2. It Was Him

819 142 31
                                    

Interfere

By

Fallforhoon

Disclaimer :

Semua karakter tokoh, kata-kata, dan perilaku tokoh di dalam FF tidak bermaksud menjelek-jelekkan tokoh dari segi manapun. FF ini murni dari pemikiran otak saya. Jadi, jika ada kesamaan mungkin hanya sebuah kebetulan^^

Warning:

Kind of weird , Typo(s), BoyxBoy.

It's Jicheol!

Don't Like! Don't Read!

Don't be a Basher!

HAPPY READING!^^


















"HYUNG!"

Seungcheol menghela nafas berat. Ia mengusap wajahnya kasar. Seseorang berteriak saat ia mencoba untuk tidur.

Soonyoung tersedak disampingnya. Ia buru buru mengambil air mineral. Perhatian semua member sepertinya teralihkan. Dari atas sana, terdengar bunyi gaduh. Seseorang berlarian di tangga kayu itu dengan cepat.

"Hyung!"

"Hyung Tolong! Jihoon hyung! Jihoon hyung sedang—"

Mingyu seketika berhenti di dasar tangga. Matanya sudah melebar ke ukuran yang maksimalnya. Terutama saat ia melihat jihoon— yang sedang duduk sambil memakan makanannya.

"Apa?" Seungcheol melihat kearahnya, lalu kearah jihoon. Ia mengerutkan alisnya. "Apa maksudmu?"

"J-Jihoon hyung......"

Untuk pertama kalinya, seungcheol melihat dongsaeng tinggi yang selalu bisa diandalkan itu pucat pasi. Mingyu jatuh berlutut, tepat setelah ia melangkah.

"Ada apa, huh? Kenapa seperti ini?" Jeonghan berdiri membantu menyangga mingyu, mendudukannya di sofa sebelah seokmin.

Tapi mingyu tidak menjawab. Ia terus memakukan pandangannya kearah jihoon. Yang duduk beberapa meter darinya sambil mengerjap bingung.

"Tolong katakan padaku hyung diatas tadi...."

Jihoon mengerutkan keningnya. Ia mencoba bersikap acuh, meskipun bulu romanya sekarang mulai tegak lagi.

"Apa yang kau katakan? Aku turun setelah kau me—"

"Tolong katakan kau menyusulku keatas dan mencoba untuk menakutiku, hyung. Tolong katakan seperti itu,"

Jihoon mengerjap. Semua perhatian member sekarang tertuju padanya. Terjadi sesuatu pada mingyu. Dan ia pikir ia tahu apa itu.

"Apa yang kau bicarakan? Jihoon makan disini sejak tadi." Leadernya berbicara lagi.

"Tapi aku melihatnya diatas!"

Semua member menghela nafas lelah kemudian.

"Jadi kali ini film apa yang kau lihat semalam, huh? Ingin berpura pura jadi aktor lagi?" Soonyoung melihat kearahnya dengan kesal. Beberapa member tertawa karena itu.

"Hyung aku serius!"

Mingyu memang suka bermain. Ia suka berlagak, sama seperti member lainnya. Tapi seungcheol tahu dengan ekspresi mingyu yang pucat seperti ini, ia sedang tidak bercanda.

"Kau hanya berhalusinasi melihatnya."

"Mungkin kau terlalu sering memikirkan jihoon hyung."

Soonyoung dan seokmin bertatapan setelah mereka berkata seperti itu bersamaan. Ia kemudian memberikan tatapan pada jihoon penuh arti.

"Oh, romantisnyaaa!" Mereka berteriak kemudian.

"Hentikan, hentikan." Seungcheol pikir ini bukan saatnya untuk bercanda. Meskipun ia tahu soonyoung hanya ingin memecah suasana tegang ini, seperti biasanya. Namun sesuatu yang dikatakannya entah kenapa mengganggunya. "Mungkin kau salah lihat."

"Hyung....." Mingyu menatap kearahnya, seolah heran kenapa leadernya ini tidak percaya padanya.

"Yang kau lihat orang lain." Seungcheol bersikeras.

"Tapi siapa?" Mingyu mengucapkan itu dan seketika suasananya menegang lagi. "Yang kulihat adalah jihoon hyung. Aku melihatnya. Putih, pucat, berlumur darah. Aku melihatnya."

Seungcheol mengusap wajahnya. Ia sudah sangat lelah dan mingyu sekarang mulai berbicara hal hal yang aneh. Ia mudah lepas kendali saat ia lelah, jadi ia harus banyak banyak menghela nafas agar ia tidak menyentak dongsaengnya ini.

"Apapun itu, itu tidak ada." Seungcheol berusaha melihat kesekitar, menenangkan membernya dengan raut wajah tegang masing masing. "Jangan berhalusinasi, kim mingyu. Tidak ada apapun disini."

"Kau terlalu banyak menonton film horror, kau tahu." Soonyoung tertawa canggung kemudian. "Adegan seperti iti banyak sekali,"

Mingyu kelihatan ingin memprotes, tapi ia hanya mengangguk lelah, dan melemaskan tubuhnya di sofa. Ia pikir ia memang hanya berhalusinasi. Meskipun rasanya memang seperti nyata.

"Ah, jinjja. Ini hari pertama liburan dan hyung sudah memberi kesan seperti ini," Seungkwan berlagak marah, meskipun semuanya tahu itu hanya untuk mencairkan suasana. Ia kemudian berjalan kearah kamarnya.

Sisa member yang lainnya mulai masuk ke kamar. Beberapa masih disana, melihat televisi atau bermain ponsel. Ini memang belum larut malam tapi mereka lelah karena perjalanan.

Seungcheol menatap kearah mingyu yang sekarang memejamkan matanya di sofa. Wajahnya tampak lelah. Kemudian ia beralih ke jihoon, yang masih mengaduk makanannya dalam diam— tanpa berniat memakannya sama sekali.

"Gwenchana?"

Jihoon melihat kearahnya, memastikan pertanyaan itu untuk dirinya. Kemudian ia mengangguk pelan. "Hanya tidak berselera makan...."

Seungcheol mengangguk pelan. Ia berusaha untuk tidak terganggu dengan cerita mingyu. Ini bukan film, pikirnya. Adegan seperti itu mana bisa terjadi di dunia nyata.

Dan dari semuanya..... Kenapa harus jihoon?

"Mingyu akan tidur disini bersama jun dan soonyoung, kurasa. Jika kau tidak ingin tidur sendiri diatas kau bisa tidur dikamar jisoo— atau kau bisa tidur bersamaku."

Jihoon menatapnya sebentar, sedikit mengerutkan dahinya untuk berkomentar— tapi ia mengangguk kemudian.

"Aku akan masuk nanti,"

Seungcheol mengangguk pelan. Ia berjalan masuk terlebih dahulu ke dalam kamarnya. Jihoon hanya menatap punggungnya, dan menghela nafas lelah. Ia menatap mingyu kemudian. Liburan hari pertama, tapi ia sudah mempunyai firasat buruk soal ini.

Mingyu pucat, dan terlihat panik. Jihoon tahu matanya berkaca kaca saat mingyu memohon padanya untuk mengatakan bahwa yang ia lihat adalah dirinya. Mungkin dongsaengnya itu tidak sedang bercanda sekarang. Dan jihoon tahu ia sedang tidak berbohong.

Mingyu memang melihatnya.

Hanya saja,

Kenapa ia?









- TBC -




I keep short for this story krn aku bikin plotnya simple dan masalahnya ga rumit. Also, i started to prepare for university life so yah.... Things get busier..... 😗😓

[➖] Interfere ; JicheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang