Petunjuk!

"Makanya nur~" Auday mundur ketika tangan kiri laki-laki itu meraba paha dalamnya, dia kehilangan pijakan dan~

Auday bangun, dia terengah, nafasnya tersenggal, dadanya sakit karna kerja jantung yang begitu cepat dan kepalanya sedikit pusing.

"Kau tidak apa?" Yoongi menepuk pipinya kemudian memberikan air mineral dari nakas disebelah Auday.

Setelah Auday menenggaknya, dia menyandarkan tubuhnya ke headboard. "Apa yang terjadi?" tanya Yoongi.

"Mimpi buruk," Auday membuang nafasnya gusar, sekarang dia takut kembali tidur.

Bayangan luka bekas sayatan membuat lengannya merinding sendiri.

Auday segera berdiri dan mencuci muka, kemudian mencari notes kecil dan menulis di meja belajar.

Petunjuk!

1. Luka bekas sayatan di lengan kanan pelaku.

Auday teringat satu lagi, dia mencoret yang barusan dia tulis kemudian menulis yang baru lagi, petunjuk yang sempat dilupakan.

Petunjuk!

1. 16.15.629 = Poly
2. Luka bekas sayatan di lengan kanan pelaku.
3. Kemungkinan kejadian itu terjadi sore hari
4. Rooftop, atap dengan pembatas rusak.

"Pasti tentang anak smp itu," Auday menempelkan kertas itu di rak buku kecilnya, kemudian ia mengangguk menatap Yoongi.

Pukul tiga pagi.

"Apa kau tidak tidur?" tanya Auday. Yoongi hanya menggeleng.

"Aku tidur, beberapa jam yang lalu setelah belajar," Auday mendecak.

"Katakan," suruhnya.

Yoongi duduk di ranjang Auday, sedangkan empunya hanya menatap lawannya.

"Uhm, aku menderita insomnia akut semenjak smp karena dulu aku suka sekali membaca buku hingga larut malam, lalu aku tiba-tiba tertidur. Insomniaku tidak terlalu parah, ya karena aku selalu tidur di hari minggu, itu yang membuatku tidak punya kantung mata."

"Apa yang kau lakukan ketika insomnia kecuali membaca buku?" Tanya Auday.

"Hm? Bermain ponsel, menghubungi Jimin, menatapimu yang sudah tertidur membuatku akhirnya juga tidur,"

"Dasar tidak sopan,"

Yoongi berbaring di ranjang Auday, Auday hanya kembali menatapi petunjuk yang di tulisnya, kemudian matanya menatap jendela, barusan ada bayangan hitam bergerak cepat.

Auday membuka gorden dan menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada orang yang baru saja lewat, Auday kemudian terkekeh, bodohnya aku, ini kan lantai empat, bagaimana mungkin ada seseorang yang lewat, pikirnya.

Kemudian dia menatap bulan purnama, langit cerah di pagi buta lalu dia menatap bangunan di depannya.

Menatapnya lamat, memperhatikan dengan cermat, memastikan bahwa matanya tidak salah melihat.

Disana Auday bisa melihat pantulan bayangan orang itu, berdiri merapat ke tembok di ujung bangunan asrama, seseorang yang mengawasi. Auday segera menutup gorden lalu duduk diranjangnya, jantungnya berdenyut cepat, membuatnya bertanya-tanya siapa yang senekat itu berjalan di tepi bangunan lantai empat.

Yoongi terlelap di ranjang Auday, dia sempat mendecak dan berfikiran apakah ranjangnya begitu nyaman sehingga dia selalu tidur disana?

Auday terpaksa menggunakan ranjang Yoongi untuk tidur, padahal sama nyamannya, batin Auday ketika membaringkan diri.

Saat Auday membuka selimut, Auday melihat benda berkilau di bawah selimut. Ketika meraihnya, tangan Auday tergores, sudah dipastikan itu adalah benda tajam.

Auday membuka selimut milik Yoongi lebih lebar lagi kemudian membersihkan pecahan beling yang ternyata banyak sekali.

Auday harus melaporkan ini ke pihak sekolah, ya. Ini tidak bisa dibiarkan. Tapi sebelum itu, dia harus menginterogasi Yoongi terlebih dahulu.

.

"Ya! Au, cepatlah keluar, kita akan terlambat," Yoongi mencekik pintu kamar mandi dengan tidak sabaran.

Auday cepat-cepat keluar setelah membalut luka di jarinya. Setelah itu membiarkan Yoongi pergi mandi.

Auday merapikan buku pelajarannya, kemudian mengenakan sepatu, dia belum bicara sama sekali dengan Yoongi, setelah membangunkannya tadi pagi.

Setelah Yoongi keluar dengan seragamnya, Auday menyilangkan tangannya didada sambil menatap Yoongi menuntut penjelasan.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Auday menghela nafas.

"Oh tidak ada, aku hanya ingin tahu kenapa ada pecahan beling dibalik selimutmu," katanya dengan nada yang sedikit meremehkan.

"Pecahan apa?"

"Beling, kenapa aku menemukan pecahan beling dibalik selimutmu?" tanya Auday.

"Tapi aku tidak pernah menggunakan selimut ketika tidur," kening Auday berkerut.

"Lalu siapa yang meletakkannya disana?"

"Seseorang yang membenciku?" Yoongi bertanya.

"Bisa jadi, tapi siapa?" tanya Auday.

"Taehyung? Dia kan pernah hampir memukulku waktu itu," Auday tahu, tapi dia pura-pura tidur waktu itu.

"Jika benar Taehyung, kenapa dia melakukan itu?" tanya Auday.

"Dia sudah jelas tidak menyukaiku, karena dia takut aku menyukaimu, karena yang aku tahu dia menyukaimu," Auday memutar bola matanya.

"Aku akan laporkan ini ke pihak sekolah nanti, supaya urusannya segera selesai," kata Auday meninggalkan kamarnya dalam keadaan rapi.

Yoongi berjalan di sebelahnya setelah menutup pintu dorm dan menguncinya.

"Makan siang denganku ya?" Auday mengangguk.

"Temui aku di kelas Fisika setelah bel berbunyi," Yoongi menggumamkan kata baiklah kemudian mereka menuju ke kelas masing-masing.

.

"Kau bermanfaat juga," kata laki-laki berseragam rapi itu tanpa menatap lawan bicaranya yang masih terbaring.

"Kook, kumohon jangan~" suaranya parau yang ditanggapi dengan tawaan remeh dari laki-laki tadi.

Jungkook berbalik, "kenapa? Karena kau menyukainya? Apa belum cukup kematian Irene bagimu? Atau kau mau dia mati juga?" tanyanya bertubi-tubi hanya ditanggapi dengan desahan menyesal oleh sang lawan bicara.

Surai merah cerahnya meredup ketika Jungkook mematikan lampu dan meninggalkan dorm untuk pergi ke kelas.

J O M B L O✔Where stories live. Discover now