Petrikor, pertanda hujan kembali menemu rindu
Menyeruak dan mulai menusuk setiap batin yang pilu
Kau adalah kau yang pernah sengaja memburu bau, bau yang aneh
Katamu membenciku adalah alasan membuatmu setajam itu
Perlahan tapi pasti hati yang semula rindu kini menjadi abu
Petrikor, bau tanah hujan turun sepekat warna hitam
Kau membuatku jatuh berkali-kali
Kau membuatku bodoh berkali-kali
Kau membuatku lemah berkali-kali
Hanya untuk si rasa yang ujungnnya temaram
Bersama KAU PETRIKOR
Kau pergi seenak hati dan kaku
Aku tiada lagi bukan orang yang sama yang menemu rindu
Kau bahkan tidak lagi hujan yang gemericik
Kau bahkan tidak seasyik itu
Kau.Pembohong.Setelah.Hujan.
Kau menyuruhku selalu menanti dan menunggu
Lama sekali ketika suasana hatiku tidak cukup membaik
Dan setelah penantian itu yang kudapat bukanlah pelangi
Melainkan bau tanah yang kudapati menusuk
Aroma hujan saat turun di tanah kering
Bersama KAU PETRIKOR
Jangan membayangkan kau turun di samudera luas
Yang setiapnya menerimamu tanpa pasangka
Kau tetaplah petrikor yang mengundang bau
Meski terkadang hati baikku ini ambigu
YOU ARE READING
Si Pemilik Hati
Poetrysi pemilik hati adalah penilik bagian dari si pemilih yang baik hati namun ia tetaplah sendu yang kadang merintik atau kadang menertawai hingga kehilangan detik biarkan si pemilik hati bersuara siapa tau dia adalah yang paling kuat merasa siapkan ha...