(05) Mehdiard

Começar do início
                                    

"Aku diutus oleh Raja Orba ke Bumi, untuk mengumpulkan satu persatu tubuh manusia. Karena rasku hanya bisa bertahan hidup menggunakan tubuh dari makhluk lain. Dan tidak ada niatan sama sekali untuk menguasai duniamu, aku hanya butuh penghuninya," jawab Orkanois.

"Lalu kenapa kau mencariku? Kan banyak di luar sana manusia ... sampah," ketusnya.

"Karena kau adalah Mehdiard, dan kabarnya kau adalah yang terakhir. Entah benar atau tidak, dan entah kenapa aku bisa menemukanmu di planet ini. Berkat sinyal kuat yang kau pancarkan kemarin malam, akhirnya aku menemukan ras langka, Mehdiard. Atau tepatnya ras yang saat ini sudah punah," jawab Orkanois.

"Mehdiard? Namaku 'Mar'," sanggahnya.

"Ya, aku tahu itu namamu. Tapi, di tempat tinggalku kau dinamakan ras Mehdiard."

"Baru kali ini nemu naga, cerewet lagi. Berbicara seolah tahu segalanya," sindirnya.

"Itu benar. Aku tahu semua tentangmu, sejak semalam kabelku menyentuh kepalamu. Dan dengan cara itulah aku mengerti bahasa manusia."

"Semudah itu?"

"Tidak. Aku sudah menyentuh ratusan kepala manusia, barulah aku bisa memahami bahasanya. Setiap kali aku menyentuh kepala mereka, kepalanya hancur seketika. Dan kemarin seharusnya kau mati, setelah menerima serangan telak di kepalamu. Tapi kau hidup. Inilah bukti bahwa kau adalah seorang Mehdiard. Di planetku Mehdiard adalah yang mempunyai fisik terkuat," jawab Orkanois.

"Ya apalah itu, banyak ngomong, ah. Jadi, kapan kita bisa mempercepat kiamat?"

"Mar, sebegitu benci kah kau kepada manusia?" tanya Orkanois heran.

"Tidak, aku justru menyayangi mereka."

"..."

"Candaanmu tidak membuatku tertawa, Mar."

Mar berdiri dan dengan lantang mengatakan, "Aku serius."

"Baiklah, baiklah! Apa pun perkataan konyolmu itu, sejujurnya, aku tidak mempunyai kekuatan untuk membantumu mempercepat kiamat di Bumi," ujar Orkanois.

"Apa?"

"Aku mengatakan hal itu karena kau semangat sekali jika membicarakan soal kiamat, alasan saja agar aku bisa menjumpaimu dengan tenang dan membawamu dengan damai."

Mar terdiam dan berbalik, ia terlihat sangat kesal setelah Orkanois mengatakan hal itu. Hingga, tiba-tiba Mar berteriak keras, "Aaaa!"

Ia melompat ke depan, membuat pijakan di tembok yang berada di hadapannya –dengan berpijak terlebih dahulu, lompatannya akan lebih tinggi– lalu seketika salto dan menendang tepat di kepala Orkanois. Lalu memukulnya dengan tangan kiri dan berhasil membuatnya tersungkur, hingga membuat meja, kursi, buku, dan sebagainya berantakan.

"Tiba-tiba menyerang dengan ganas

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Tiba-tiba menyerang dengan ganas. Tetapi, itu belum cukup untuk mengalahkanku. Ternyata, kau hanyalah anak kecil yang cepat marah jika dibohongi," tanggapnya.

"Lah, komodo luar angkasa bodoh! Siapa pun bakal marah kalau dibohongi."

Orkanois mengeluarkan puluhan kabel dari dadanya dan mencoba membelit Mar lagi. Ia sempat menghindar, tetapi ruangan sempit itu tidak memihak padanya. Tertangkaplah ia dengan puluhan belitan di sekujur tubuh, dan menyisakan kepalanya saja.

Sengatan demi sengatan dilancarkan oleh Orkanois ke tubuh Mar. Urat-urat di leher dan kepalanya menggaris, terlihat ia sangat berjuang menahan rasa sakit yang diterimanya. Matanya terus menatap tajam Orkanois, sambil terus berusaha tegar dan berkata, "Serangan ini belum ada apa-apanya."

"Ras kami adalah mereka yang mempunyai sayap," ujar Orkanois. Ia pun membentangkan sayap birunya yang sangat lebar, memenuhi seisi ruangan. Hingga menjatuhkan beberapa foto yang tertempel di dinding. Ada sebuah foto keluarga di bingkai yang baru saja pecah, memperlihatkan empat orang di dalamnya.

Ia meneruskan perkataannya, "sebenarnya sayap ini permanen dan bagian dari punggungku, tetapi aku menyembunyikannya di dimensi Teeporth. Rasku mempunyai kekuatan yang diberi nama Teeporth. Mampu memindahkan sesuatu ke dimensi hitam. Lihatlah wujudku yang sebenarnya!"

"Hah, lucu banget. Kebetulan atau emang sengaja, kekuatan yang kauberi nama Teeporth itu terdengar seperti 'teleportasi' dari bahasaku," balas Mar.

"Entahlah. Aku juga terkejut mendengar nama 'Orka' di planet ini. Paus pembunuh yang matanya mirip dengaku, putih kosong. Alam semesta begitu sempit."

"Asal kau tahu, lingkaran putih di paus orka, bukanlah matanya," ujar Mar.

"Hah?!? Dunia ini penuh tipuan." Orkanois menambah power sengatannya.

"Hmph! Berjuta kali k-kau sengat aku, kali ini aku tidak akan tumbang!"

Orkanois mengeluarkan sebuah jarum dari salah satu kabelnya. "Kau masih muda. Mungkin sayapmu belum tumbuh. Dengan serum ini, sayapmu pasti akan tumbuh dengan cepat. Lalu setelah itu, aku akan membawamu sebagai 'oleh-oleh' unik dari planet Bumi untuk Raja Orba."

"Kau bilang a-aku ras terkuat, tapi sekarang lang-ka? Jangan bilang setrum i-ini yang menyebabkan kepunahan itu," ujar Mar masih terus berbicara dengan susah payah.

"Bukan oleh setrum ini. Ya memang, kau dari ras punah dan keberadaanmu ini sangatlah langka. Tapi, kau tidak mengetahui mengapa Mehdiard punah kan?"

"H-hah?"

"Ras Mehdiard adalah sumber kerusakan planet kami. Mereka punah karena diperangi oleh ras lainnya. Dan membawamu ke planetku, akan menjadi sebuah tontonan yang sangat menarik, sebelum aku persembahkan kepada raja."

Orkanois menyuntikan serum itu. "Aaargghhh!" teriak Mar tak tertahan.

"Sebelumnya aku harus menumbuhkan sayapmu terlebih dahulu, sebagai bukti bahwa kau adalah seorang Mehdiard."



----<>----

Raja Orba : Pemimpin di planet Orka

Teeporth : Teleportasi

ORKANOIS (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora