"Sayang, di mall tuh banyak cowo yang berkeliaran."

"Terus kenapa?"

"Kalo kamu dilihatin?"

"Ya biarin, kan aku cuma punya kamu gak ada yang lain hehe."

"Wah di ajarin ngegombal sama siapa kamu?"

"Belajar dari kamu." Ujarku.

Aku melanjutkan memoles sedikit make up di wajahku. Kak Shane masih saja memperhatikanku dari belakang.

"Sayang, nanti Airin jangan tidur di sini dulu ya."

"Kenapa?"

"Gakpapa, masih pengen berdua sama kamu."

"Awas ya kamu macem- macem lagi."

"Yakan kita udah sah."

"Huh."

Aku tidak ingin berdebat lagi dengan kak Shane, lebih baik aku menurutinya saja. Memang sebagai seorang istri harus patuh pada suami.

***

Kurang lebih 30 menit perjalanan akhirnya kami sampai di mall. Kak Shane menggandeng tanganku masuk ke dalam.

"Sayang, kamu jangan jauh jauh ya."

"Iya mana bisa jauh orang kamu pegangin terus yang."

"Apaan? Haha." Aku yakin dia tertawa karena aku memanggilnya sayang.

"Enggak."

"Aku tadi denger sesuatu kok."

Aku tidak menjawabnya lagi, aku sudah terlanjur malu. Langsung saja aku menarik kak Shane menuju eskalator. Aku ingin mengajaknya menuju area bermain.

"Sayang, kamu main capitan boneka ya." Tunjukku pada mainan capitan boneka.

"Apa? Kamu panggil aku apa?"

"Sayang."

"Gak denger nih berisik."

"Sayang."

"Apaan? Ulangin dong."

"Monyet." Teriakku pas di telinga kak Shane.

"Haha jangan gitu dong, udah gakusah malu kalo mau panggil aku kayak gitu."

"Gak mau."

"Yaudah aku gak mau main."

"Sayang main ya, bonekanya buat aku tapi jangan buat anak SMA lagi."

"Yes akhirnya kamu panggil aku sayang."

Setelah membeli saldo untuk bermain, kak Shane mulai memainkan mesin itu. Dia terlihat sangat serius sekali. Percobaan pertamanya gagal, aku terus menyorakinya seperti anak SMA waktu itu. Memang beberapa orang melihat ke arahku, tapi cuek saja. Akhirnya setelah beberapa kali main kak Shane mendapatkan satu boneka. Monyet lagi, aku tidak tahu kenapa monyet selalu menyertai kami. Tapi tak apa, aku senang sekali.

Setelahnya kak Shane mengajak untuk makan, aku juga lapar jadi aku menyetujuinya saja. Masih ku pegang terus boneka dari kak Shane, walaupun tidak terlalu besar atau tidak mahal, aku menyukainya karena suamiku yang mendapatkannya.

Tiba- tiba aku melihat seseorang yang sangat ku kenal, langsung saja aku berlari mendekat ke arahnya dan memeluknya karena sudah terlalu lama tidak bertemu. Kak Shane pasti kesal karena ku tingggalkan.

"Oji, gue kangen banget, jahat lo gak dateng ke nikahan gue." Ujarku setelah melepas pelukanku.

"Haha maafin gue deh ya, gue bener- bener gak bisa kemarin. Selamat ya lo, akhirnya nikah juga sama kak Shane."

"Hehe iyadeh."

"Ohiya kak Shane mana?"

"Tuh." Tunjukku pada kak Shane dengan menggunakan boneka monyet di tanganku. Kak Shane sedang menuju ke arah kami, dia lambat sekali jalannya.

"Hey Ji lo apa kabar?" Sapa kak Shane.

"Baik kok, selamat ya lo, jagain Ocha, jangan bikin dia nangis mulu."

"Pasti. Lo kemana kemarin? Bokap nyokap lo aja dateng ke nikahan gue."

"Hehe sorry deh sorry, gue ada urusan dikit di luar kota."

"Okey lah gakpapa gue maafin kali ini."

Oji mendekat ke arah kak Shane, sepertinya akan membisikkan sesuatu.

"Gimana malem pertama lo?" Bisik Oji pada kak Shane yang masih bisa ku dengar.

"Rahasia." Jawab kak Shane dengan berbisik.

"Eh lo Oji nanyanya jangan aneh aneh deh." Sahutku sambil memasang mata melotot.

"Eh kedengeran ya haha."

"Ji, kita duluan ya udah laper banget."

"Oke, sampai ketemu lagi."

"Oke." Balas kami bebarengan.

Tak berapa lama kami berjalan menjauh dari Oji, tiba- tiba kak Shane merebut boneka monyetku. Lalu dia berjalan cepat mendahuluiku. Kakinya yang panjang membuat langkah kakinya sangat lebar, aku sampai tidak bisa mengejarnya.

Kini kak Shane hilang dari pandanganku. Aku sedang berada di area food court. Banyak tempat makan dan ramai pengunjung mall. Aku sulit menemukan kak Shane. Aku berhenti sebentar, aku sangat lelah mengejarnya.

"Mana sih?" kataku sambil mengedarkan pandanganku.

Akhirnya aku menemukan boneka monyetku, lalu aku masuk ke dalam area salah satu tempat makan. Hanya ada boneka itu di meja.

"Aku gak suka ya kamu peyuk peyuk olang sembalangan." Terdengar bunyi seseorang yang di buat buat seperti suara seekor monyet.

"Hah? Oji? Monyet sayang, dia kan sahabat aku, jadi gakpapa."

Kak Shane muncul dari belakang lalu duduk di depanku.

"Pokoknya aku gak suka ya." Kini suara kak Shane berubah normal.

"Haha kamu mah sama Oji aja cemburu."

"Iyalah."

"Oke oke aku bakalan kayak gitu lagi."

"Ohiya lusa aku udah mulai kerja ya."

"Terus?"

"Kan kamu udah jadi istri aku, jadi kamu yang siapin semua keperluan aku hehe."

"Iya deh iya."

Siapin semua? Apa aja ya? Baju? Sepatu? Tas? Apalagi?

***

Hai semuanya masih pada nunggu kelanjutannya gak nih?

Semoga masih ada yang mau nunggu dan baca ya. Ku tunggu comment dari kalian.

Makasih ya udah baca, vote dan comment. See you..

PACAR RAHASIA : Bukan LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang