Chap 11

2.9K 174 4
                                    

Saat ini latar belakangnya di sebuah cafe yang di dominasi warna hitam, elegan dan sedikit modern. Ino beserta dua sahabat dan kekasihnya beserta sahabatnya pula tengah menanti makanan yang telah dipesannya.

Sesekali mereka tertawa membicarakan apa saja yang menurut mereka menarik.

"Kau tau, Saki ini sangat jago olahraga terutama lari. Tak ada yang bisa mengalahkannya, larinya sangat kencang dan juga gesit." Oceh Ino. Naruto tampak antusias.

"Benarkah Sakura-chan. Sugoiiii, kau pasti sangat populer di sekolahmu." Ucap Naruto. Mereka mencoba membawa Sakura pada obrolan seru.

Namun sosok yang diajak berbicara itu hanya menatap malas. Dua orang pelayan membawa nampan yang berisi pesanan mereka.

Mereka menyantap makanan masing-masing. Sai dan Ino bersenda gurau, sedangkan Naruto sesekali menggoda Hinata. Sakura jengah menatap dua sahabatnya yang tengah dimabuk asmara itu.

'Tenten sialan. Kenapa jadi aku yang berakhir seperti ini.' Batinnya.

Flashback

"Saki. Ayolahhh. Kau harus ikut." Rengek Ino pada sahabat pinky-nya itu.

Tak hanya Ino saja, ternyata Hinata dan Tenten pun ikut-ikutan menghasutnya.

"Akan ada Sasuke di sana." Ucap Ino. Tiba-tiba fokus Sakura pada bukunya benar-benar pecah. Entah kenapa sekarang ia jadi tertarik untuk ikut.

"Saku-chan, kau tau kan jika bukan denganmu aku dilarang pergi lama-lama oleh orang tuaku." Keluh Hinata. Sakura sedikit geli dengan sahabatnya satu itu, dia sangat dia pandai dalam berbohong. Bagaimana dia memberi alasan tak masuk akal seperti itu, padahal biasanya juga dia akan diizinkan oleh orang tuanya pergi dengan Ino maupun Tenten.

Sakura menarik napas kasar, "baiklah aku ikut. Dengan syarat tidak lebih dari dua jam!" Ucapnya. Mereka semua mengangguk.

Namun saat pulang sekolah, tiba-tiba Tenten bilang akan pergi kencan dengan Neji. Sakura ingin sekali membunuh sahabat bercepolnya itu. Tenten yang merasa aura membunuh itu langsung lari menuju gerbang sekolah dimana Neji tengah menantinya.

Sedangkan Ino langsung menarik Sakura ke dalam mobil agar sahabatnya itu tak kabur.

Flashback off

Sakura tersentak saat Ino menepuk bahunya pelan. "Kau melamun, Saki?" Tanyanya. Sakura hanya menggeleng pelan dan melanjutkan makannya.

Sebenarnya sejak tadi ia bisa merasakan tatapan dari sosok yang duduk di hadapannya- siapa lagi kalau bukan Uchiha, namun ia berusaha mengabaikannya.

Sedangkan sang pangeran Uchiha yang sejak tadi memperhatikan gadis musim semi itu sedikit menyeringai.
'Tak rugi ternyata aku mengikuti ajakan Sai dan Naruto bodoh itu.' Batinnya.

Flashback

"Naruto, aku dan Ino akan makan di cafe setelah pulang sekolah. Dia bilang akan membawa temannya." Naruto yang mendengar hal itu dari Sai langsung antusias.

"Wahhh benarkah? Aku ikut ya Sai ya ya ya." Rengeknya sambil menggoyang-goyangkan lengan pemuda pucat di depannya itu.

"Untuk apa aku memberi taumu jika kau tak ku ajak." Jawab Sai acuh. Naruto langsung melirik Shikamaru yang tengah mengotak-atik ponselnya. Merasa diperhatikan, Shikamaru menoleh pada Naruto yang tengah memamerkan cengiran bodohnya.

"Aku tidak ikut. Aku akan menyelesaikan gameku hari ini. Dan itu tidak bisa diganggu gugat." Putusnya cepat, Shikamaru paham dengan tatapan Naruto tadi.

"Apa-apaan si nanas itu, jika bukan tidur maka game adalah alasannya. Hidupnya monoton sekali." Naruto bersungut kesal. Kemudian ia menatap sahabatnya yang menurutnya tak kalah membosankan.

Dalam hati ia berkata, 'pria ini tak hanya hidupnya saja yang monoton, tapi ekspresinya juga. Apa dia tak memiliki ekspresi yang lain? Apakah wajahnya sudah membeku? Datar sekali.' Sasuke yang merasa diperhatikan langsung menatap tajam ke arah si kuning.

Glukk

Naruto kesulitan menelan salivanya. Tatapan itu seperti menyedot seluruh energi miliknya.

"Ke-kenapa kau me-menatapku seperti i-itu?" Tanyanya gugup.  Sedangkan si pemberi tatapan tajam hanya mengedikkan bahunya. Kembali mengarahkan pandangannya pada jendela kelas, menikmati pemandangan di luar sana.

Dengan takut-takut Naruto kembali berkata, "Te-teme, kau ikut dengan kami ya nanti ke cafe." Sasuke yang mendengar sedikit menyeringai, kemudian mengangguk pelan.

Naruto sebenarnya heran, tak biasanya Sasuke menerima ajakannya dengan semudah ini. Tapi ya sudahlah, toh malah bagus kan ia tak perlu susah-susah merengek.

Flashback off

"Teme! Kau tak memakan makananmu?!" Tanya Naruto dengan sedikit berteriak. Sasuke menggeram dan kemudian memakan makanan yang ada di hadapannya, meski onyx tajamnya tak pernah beralih dari sosok merah muda di depannya itu.

🌸🌸🌸

"Ya?"

"..."

"Kirim alamatnya, aku akan menuju ke sana."

"..."

"Baiklah."

Pip

Sosok merah itu kemudian mengambil jaketnya serta kunci motor di atas nakas. Setelah mendapat pesan dari seseorang, ia segera menuju garasi dan menunggangi kuda besinya.

20 menit kemudian pemuda itu sampai di sebuah cafe elegan.
'Dia seperti sedang mengajakku berkencan saja.' Batinnya.

Saat akan memasuki cafe tersebut ia bertemu sosok pemuda yang memiliki tatapan setajam dirinya.

Tatapan tajam itu saling menusuk satu sama lain. Seakan tak ada yang ingin mengalah.

"Ahh Gaara. Hai!"

.
.
.

TBC
Hai hai hai. Vote 1k+ arigatou gozaimasu 😘😘😘Gomen minna, singkat dan tak jelas 😹
Jangan lupa vote terusss!
Jangan jadi si pembaca misterius yang tak meninggalkan jejak 😄😄

Sampai jumpa di chap selanjutnya 😘😘😘❤

WARM WINTERSWhere stories live. Discover now