Jahatnya Suamiku

Mulai dari awal
                                    

"Ada- ada saja kamu."

Aku masih menutup mataku dan menolehkan kepalaku ke samping.

"Sayang lap in dong, ini nih handuknya." Perintah Kak Shane sambil menyerahkan handuk kecil di tanganku.

"Sayang, kamu kenapa nutup mata sih?"

"Sayang?"

Terpaksa ku buka mataku dan mengelap wajah Kak Shane yang penuh keringat. Sengaja aku menekannya lebih keras, biar Kak Shane tahu rasa.

Nih makan nih lap-batinku sambil mengelap wajah Kak Shane.

"Pelan pelan dong, sakit Sayang." Bodoamat dengan Kak Shane aku tetap mengelapnya dengan keras.

Tak berapa lama kak Shane bangun dan menatapku tajam. Aku hanya diam saja dan membalasnya dengan melotot tajam juga.

"Kamu ya." Katanya sambil melotot.

"Apa? Hah?" Aku juga tidak mau kalah.

Tiba- tiba dengan cepat kak Shane menggendongku, seketika aku terkejut di buatnya.

"Aaaaa kak Shane." Jeritku.

"Kita ke kamar ya." Ujarnya sambil berjalan menaikki tangga.

"Gak mau, turunin aku kak."

Kak Shane membawa ku kamar dan menaruhku di tempat tidur lalu dia pergi dan mengunci pintunya.

Beberapa menit telah berlalu, kemudian pintu terbuka dan menampakkan kak Shane dengan membawa nampan yang berisi makanan.

Kak Shane mendekat ke arahku dan duduk di tepi ranjang. Aku memalingkan wajahku karena jujur aku masih kesal dengannya.

"Makan ya."

"Gak."

"Makan dong." Ujarnya lagi sambil menyodorkan satu sendok penuh makanan.

"Gak."

"Makan atau..?"

"Gak."

"Yaudah terserah kamu."

Kak Shane pergi lagi keluar kamar meninggalkan nampan itu di meja kecil di samping ranjang.

Kok pergi sih

Aku tambah kesal sekaligus menyesal karena kak Shane pergi meninggalkanku. Aku masih duduk sambil memperhatikan cincin yang melingkar di jariku.

Istrinya marah kenapa gak di bujuk sih, bujuk bentar doang habis itu pergi, apaan

Tiba- tiba terdengar bunyi dari perutku, aku mulai merasakan lapar yang berlebih. Terpaksa aku mengambil makanan yang di bawakan kak Shane dan memakannya. Hampir setengah piring telah kuhabiskan lalu aku meletakannya lagi.

Aku bingung sekali harus melakukan apa, ini hari pertamaku menjadi seorang istri tapi aku tidak tahu harus bagaimana.

Akhirnya aku memutuskan untuk turun ke bawah dan membawa piring kotorku tadi ke dapur. Di sana terlihat bibi sedang beres-beres dapur. Aku menghampiri bibi.

"Bibi, saya bantuin ya." Ujarku sambil menaruh piring di wastafel.

"Yaampun Non, biar bibi aja sini."

"Jangan Bi, saya aja, saya bingung harus ngapain Bi."

"Ndak usah Non, nanti saya di marahin nyonya."

"Enggak Bi, kan saya sendiri yang mau bantu."

"Baik Non."

Aku mulai mencuci piring sambil melihat kesana kemari tapi aku tak menemukan kak Shane. Aku tidak tahu dia pergi kemana.

Kak Shane pergi kemana ya

"Bibi lihat kak Shane gak?"

"Ndak tuh Non."

Aku merasa bersalah sudah marah dengan kak Shane. Seharusnya sebagai istri aku lebih mengerti keinginan suami dan menghargai usahanya. Sedangkan yang aku lakukan malah menolaknya saat dia membawakanku makan.

"Bibi habis ini bibi mau ngapain?"

"Itu Non mau nyiapin buat makan siang nanti."

"Oh ya, saya ikut masak ya bi, sambil bibi ajarin saya masak."

"Tapi Non.."

"Gakpapa Bi."

Saat aku menyiapkan sayuran bersama Bibi, kak Shane lewat di depan kami sibuk memperhatikan ponselnya.

"Kak Shaneee." Entah dia mendengar panggilanku atau tidak dia langsung berjalan begitu saja tanpa menoleh ke arahku.

Marah?

"Bibi, saya kesana dulu ya."

"Iya Non."

Aku berjalan mendekati kak Shane yang ada di ruang tamu, aku duduk di dekatnya tapi belum sampai satu detik aku duduk kak Shane sudah berdiri lagi dan pindah duduk di ruang keluarga. Aku mengikutinya kembali dengan perlahan karena memang aku sedang susah untuk berjalan.

Sama seperti tadi bahkan kali ini aku belum sempat duduk kak Shane sudah pergi lagi. Dia menaiki tangga sepertinya dia naik ke kamar. Aku sedikit lelah, tapi aku kembali menyusulnya ke atas setelah beristirahat sebentar.

Aku sudah sampai di kamar, kak Shane terlihat duduk dan memainkan ponselnya. Aku mendekatinya, jika dia pergi juga kali ini aku tidak akan mengejarnya lagi.

"Kak Shane."

Benar saja dugaanku dia pergi lagi tanpa menjawab panggilan dariku. Aku capek, ku dudukkan diriku di ranjang.

"Hikss hikss hikss." Aku tidak tahu kenapa aku menangis. Hanya saja rasanya sakit sekali di hari pertama ini aku di cuekin sama kak Shane. Walaupun terkadang aku risih dengan sifatnya yang suka jahil. Kangen kak Shane yang nempel mulu.

Jahat

***

Maaf ya segini dulu updatenya.

Masih pada nungguin gak nih? Semoga aja masih ya dan semoga gak bosen baca cerita ini.

Makasih ya udah selalu baca, vote dan comment. Aku tunggu comment dari kalian ya. 

PACAR RAHASIA : Bukan LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang