"Gue heran kenapa lu bisa jadi ketos?" ucap Sean tertawa kecil.

"Kan bang Sat yang bikin kampanye." kata Bagas juga tertawa kecil.

"Jadi kangen bang Sat nih gue." kata Sean menatap langit.

"Kita harus balas sih." ujar Aslan lalu ia berdiri dari duduknya.

Bagas yang melihat Aslan berdiri membuatnya ikut berdiri lalu tak lama Jefry juga ikut berdiri, mereka saling pandang dan memandang Sean untuk memberi kode agar dirinya ikut berdiri.

"Apapun yang terjadi." ucap Aslan mengulurkan tangannya ke tengah tengah mereka.

"Siapapun lawannya." kata Bagas lalu menaruh telapak tangannya di atas telapak tangan Aslan.

"Seberapa kuatnya." di ikuti Jefry.

"Demi bang Sat!" Sean juga ikut paling atas dengan tatapan mata yang tajam.

Lalu mereka langsung menarik tangan mereka dengan kasar tanpa teriakan bubar.

Sean kembali duduk sedangkan mereka bertiga kembali ke sekolah untuk mengikuti jam pelajaran yang akan di mulai lagi.

***

"Sat, mereka semua lucu terutama adik lu si Sean." kata Genta sambil menatap foto Satria.

Genta dan teman temannya sudah mengumpulkan kembali anggota geng mereka sepenuhnya yang sempat di bubarkan oleh Satria.

"Nta kalau lu mau lawan Aslan, lu harus ambil cewek dia." ucap salah satu anggota geng Genta.

"Siapa cewek itu?" mata Genta langsung menjadi tajam.

"Kata anak sekolah gue sih kalau ga salah namanya Karin dan mereka satu sekolah." jawabnya.

Genta langsung pergi dari markas yang dulunya tempat tongkrongan bang Sat, ia menuju sekolah Aslan dengan motor ninja hijau miliknya.

"Karin ya," gumam Genta dalam perjalanan menuju sekolah Aslan.

Tak lama kemudian Genta kini sudah sampai di depan sekolah Aslan, sempat terasa flashback sebuah masa lalu di mana dirinya menjemput bang Sat untuk minum minum di markas.

Lalu ia juga teringat bahwa dulu ia pernah memainkan gas motornya yang membuat knalpotnya berbunyi keras hingga di usir satpam di sekolah itu, tapi kini itu semua tinggal kenangan.

"Lo yang udah buat kita hancur dan harusnya yang mereka benci itu elo Sat bukan gue, anjing." gumam Genta memendam amarah yang dalam.

Tak lama kemudian sekitar dua puluh menit Genta menunggu lalu kini sudah terdengar suara bell pulang sekolah, ia langsung mencari Karin bermodal foto yang di share salah satu anggota geng motornya.

Karin pada saat itu baru saja keluar dari gerbang sekolah dan memutuskan untuk membeli cilok di depan halaman sekolah.

"Lu Karin?" ucap Genta.

"Maaf, siapa ya?" tanya Karin melihat Genta dengan jaket hitam.

"Gue temennya Aslan, katanya dia gue suruh bawa lu ke tongkrongan. Dia mau ngasih surprise ke elu." ujar Genta dengan senyum tipis.

SeanWhere stories live. Discover now