahnya memukul kepalanya lagi.

"Aku pulang!" teriaknya sambil melepas sepatu.

Qilla mulai masuk ke dalam rumah dan mendapati Ibunya yang tengah menata makan siang di meja makan. Dengan cepat ia duduk dan mulai mengambil piringnya, saat akan menyendokkan nasi, tangannya terasa panas begitu merasakan cubitan dari Ibunya.

"Ganti baju dulu sana, anak gadis kok jorok."

"Nanggung Buk, udah pegang piring ini." Cemberut Qilla kembali meraih sendok nasi,

"Truk di depan itu ngapain, Buk?" tanya Qilla sambil memakan makanannya.

"Ada pindahan di sebelah rumah." Qilla hanya mengangguk dan kembali memakan makanannya.

Plak!

Sebuah pukulan koran kembali mendarat di kepala Qilla. Dia menatap Ayahnya dengan kesal. Kenapa pria itu hobi sekali untuk menyiksa dirinya?

"Aduh Ayah, suka banget sih nyiksa aku!" Qilla kembali mengelus kepalanya dengan cemberut.

"Enak banget kamu udah makan," ucap Ayah Qilla dan mengambil duduk tepat di sebelah anaknya.

"Laper Yah, habis berjuang ngerjain UN tadi," jawab Qilla yang tidak diperdulikan oleh Ayahnya.

Keluarga kecil itu mulai memakan makan siangnya. Sesekali diiringi oleh perdebatan konyol antara Qilla dengan ayahnya. Bukan perdebatan yang besar, justru karena interaksi itulah keluarga Qilla menjadi keluarga yang berdeda dan unik.

"Ayah udah ketemu belum sama tetangga baru sebelah?" tanya Ibu Qilla sambil menyiapkan makan siang untuk suaminya.

"Belum Buk, belum keliatan."

"Emangnya tante Nunik udah beneran jual rumahnya ya Yah?" tanya Qilla sambil memberikan potongan daging ke piring Ayahnya.

"Udah dari dulu kali Qill, orang tante Nunik udah ikut suaminya," balas Ibu Qilla yang hanya dibalas dengan anggukan.

SADEWA (SELESAI)Where stories live. Discover now