Setiap pukul sepuluh malam aku menemu dirimu di gelapku
Mengangkasa sebuah rasa yang tak mampu kugambar dengan kuas-kuas rasa
Dingin tanpa perapian aku tersenyum tipis
Mengetukkan beberapa kali jari-jari ku pada dinding yang mulai senyap
Bersama pantulan rembulan menemani kegilaan mengingatmu
Manusia bagai perupa dewa yang mampu membekaskan luka
Dan itu ketemui setiap pukul sepuluh malam
Ku jauhi sepenuh hati pun tetap saja ingat
Karena tidak sepenuhnya membenci itu melupa, bahkan kadang sebaliknya
Aku terus saja melukai si hati yang pura-pura pergi
Memberanikan diri menulis bait-bait melodi yang sebenarnya rindu
Pukul sepuluh malam dengan susah payah membencimu
Menjauhi perasaan tiada batasku yang terus meminta juang
Jika tahu menyukai separah ini dan berujung benci
Mengapa harus diciptakan awal yang mengangumi?
Pukul sepuluh malam kurasa cukup hanya untuk menemui
Tidak lagi sampai esok hari atau bahkan menjelang senja dan dini hari
YOU ARE READING
Si Pemilik Hati
Poesisi pemilik hati adalah penilik bagian dari si pemilih yang baik hati namun ia tetaplah sendu yang kadang merintik atau kadang menertawai hingga kehilangan detik biarkan si pemilik hati bersuara siapa tau dia adalah yang paling kuat merasa siapkan ha...