53. Base Camp

1.2K 69 0
                                    

Semenjak Nada bermusuhan dengan Ito, ia berangkat sekolah bersama ayahnya. Walaupun harus berangkat lebih pagi dari biasanya tapi tak mengapa. Justru itu ia malah mempunyai banyak waktu untuk mengerjakan PR dadakan di sekolah. Berhubung juga karena Nada sudah tidak lagi belajar dengan Ito, sekarang ia jadi malas mengerjakan PR di rumah, atau bisa dibilang kebiasaannya dulu kembali lagi.

Nada melempar asal tasnya di meja. Lalu ia mulai duduk di kursinya, dan mencari buku pelajaran Bahasa Indonesia. Seingatnya saat terakhir kali pelajaran, Bu Diana memberikan PR. Dan benar saja setelah ia lihat, ternyata ada tugas untuk membuat teks anekdot.

Nada membuang napas kasar. Untuk tersenyum saja ia tidak bisa apalagi ingin membuat orang lain tersenyum. Gadis itu akhirnya memilih copas dari google, daripada ia membuat teks anekdot tapi malah menjadi cerita horor nantinya.

Tak lama kemudian, Nada merasa ada seorang laki-laki yang duduk di sampingnya. Ia masih serius menyalin teks tersebut sehingga tidak terlalu memperhatikan keadaan sekitar.

"Morning Nada," ucap Kevin di samping Nada.

"Kevin, ngapain pagi-pagi di kelas gue?" tanya Nada mendelik.

"Mau kasih lo ini," ujar Kevin seraya menyodorkan setangkai bunga mawar merah pada Nada.

Nada terdiam. Ia tak mengerti apa tujuan Kevin memberinya bunga.

"Buat apa Vin, gak ada yang spesial di hari ini?" tanyanya linglung.

"Ini memang bukan untuk hari yang spesial Nada, tetapi ini untuk orang yang spesial," ujarnya sambil tersenyum manis.

Nada merasa aneh sebenarnya dengan gelagat Kevin. Namun, Kevin kan sudah banyak menolongnya, jadi mungkin dia tidak perlu memasang curiga.

"Thanks," Nada mencomot bunga itu dari tangan Kevin. Lalu dengan cepat ia menyimpannya di dalam laci meja. Nada sebenarnya tidak terlalu suka dengan bunga, apalagi dengan baunya. Anggap saja ia wanita aneh. Tetapi memang begitu kenyataannya.

"Oh ya Vin, ini topi lo," Nada mengambil topi itu dari dalam tas, lalu menyodorkan pada si empunya.

Kevin menerimanya dengan senang. Lalu ia bergerak dari posisi duduknya.

"Ya udah Nad, gue ke kelas dulu ya, nanti waktu istirahat bareng gue, biar gue jemput di kelas," ucapnya lagi.

Mata Nada berkerling dan tanpa sadar ia mengangguk. Kevin beranjak dari kursinya, bersamaan itu Echa dan Aurel mulai memasuki kelas. Mereka berdua melongo melihat keberadaan Kevin di kelasnya. Apalagi ia kesini untuk menghampiri Nada.
Lantas Echa dan Aurel langsung mendekati Nada.

"Kak Kevin ngapain kesini Nad?" tanya Echa.

Nada menatap malas dua temannya itu. Ia sebenarnya enggan menjawab, tetapi mereka pasti akan terus memaksanya.

"Gak ngapa-ngapain, dia cuma kasih gue bunga terus gue balikin deh topinya," ucapnya enteng.

Aurel merengkuh wajah Nada dengan kedua tangannya. "Cuma kata lo Nad, ngasih bunga itu cuma?" Aurel geregetan.

Dengan paksa Nada melepas tangan Aurel dari wajahnya. "Emang kenapa sih? Ada yang salah?" tanyanya enggan.

"Kalau dia gak ada rasa sama lo, ngapain dia repot-repot ngasih bunga ke elo Nada." Echa ikut-ikut geram. Sedangkan Nada hanya memandangnya dengan wajah cengo.

"Gini deh Nad, kalo lo sekarang sama Kak Kevin terus Kak Ito gimana?" tanya Aurel mencak-mencak.

Nada memutar bola mata malas. Ia kan sudah pernah bilang jangan pernah mengungkit tentang Ito lagi, tetapi teman-temannya itu tidak ada yang mau mendengar.

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Where stories live. Discover now