Auday segera membukakan pintu dna membawa Taehyung masuk.

"Tolong," katanya singkat.

Auday mendudukan Taehyung di ranjangnya, "Apa yang terjadi?" tanyanya.

"Jeon, dia mencoba membunuhku secara perlahan,"

"Apa? Bagaimana mungkin?" tanya Yoongi.

"Dia membunuh Irene karena dia dekat denganku, mungkin selanjutnya adalah kau Au," Auday mundur, tidak mempercayai apa yang barusan masuk kedalam indra pendengarannya.

"Jeon, mengincar siapapun yang mendekatiku, Seokjin dan Namjoon tidak percaya dengan perkataanku, mereka menyuruhku menemuimu,"

Auday bergetar ditempat, aku selanjutnya? Pikir Auday.

"Katakan, apa kau pernah melihat bayangan hitam mengendap di jendelamu?" Auday dan Yoongi saling menatap kemudian Auday mengangguk.

"Itu Jeon, dia sering meracaukan kekesalannya karena selalu gagal mengawasimu dalam jangka waktu lama," bisiknya.

"Aku tidak berbicara keras karena kemungkinan dia ada dibalik tembok itu," kata Taehyung menunjuk tembok di dekat jendela.

"Aku akan periksa," kata Auday yang dicegah Yoongi dan Taehyung.

"Kau gila, kau tidak tahu apa resiko apa saja yang bisa mengancammu ketika mengintip," kata Taehyung masih berbisik

"Tapi aku harus melakukannya,"

Yoongi menggeleng, "Jangan Au, itu sama saja membahayakan nyawamu," kata Yoongi.

Auday hampir menangis kemudian Taehyung membawanya ke dalam pukulannya.

"Ingatlah, aku menyayangimu," kata Taehyung kemudian menatap Yoongi.

"Jaga dia," Taehyung berdiri kemudian membuka gorden dan jendela kamar Auday kemudian melongok keluar jendela.

"Hyung?"

.

Sedangkan didalam kamar mandi, Hansol yang sedang bersembunyi dibawah wastafel tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Inisial IR ada di belakang bangunan ini, di balkon? Hansol menggelengkan kepalanya, tempat ini tidak memiliki balkon.

.

"Masuk Jeon, kita bicarakan ini baik-baik," Taehyung membuka jendela dan menyibak gorden menyuruh Jungkook masuk.

"Ah, maaf aku masuk tidak menggunakan pintu," Auday disembunyikan Yoongi dibelakang tubuhnya.

"Ke-kenapa kau melakukan itu Jung?" tanya Auday.

"Mengendap-endap?" Jungkook tersenyum miring, "memastikan kalian berdua melakukan suatu hal yang romantis agar Taehyung cemburu," Auday memperhatikan Jungkook dari atas hingga bawah, dia mengalungi sebuah kamera lama yang langsung bisa mengeluarkan hasil foto.

Tapi kamera itu terlihat tidak asing, Auday merasa dia pernah melihat kamera ini. Auday menarik ujung kaus Yoongi, "Apa itu kameramu?" tanya Auday.

"Kau bertanya tentang kamera ini? Ini milik Park Jimin yang di berikan padaku dua hari yang lalu, aku kagum padanya, ternyata jepretannya lumayan juga,"

"Kau mengenal Jimin?" Jungkook mengangguk.

"Dia teman lamaku, kau pasti mengenalnya juga, karena aku menemukan ini di wadah kameranya," Jungkook menunjukan foto Yoongi dan Auday yang saat itu diambil di dekat sungai, ya. Hari dimana Yoongi mengenalkannya pada Park Jimin dan makan siang bersama di dekat sungai.

Auday melirik Yoongi ketika Taehyung mengambil foto itu dan menatapnya lama, lebam diwajahnya sudah hilang tapi bercak darah dan kulitnya yang robek masih menghiasi paras tampanya.

"Sudah cukup, sebenarnya apa yang kau iinginkan, Jeon?" tanya Taehyung mereka foto itu dan melemparnya.

"Kau, hyung. Apa kurang jelas perkataanku tadi sore mengenai perasaanku? Apa kau balas dendam padaku karena Auday tidak mengerti perasaannya padamu?"

Taehyung menghela nafas, "Kau gila, Jeon. Kau tidak seharusnya suka padaku—"

"Katakan saja kau takut, kau malu menjadi gay, ya kan?"

Taehyung sekali lagi menghela nafasnya kasar, sulit sekali berada dalam posisi yang menembaknya saat ini.

Satu sisi dia normal, masih menyukai perempuan lucu dan polos macam Auday, tapi sisi lain di lubuk hatinya yang dalam dia sering berdebar dan kehilangan fokus ketika bersama laki-laki tampan macam Jungkook.

Pikirannya melayang memikirkan soal seksualnya yang sudah mulai diragukannya sendiri.

Kemudian satu istilah muncul di pikirannya. Apa mungkin dia Biseksual? tanyanya dalam hati.

"Sebenarnya apa sih masalah kalian? Ceritakan saja supaya jelas. Kami mungkin bisa membantu," kata Yoongi pada akhirnya.

Auday memberanikan diri berdiri disebelah Yoongi, kemudian dia duduk di ranjang Yoongi bersama pemiliknya sedangkan Taehyung dan Jungkook duduk di ranjang Auday.

"Aku gay, dan aku suka Taehyung, ah, lebih tepatnya mencintainya, tapi dia tidak," Jungkook terlihat frustasi ketika mengatakannya, Taehyung hanya menatapnya datar.

Dalam hati dia merasa kasihan pada Jungkook yang notabene adalah teman kecilnya sejak mereka memakai popok.

"Dulu aku dan Jungkook adalah sahabat dari kecil. Kami melakukan hal-hal menyenangkan seperti yang dilakukan sahabat pada umumnya, hingga suatu hari dia menyatakan perasaanya padaku saat aku sedang berkencan dengan kekasihku yang sekarang sudah menjadi mantan kekasihku," cerita Taehyung yang membuat Jungkook mendengus tidak suka.

"Aku sangat mencintai Taehyung, dan aku bertekad jika aku tidak bisa memiliki Taehyung, maka satu orangpun juga tidak bisa memilikinya, jadi aku membunuh siapapun yang ada di dekat Taehyung, bagaimana menurut kalian? Adil bukan?" Jungkook menjelaskannya dengan menggebu-gebu seolah bangga dengan apa yang dikatakannya.

Taehyung yang mendengarnya kecewa namun tidak terkejut, berbeda sekali reaksinya dengan Yoongi dan Auday yang sekarang menahan napasnya, seakan sedetik kemudian Jungkook akan menghabisi mereka.

"Taehyung, kenapa kau tidak mencoba menyukai Jungkook?" tanya Auday sedikit takut dengan tatapan Jungkook yang mengedar ke arahnya.

"Aku—"

J O M B L O✔Where stories live. Discover now