BAB 1

40 2 7
                                    

Bagian cerita 1

"bukan hanya ditemani sang rembulan dan ribuan bintang, aku ingin kau menemaniku juga."

-Puteri Feodora-

KRIING - Puteri mematikan alarmnya, setelahnya ia berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya setelah itu wudhu. Walaupun dibesarkan oleh keluarga yang banyak perbedaannya mulai dari agama, kebudayaan dan lain-lain, tetapi Puteri tau kewajiban dia sebagai seorang muslim

Setelah sholat subuh, Puteri tidak memilih untuk tidur lagi, ia menyempatkan diri untuk berolahraga keliling komplek sebentar, dengan memakai kaos putih dan trainning akhirnya ia keluar rumah, dan segera memulai rutinitasnya di pagi hari


Jika hari-hari biasanya ada Adrian, tetangga yang selalu saja mengusilinya itu menemani ia berlari tapi tidak pagi ini, karena saat Puteri melihat rumahnya, rumahnya kosong, memang Adrian itu tinggal sendiri, karena orang tuanya ada kerja diluar kota, namun biasanya lampu kamar cowok itu menyala, tidak seperti sekarang yang mati

Tapi Puteri tidak ambil pusing, toh ini untung baginya, karena tidak ada Hantu semacam Adrian yang akan menganggunya pagi-pagi seperti ini

Karena sudah merasa lelah, akhirnya Puteri mengistirahatkan kakinya sejenak di kursi taman

Tangannya terulur mengambil ponsel di kantong training miliknya, dengan cepat ia membuka galeri, disaat seperti ini saja galerinya penuh dengan foto Adrian, memang tidak salah jika Puteri menyebutnya sebagai Cowok narsis

"Gila aja, galeri gue penuh sama foto dia, dasar cowok narsis!" desisnya yang dengan cepat menjadikan foto utu berada di folder sampah

Suara seseorang membuatnya berjengkit kaget

"Siapa yang lo bilang cowok narsis, hmm?"

Puteri hanya memutar bola matanya malas, saat melihat Adrian sudah berada dibelakangnya sekarang, tentu saja dengan tampang yang sok keren!

Adrian mengambil posisi duduk disebelah Puteri, Puteri yang melihatnya langsung menggeser menjauh

"Ngapain lo disini?!" Tanyanya sarkatis

"Jauh amat, sinian dong."

Sudah Puteri bilang kan, Adrian itu memang hantu

"Ngapain.lo.disini?" tanyanya penuh penekanan

Adrian terkekeh "Gak tau."

Ingin rasanya Puteri menjambak rambut cowok itu. Puteri menoleh dan menatapnya tajam, yang ditatap malah tersenyum

"Pasti lo abis pulang dari Club kan?"

"Sok tau." balasnya tenang

"Dih, emang bener kan. Lampu kamar lo aja masih nyala, berarti lo lagi keluar. Kemana lagi coba kalo bukan ke coub!"

Adrian yang melihatnya terkekeh, lansung mencolek dagu Puteri, "Ciee, tau aja."

Dengan cepat Puteri menghapus bekas colekan Adrian di dagunya tadi, ia langsung berdiri dan berniat untuk pulang ke Rumah

FEODORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang