23

2.5K 187 9
                                    

Ketukan jemari lentik itu membuat ruangan tersebut tidak sunyi dan juga tidak mengganggu lamunannya. Entah apa yang dipikirkan oleh wanita cantik nan manis ini hingga tidak menyadari sang sekertarisnya memanggil.

"Eonni, tamu anda sudah datang," ucap Jisoo sambil menggoyangkan lengan So Eun.

Wanita itu kembali ke alam sadarnya dan refleks berdiri untuk menyambut tamunya.

Clekkk

"Annyeonghaseyo, Kim Depyonim,"sapa So Eun sopan.

Kim Depyonim atau Kim Bum hanya menundukan kepala dan tegak kembali.

"Silahkan duduk,". Sekertaris Kim Bum dan So Eun menyiapkan semua bahan rapatnya dengan cepat. Kedua mata mereka terfokus pada lembaran yang dibagikan tadi. Detak jantung So Eun bergerak cepat ketika alat pernafasannya menghirup parfum yang biasa digunakan pria itu. Ia berharap degup jantungnya itu tidak terdengar oleh orang-orang sekitarnya.

"Seperti yang sebelumnya saya sampaikan kepada Kim Soo Hyun Depyonim, jika kami akan bekerja sama membuat pusat perbelanjaan di daerah Gangnam dan seharusnya hari ini kami menentukan tanggal mulai pembangunan tersebut,"tutur Kim Bum.

So Eun mendongak dan tersenyum,"ya, Kim Depyonim sudah mengatakan sebelumnya, dan dia menyampaikan amanat kepada saya jika pembangunan tersebut di mulai 1 bulan kedepan setelah peresmian hotel yang kami bangun di Jeju-do,".

Kim Bum mengangguk dan berdiri mengulurkan tangannya,"baiklah kalau begitu, terima kasih untuk pertemuan hari ini, semoga dengan kerja sama ini akan saling menguntungkan perusahaan satu sama lain,". So Eun membalas uluran tangan pria itu dan menjabatnya,"saya harap juga begitu, dan maaf jika sebelumnya membuat kalian menunggu,"sesalnya.

"Tidak masalah, saya mengerti posisi anda yang menjabat sebagai wakil direktur, selalu banyak pekerjaan,"sedikit gurau Kim Bum.

So Eun terkekeh. Entah apa yang dipikirkan Kim Bum hingga menyuruh asisten dan sekertaris So Eun untuk keluar terlebih dahalu dengan beralasan ada yang di bicarakan oleh mereka berdua. Meskipun So Eun tidal tahu apa yang akan di katakan pria itu, ia hanya menurutinya saja. Setelah kedua orang tersebut keluar, Kim Bum mengitari meja panjang itu dan langsung memeluk tubuh mungil So Eun erat. Dapat dirasakannya tubuh mungil wanita itu menegang ketika ia memeluknya.

"Bogoshipo, So Eun-ah," bisik Kim Bum.

Kedua mata So Eun tidak dapat menahan air matanya untuk tidak keluar. Pelukan Kim Bum kian mengerat, namun So Eun tidak membalas pelukan yang ia rindukan seakan kedua tangannya itu kaku untuk diangkat. Di ciumnya pucuk kepala wanita yang ada dipelukannya, betapa ia merindukan wanita cantik ini. Sudah hampir 2 bulan lamanya mereka tidak bertemu dan kini mereka dipertemukan dengan sebuah pekerjaan.

Kim Bum melonggarkan pelukannya agar dapat melihat wajah cantik So Eun.

"Uljima, chagiya... jeongmal mianhe," lirih Kim Bum.

Bibir So Eun seolah kelu untuk mengeluarkan suara. Sungguh, ia juga merindukan pria dihadapannya sekarang ini namun ia bingung apa yang harus ia lakukan? Pria di hadapannya ini sudah memiliki wanita lain, ia merasa tidak pantas untuk bertemu atau bahkan berpelukan seperti tadi. Ibu jari Kim Bum mengusap pipi gembil So Eun untuk menghapus jejak air mata wanita yang dicintainya.

"Kau tidak merindukanku, chagi?,"tanya Kim Bum.

Tentu saja aku merindukanmu, mana mungkin tidak? Bahkan mungkin aku duluan yang merindukanmu oppa, dalam hati So Eun. Ia tidak bisa menjawabnya dengan lantang.

Diraihnya dagu So Eun, perlahan wajah Kim Bum mendekat pada wajah So Eun. Nafas hangat dapat dirasakan wanita itu, kedua matanya tertutup ketika merasakan keningnya bertemu dengan bibir tipis Kim Bum.

You Are ... (COMPLETE) ✔Where stories live. Discover now