Realitas Anak IPS

Epilog

Pada akhirnya, pengalaman mengajarkan banyak arti. Masa-masa SMA meninggalkan momen yang sulit untuk dilupa.

Setelah tak menginjakan kaki di pelataran sekolah, tak memakai seragam, tak sibuk sana sini karena harus berangkat pagi, rasanya seperti ada yang kurang. Mungkinkah ini yang dinamakan rindu?

Iya. Rindu itu pasti ada. Suasananya, momen saat kita ngobrol, saat kita beriringan mau sholat, ketika nyalin PR teman sama-sama, ke kantin bareng, curhat bareng, lelah bareng karena abis olahraga, bahagia bareng pas ulangan matematika nggak jadi, senang bareng pas gurunya nggak masuk, yah pokoknya semuanya.

"Vit, kalo nanti udah sukses jangan lupain gue ya," ujar Ana sehari sebelum Ujian Nasional.

"Nggak akan. Lo itu temen sebangku paling gokil dan kocak. Nanti pasti gue kangen deh," balasku sedikit cengengesan.

Lalu, kami tertawa bersama.

Selamat tinggal masa putih-abu.
Selamat jalan teman-teman.
Selamat menjalani hidup masing-masing.
Sampai jumpa lagi di lain waktu.

Masa lalu jangan diingat, tetapi kenangan akan selalu erat.

Sukses itu bukan hanya milik anak IPA, tetapi sukses adalah hak setiap orang. Termasuk kita, anak IPS. Tetap semangat, kawan!

Untuk kalian,
Munir, Giya, Lisa, Gino, Wawan, Ana, Aiko, Helma, Andi, Raisa, Arlina, Dodo, Putri, Anang, Ardi, Shira, Fahrul, Sandy, Rayen, Kina dan Amber.. Terimakasih atas pengalamannya yang luar biasa. Serta kebersamaan yang pernah kita lewati.

Juga untuk kalian,
Angga, Pauji, dan Piqni. Walau kalian memberiku problema, tapi aku belajar banyak. Dan terimakasih untuk itu.

Salam, Revita.

Subang, Jawa Barat
15 Juli 2018
-Inayivsil

-----------------------------------------------------------

Untuk yang membaca cerita ini, terimakasih telah menjadi saksi perjalanan masa SMA-ku... (cielahh apaan dah 😁😁)

Nggak, cuma mau bilang makasih, arigatou gozaima, zie-zie, thank you... Ini cuma sekelumit cerita yang amatir. Huehehehe

Goodbye, see you..
-Inayivsil